RSUD Rantauprapat Butuh Dokter Paru, Radiologi dan Forensik

/ Sabtu, 14 Juli 2018 / 17.28.00 WIB
Direkatur RSUD Rantauprapat dr. Syafril R.M. Harahap, Sp.B saat mendampingi tim dari Kementrian Kesehatan RI dan Dinkes Provinsi Sumatera Utara meninjau ruangan-rungan yang ada di RSUD Rantauprapat. POSKOTA/OKTA

POSKOTASUMATERA.COM - RANTAUPRAPAT - Berdasarkan permintaan untuk memenuhi tenaga dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan, bukan hanya dokter anak dan dokter bedah, tetapi kami juga sangat membutuhkan dokter paru, dokter radiologi dan dokter forensik jika memungkinkan kami diberi.
Hal tersebut diungkapkan Direktur RSUD (Rumah sakit Umum Daerah) Rantauprapat dr. Syafril R.M. Harahap, Sp.B, dihadapan tim dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera,Selasa (26/6) pagi saat membuka kegiatan visitasi program WKDS (Wajib Kerja dokter spesialis) di Ruang Pertemuan RSUD Rantauprapat.

“Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat bukan hanya membutuhkan dokter anak dan dokter bedah saja tapi kami juga sangat membutuhkan dokter spesialis paru, spesialis radiologi dan dokter spesialis forensik untuk melayani kebutuhan warga masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dan sekitarnya”, kata dr. Syafril.

Direktur RSUD yang energik dan selalu peka terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu ini sangat berharap, semoga dengan adanya program/kegiatan WKDS ini dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Rantauprapat.

Tim dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang datang berkunjung dan menghadiri kegiatan WKDS tersebut terdiri dari Prof. DR. dr. Delfi Lutan, Sp.OG, kemudian DR. dr. Umar Zein, Sp.Pd, selanjutnya dr. Sudung Pasaribu, dr. Charles, Sp.A (IDAI) dan dr. Juliani, M.Kes.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan kunjungan ke ruangan-ruangan untuk melihat langsung sudah sejauh mana kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan jumlah tenaga dokter spesialis yang ada dan fasilitas yang tersedia.
Kemudian dihari yang sama juga  dilaksanakan kegiatan pengumpulan data studi evaluasi deteksi tes cepat molekuler (TCM) di Indonesia yang kali ini bertempat di RSUD Rantauprapat.

Kegiatan ini juga dibuka langsung oleh  Direktur RSUD (Rumah sakit Umum Daerah) Rantauprapat dr. Syafril R.M. Harahap, Sp.B yang dihadiri dr. H. Raflizar dan Nikson Sitorus dari Badan Litbangkes Kemenkes RI serta Daniel Manurung, SKM, MM dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu.

Menurut dr. Syafril kegiatan ini bertujuan untuk melihat langsung sejauh mana perkembangan kasus penyakit TB MDR yang disesuaikan dengan pemakaian alat pemeriksaan BTA yang sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu. (PS/OKTA)
Komentar Anda

Terkini: