Buta Aksara di Sumut Ditargetkan Berkurang 50%

/ Minggu, 09 September 2018 / 00.44.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-LUBUK PAKAM-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menghadiri acara puncak Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional di Alun-alun Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sabtu (8/9).

Gubsu Edy Rahmayadi dalam sambutannya menyampaikan akan berupaya mengurangi jumlah buta aksara di Sumut. Bahkan, dalam satu tahun, jumlah buta aksara yang saat ini mencapai 134.000 orang, ditargetkan akan berkurang hingga 50%.

Kabupaten Nias adalah daerah yang paling banyak buta aksaranya di Sumatera Utara. Karena itu, mengurangi buta aksara harus menjadi tekad bersama demi mencerdaskan kehidupan bangsa. “Cita-cita nasional kita salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagaimana kita bisa mencapainya dan mensejahterakan bangsa, jika membaca pun tidak bisa,” ujar Edy.

Selain itu, Edy juga mengapresiasi upaya dan dedikasi yang dilakukan para penggiat literasi di Sumut. “Terima kasih karena telah mencerdaskan kehidupan banga, khususnya di Sumatera Utara,” ujarnya.

Gubsu mengajak semua kalangan agar bisa bersama-sama berupaya membangun budaya literasi di daerah ini. “Semuanya demi kemajuan pendidikan di Provinsi Sumatera Utara,” katanya.

Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia telah melewati target jumlah buta aksara yang ditetapkan UNESCO. “Kita sudah memenuhi hasil rapat ketentuan UNESCO, minimun 5 persen, sekarang kita tinggal 2,02 % yang buta aksara. Ini tentu saja berada di daerah-daerah yang sangat sulit, karena itu penanganannya harus lebih spesifik,” ujarnya.

Mendikbud mengharapkan seluruh provinsi melakukan upaya pemberantasan buta aksara. “Seperti yang disampaikan Pak Gubernur, beliau mentarget paling cepat, paling tidak satu tahun diselesaikan Provinsi Sumatera Utara. Karena itu, saya berharap provinsi lain melakukan hal yang sama untuk memberantas buta huruf,” katanya.

Selain itu, juga diharapkan tidak terjadinya buta aksara kembali, karena kemampuannya tidak digunakan. “Mereka yang sudah melek aksara, jadi buta huruf  kembali hanya karena kemampuannya tidak bisa digunakan untuk hidupnya. Yang kita tekankan, bagaimana agar kemelekan aksara ini dapat diterapkan untuk hidupnya sehari hari,” ujarnya.

Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan mengapresiasi telah terpilihnya Deli Serdang sebagai tuan rumah perayaan Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional. “Ini merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan, kami maknai ini sebagai hasil dari kerja keras yang telah dilakukan para penggiat literasi melalui semangat kebersamaan,” katanya.

Ashari juga mengharapkan, acara tersebut dapat meningkatkan harkat dan martabat Sumatera Utara. “Pasca acara ini, Sumatera Utara khususnya masyarakat Deli Serdang akan lebih dikenal secara nasional, sebagai masyarakat yang berkomitmen terhadap keaksaraan,” katanya.

Pada kesempatan itu, diberikan Anugrah Aksara kepada 4 kabupaten/kota di Indonesia yakni, Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara), Bogor (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), dan Kota Tegal (Jawa Tengah). Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para penggiat literasi hingga masyarakat adat yang berkecimpung di dunia literasi.

Pada kesempatn itu, juga dilakukan peluncuran Kurikulum 2013 dan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan, yang ditandai dengan penekanan tombol secara bersama-sama oleh Gubsu dan Mendikbub.

Turut hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Sumatera Utara Wagirin Arman, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, Wakil Bupati Deli Serdang Zainudin Mars serta para peserta dan tamu undangan.

Resmikan Museum

Usai menghadiri acara puncak Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional, Mendikbud bersama Gubsu dan rombongan meresmikan museum Deli Serdang di Lubuk Pakam. Peresmian museum yang letaknya persis di depan kantor Bupati Deli Serdag itu ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua PKK Sumatera Utara Nawal Lubis Edy Rahmayadi, dan penandatanganan prasasti oleh Mendikbud, Gubsu dan Bupati Deli Serdang. Museum ini merupakan museum yang dibangun sejak tahun 2016. Mengoleksi berbagai benda bersejarah dan cerita tentang budaya daerah ini. (PS/HASAN BASRI)




Komentar Anda

Terkini: