POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Wakil Walikota Medan Ir. H. Akhyar Nasution, MSi
mengajak seluruh stakeholder dan lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam
mengatasi banjir di Kota Medan. Sebab, Pemko Medan tidak dapat bekerja
sendiri dalam menangani banjir tersebut. Untuk itu diperlukan keterpaduan
satu gerak langkah dari semua pihak sehingga persoalan banjir dapat teratasi di
ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Ajakan ini disampaikan Wakil Walikota ketika menjadi salah satu nara sumber
dalam acara talk show yang digelar iNews TV di Hotel Karabia Medan, Jumat
(26/10). Selain Wakil Walikota, anggota DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan
Purba, Syahnan dari Badan Metreologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah I
Medan serta Riandi dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Dalam talk show bertitel Polemik Sumut dengan mengusung materi “Soal
banjir, Ini Salah Siapa”, Akhyar memaparkan, banjir yang melanda Kota Medan
akibat ada 10 sungai yang melintasi Kota Medan mengalami penyempitan dan
pendangkalan sehingga harus dilakukan normalisasi. Sementara yang
berwenang melakukan normalisasi adalah Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II.
Kemudian Medan Urban Development Project (MUDP) yang dibangun tahun 80-an, jelas Akhyar, tidak dapat dimanfaatkan karena meski telah menghabiskan anggaran yang cukup besar. “Kita tidak tahu mana inlet-nya sehingga tidak bisa terkoneksi untuk menampung air. Padahal riol MUDP yang dibangun itu cukup besar,” kata Akhyar.
Kondisi ini diperparah lagi dengan sikap dan tindakan masyarakat dengan
melakukan pembetonan permukaan parit yang ada di depan rumahnya. Akibatnya, air
hujan tidak dapat masuk ke dalam parit sehingga menggenangi permukaan jalan
yang akhirnya berdampak dengan terjadinya genangan air dan banjir.
Atas dasar itulah, tegas Akhyar, mengatasi banjir tidak bisa dilakukan
Pemko Medan sendiri melainkan dukungan penuh semua pihak. “Artinya, harus
ada keterpaduan satu gerak langkah untuk mengatasi banjir. Dengan
demikian Pemko Medan dapat mengerjakan apa, Provinsi Sumut mengerjakan apa dan
BWS Sumatera II mengerjakan apa yang dilakukan bersama-sama,” ungkapnya.
Begitu pun imbuh Akhyar, langkah itu harus mendapat dukungan penuh seluruh
lapisan masyarakat. Jika tidak, keterpaduan satu gerak langkah yang dilakukan
akan sia-sia jika masyarakat tidak mendukungnya. Selain tidak membuang sampah
sembarangan dalam parit, dukungan bisa dilakukan masyarakat dengan tidak
membeton permukaan parit.
“Jika pun dibeton, permukaan parit harus memiliki lubang inlet untuk jalan
air mengalir menuju parit. Di samping itu kita juga harap masyarakat mau
mengorek parit yang ada di depan rumahnya masing-masing. Apabila ini dilakukan
masyarakat, insya Allah kita dapat mengatasi banjir. Medan merupakan rumah kita
bersama, jadi mari kita jaga bersama,” pesannya.
Talk show berlangsung alot, masing-masing nara sumber menyampaikan
argumentasinya dalam mengatasi banjir yang terjadi selama ini. Kemudian talk
show diisi tanya jawab dengan pengunjung yang dihadiri kalangan mahasiswa,
akademisi, pemerhati lingkungan serta komunitas pecinta sungai.(PS/RYANT)