Ribuan Umat Muslim di Sumut Minta Pembakar Bendera Tauhid Dihukum

/ Sabtu, 27 Oktober 2018 / 10.19.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-
Ribuan massa terdiri dari berbagai ormas Islam berkumpul di Kota Medan, Sumatera Utara mengadakan unjuk rasa damai. Mereka menuntut bubarkan Banser dan tuntut serta adili penista agama di halaman Poldasu,Jumat (26/10/2018) Pukul 14.15  Wib s/d 17.15 Wib.

Seseorang menyorakkan Takbir….., disambung oleh massa dengan kalimat Allahuakbar…, takbir…., kemudian bersama sama mengeraskan bacaan Allahuakbar.” ucapan mengagungkan Tuhan Sekalian Alam menggema di sepanjang Jalan Sisingamangaraja, yang sebelumnya pengunjuk rasa titik kumpulnya di Mesjid Raya Al Mashun. Massa mulai memgadakan unjuk rasa damai selesai Sholat Jumat melalui Jalan Sisingamangaraja terus menuju ke Mako Poldasu, sepanjang jalan tak henti hentinya mengumandangkan Takbir dan bersama sama bersyahadat menyebut kalimat Laillahi illallah Muhammad Rasulullah.
Unjuk rasa itu digelar sebagai protes keras terhadap pembakaran Bendera yang bertulisan Kalimat Tauhid di Garut, Jawa Barat yang semula disangka sebagai bendera HTI.

Pembakar bendera telah meminta maaf dan Polri berjanji akan mengungkap kasus itu dengan profesional dan proporsional.

Kendatipun begitu, massa yang terdiri berbagai unsur Ormas Islam dari berbagai daerah, baik dari Medan tetap menggelar unjuk rasa damai dibeberapa kota seperti Deli Serdang dan daerah lainnya, sementara dari daerah Kota Madya Binjai mereka menggelar aksi sendiri, masa yang terdiri dari laki laki dan wanita berjumlah ribuan ini menumpangi truk membawa pengeras suara, sepeda motor, mobil, dan becak, hingga berjalan kaki sehingga memadati sepanjang Jalan yang mereka lalui, dengan kibaran kibaran ratusan Bendera yang berwarna warni yang bertuliskan Kalimat Tauhid, ikat kepala bertuliskan La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumut mengecam keras pembakaran bendera berkalimat tauhid (22/10/18) di Garut yang dilakukan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Barisan aksi berencana akan melaporkan/membuat pengaduan ke Polisi para pembakar Bendera berkalimat Tauhid tersebut dan meminta pihak petugas mengusut sampai tuntas dan seadil adilnya dalam menjalankan upaya hukum yang telah menciderai umat Muslim.

Respon positif diharapkan dari Bapak Kapoldasu selaku orang pertama di Kepolisian Sumatera Utara ini agar memproses dengan adil, ucap salah seorang peserta aksi dari KAMMI.

Ketua GNPF Ulama Sumut, Heriansyah mengatakana agar umat Muslim di negeri ini supaya menolak keberadaan Banser dimanapun mereka berada.

"Karena dalam pandangan kita Banser ini tak ubahnya seperti Preman dan itu tampak pada perilaku mereka yang bernaung dibawah bendera agama, dan bendera yang dibakar Banser bukanlah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), melainkan Ar Roya, yang merupakan panji Rasulullah, yakni bendera hitam yang bertuliskan kalimat tauhid," tegasnya.

Bahkan ketika ada HTI pun, lanjutnya, bendera itu milik umat Islam. Bendera itu bukan bendera HTI. HTI memakai bendera itu karena mereka merasa mereka muslim, maka HTI memakai itu. Bukan karena bendera itu ada HTI, ini harus diluruskan.

"Banser sengaja memperlihatkan kebenciannya kepada simbol-simbol suci agama, pembakaran bendera berkalimat tauhid sebuah penistaan yang membangkitkan kemarahan umat Islam. Sekarang kita betul-betul marah, demi Allah kita marah, dan dengan ini kita tuntut Banser dibubarkan," katanya.

Pembakaran Bendera berkalimat Tauhid terkesan hanya rekayasa Banser, buktinya yang membawa bendera kok dilepas, malah emosionalnya sama Bendera, bukan sama yang memprovokasi.

"Pembuat/penyebar video mana orangnya…?? Kenapa tidak diketahui, jangan jangan ya mereka mereka juga (Banser)," ucap Kiki si peserta aksi yang tak henti hentinya teriak Takbir.(PS/RIADI)



Komentar Anda

Terkini: