Aktivis Tanjungbalai Tuding, Premanisme Back - Up Pekerjaan Proyek Gorong - Gorong oleh CV Nusantara Karya Anugrah

/ Kamis, 22 November 2018 / 11.30.00 WIB
Aktivis dan Wartawan Beserta Seorang Diduga Preman Mengaku Saat Terjadi Aksi Cek Cok Dan Debat Argumen. POSKOTA/SAUFI

POSKOTASUMATERA.COM - TANJUNGBALAI - Diketahui melalui Plank, bahwa Pekerjaan Proyek Gorong – Gorong yang bersumber dari APBD Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran (TA) 2018 yang dikerjakan oleh CV Nusantara Karya Anugrah dengan Pagu Anggaran senilai Rp. 589.856.000,- hingga kini masih terus menjadi sorotan Aktivis, Wartawan dan Masyarakat.

Investigasi Aktivis di Lapangan, Rabu (21/11/2018), terlihat Pembangunan Saluran Drainase Gorong - Gorong, Program Revitalisasi Saluran Perkotaan Di Jalan Jendral Sudirman LK IV (Pintu Masuk Pasar Beringin) Kelurahan Tanjungbalai Kota I Kecamatan Tanjungbalai, tepat berada di Inti Kota Tanjungbalai, diduga sarat menyalahi ketentuan dalam Bestek. Bahkan selama ini, diduga tidak lagi di kerjakan, alias Mangkrak, sehingga membuat masyarakat kecewa.

Beberapa Kalangan Aktivis Pemuda Tanjungbalai saat berada di Lapangan melihat, bahwa Pekerjaan Proyek tersebut sepertinya sengaja dilaksanakan pada Malam Hari untuk mengelabui Masyarakat.

Saat sedang melihat Pengerjaan Proyek, Aktivis dan Wartawan melihat seseorang Pria mengendarai Sepeda Motor Honda langsung memberhentikan Kendaraannya didepan para Aktivis dan Wartawan dengan jarak sekitar 2 Meter, mengaku panas Pekerjaan tersebut di Photo - Photo dan dipantau.

Orang tersebut mengaku pekerja saat itu, dengan keadaan membawa Tas Sandang, berpakaian Kaos Merah Kuning, tiba - tiba langsung menyosor serta mendatangi Aktivis dan Wartawan yang sedang melihat - lihat Pekerjaan Proyek Gorong - Gorong yang berada di Inti Kota Jalan Sudirman Tanjungbalai tersebut.

"Koq Photo - Photo Bang, ada apa Bang, Kita bukan marah Bang, etika Bang", katanya berlagak Preman. 

Saat dikatakan Wartawan dan Aktivis, bahwa siapa saja boleh memantau ditempat umum, Orang tersebut balik menjawab dengan nada tinggi.


"Emang boleh Bang, Kita tidak ada larangan, nggak masalah Bang", sebutnya dengan nada tinggi dan tersudut, serta binggung menjawab pernyataan Aktivis, serta Wartawan dan mengaku bernama Iwan.

Suasana memanas dan saling berdebat, saling Photo Wajah. Namun, saat ditanya apakah dirinya sebagai Pengawas, dengan nada keras dan lancang Ia membantah. 

"Saya pekerja aja Bang", katanya. 

Hal itu membuat Aktivis dan Wartawan heran melihat dirinya. Ia hanya seorang Pekerja, tapi kenapa melarang Aktivis dan Wartawan untuk memphoto kondisi Pengerjaan Proyek yang berada di Inti Kota Tanjungbalai dan selama ini telah menjadi sorotan para Penggiat Sosial, Wartawan dan Masyarakat.

"Kita pekerja di sini Bang", ucapnya lagi, namun dengan mimik panas dan emosi karena Pekerjaan Proyek tersebut disoroti .

Selama 5 Menit lebih, perdebatan terjadi, antara Pekerja tersebut dengan sejumlah Kalangan Aktivis dan Wartawan, diantaranya, Ketua Gari - SU Rudi Bakti, Ketua Permai Ahmad Fauzi Hasibuan, Ketua GM Pekat IB Mahmuddin SP, serta Ryanda Panjaitan, Al Amin dan Rio.

Para Aktivis menduga, Iwan yang mengaku sebagai Pekerja tersebut merasa terganggu karena Proyeknya di Photo dan disoroti, padahal, di Lapangan para Penggiat Sosial, posisinya agak berjauhan jarak dengan Proses Pengerjaan yang mereka lakukan pada Malam Hari tersebut.

Ketua Aktivis Gari - SU Rudi Bakti dengan nada santai menjelaskan kepada Iwan, apakah dirinya mengetahui Undang - Undang Keterbukaan Publik, namun dijawab lain oleh Iwan.

"Abang tau nggak Undang - Undang Keterbukaan Informasi Publik ?", tanya Rudi.

Iwan malah berdalih dengan nada lantangnya dan tidak masuk akal.

"Abang masuk rumah orang cemana", sebutnya lari dari topik pembicaraan.

Namun, ujarannya dijawab tenang oleh Rudi bersama Kawan Aktivis lainnya dengan nada santai.

"Ini di depan Publik Bang, apa lagi ini di Inti Kota Tanjungbalai dan sering Kami lintasi", cetus Rudi. 

Saat ditanyai Wartawan dan Aktivis lagi, apakah Ia diganggu saat bekerja."ada nggak Abang diganggu saat bekerja, kan nggak ada kan, apa lagi Kami lihat pun Abang bukan bekerjanya turun ke dalam Paret Gorong - Gorong itu, Abang sebenarnya sebagai apa ? Kita menduga ada Preman yang telah memback - up Pekerjaan ini", cetus Rudi dengan nada kesal dan diaminkan Aktivis lainnya.

Terkait kejadian tersebut, saat dikonfirmasi Wartawan Rudi mengatakan, bahwa pihaknya menyesalkan adanya tindakan yang diduga Premanisme oleh orang yang tidak dikenal dengan Perawakan Lengan Bertato dan menyandang Tas Sandang, menghalangi Kalangan Aktivis dan Wartawan melakukan Investigasi pada Malam tersebut. 

"Kami menyesalkan adanya tindakan yang kami duga itu Premanisme yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal, dengan Lengan Bertato dan menyandang Tas Sandangnya yang Kami anggap telah menghalangi Kita saat melakukan Investigasi Malam tersebut, mengaku pekerja, namun Kami lihat ia bukan bekerja", sebut Rudi.

Untuk itu, tambah Rudi, pihaknya sebagai Penggiat Sosial dan Pemerhati di Kota Tanjungbalai, sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan orang tersebut, seakan menjadi Pemback - Up Kegiatan Proyek tersebut.

"Setelah Kita telusuri, ternyata, diduga orang tersebut adalah utusan dari orang terdekat Walikota berinisial YUS", kata Rudi.

Menyikapi hal itu, Ketua Permai Tanjungbalai - Asahan Ahmad Fauzi Hasibuan SH didampingi Muhammad Ryanda Panjaitan kepada Wartawan mengatakan, bahwa Pihaknya tersebut diduga dikerjakan asal jadi oleh Oknum - Oknum sepihak untuk meraup keuntungan besar.

"Kami lihat, Proyek tersebut diduga dikerjakan asal jadi oleh orang yang ingin meraup keuntungan besar dan tidak sesuai dengan ketentuan atau Bestek, makanya Kami turun melakukan Investigasi dengan cara memphoto", ucap Ryanda. 

Tapi tiba - tiba, sebutnya lagi, ada seorang diduga Oknum Premanisme yang mengaku sebagai Pekerja, namun ketika ditanya dirinya sebagai apa, Dia hanya menjawab sebagai pekerja. Demikian pula saat Wartawan mengkonfirmasi dirinya, Iwan tetap mengaku dipekerjaan oleh Dinas PUPR Tanjungbalai.

Dan ditanya masalah Pekerjaan Proyek yang diduga terdapat banyak kejanggalan, Pria Bertato ini nggak bisa menjawab dan menyuruh Wartawan agar langsung ke Dinas saja.

"Tapi koq kenapa Dia yang malah marah. Ironisnya, Kami melihat di Lapangan, Dia tidak ada turun bekerja ke dalam Gorong - Gorong, Ia mengaku dipekerjakan oleh Dinas PUPR Tanjungbalai", cetus Ryanda.

Pihaknya juga sangat menyesalkan hal tersebut dan meminta Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Tanjungbalai dan PPTK serta Pengawasnya untuk meninjau ulang dan turun langsung ke Lapangan.

Menurutnya, hasil Investigasinya pada malam itu menemukan, bahwa Susunan Batu Gorong - Gorong tidak sesuai dengan Bestek, terlihat berliuk - liuk seperti Ular. Selain itu, diduga juga ke dalam Gorong - Gorong belum stabil, sehingga belum tertata baik dan masih terlihat miring.

Dikatakannya, dalam waktu dekat, pihaknya yang tergabung dari beberapa Kalangan Penggiat Aktivis di Tanjungbalai, akan menyurati Dinas PUPR Kota Tanjungbalai serta Walikota Tanjungbalai.

Kepala Dinas PUPR Mulkan ST, maupun PPTK terkait Pada Proyek tersebut, hingga berita ini diterbitkan belum dapat dikonfirmasi oleh Wartawan. (PS/SAUFI)

Pekerjaan Gorong Gorong Diduga Mangkrak Dan Dikerjakan Asal Jadi Oleh CV Nusantara Anugerah. POSKOTA/SAUFI
Komentar Anda

Terkini: