POSKOTASUMATERA.COM-MUBA-Sudah
puluhan tahun Jalan Inpres di Desa Bumi Ayu Kecamatan Karang Watan, kabupaten
Musi Banyuasin (MUBA) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) belum tersentuh
pembangunan jalan yang memadai dari Pemerintah setempat hingga bagai kubangan
kerbau.
Warga
setempat menuturkan, hingga kini akses satu satunya masyarakat disana, masih
menggunakan jalan tanah merah penuh lumpur, kondisi ini membuat ratusan warga
yang tinggal di kawasan tersebut seakan terisolasi di tengah gemerlapnya
pembangunan Kabupaten MUBA.
"Jalan
ini tidak pernah dibangun, sejak tahun 1985 silam, padahal jalan ini merupakan
jalan terdekat untuk kami bisa sampai ke talang, Kalau musim hujan kami harus
melewati jalan karang ringin yang jarak tempuhnya bisa puluhan kali
lipat," tutur Faizar (48) salah satu warga setempat, Selasa (18/12).
Padahal
menurutnya banyak sekali orang yang punya jabatan penting di Pemerintahan
Kabupaten Musi Banyuasin yang berasal dari Desa Bumi Ayu, namun sepertinya
mereka tidak peduli dengan kondisi jalan yang ada di Desa mereka itu sendiri.
Faizar
juga mengungkapkan, bahwa jalan tersebut merupakan akses penting bagi ribuan
masyarakat disana, karna di sepanjang jalan terdapat beberapa rompok atau
talang (sekelompok penduduk,red) yang dimayoritasi oleh warga Desa Bumi Ayu dan
sekitarnya.
Dituturkannya
lagi, jika selama ini warga bergotong royong untuk memperbaiki jalan tersebut,
tentunya dengan alat dan bahan seadanya tapi hal itu tentu saja tidak bertahan
lama hanya untuk sementara waktu saja lalu rusak lagi apalagi di musim
penghujan.
"Kami
minta pemerintah turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi jalan dan
kami disini, agar jalan tersebut secepatnya dibangun dan warga yang tinggal di
Talang ini dijadikan kampung sehingga ada yang memerintah disini seperti
Kadus,"harapnya.
Dari
Pantauan wartawan, kondisi jalan tersebut memang nyaris hancur, jauh dari kata
layak, selain berlumpur disepanjang jalan diselimuti semak belukar yang nyaris
menutupi badan jalan, sehingga jalan sepanjang 6 kilometer itu nampak tidak
tidak pernah dirawat.
Tidak
jarang kendaraan roda dua sebagai alat transportasi warga mengalami rusak
akibat memaksakan kendaraannya menerobos genangan air bercampur lumpur
disepanjang jalan untuk mengeluarkan hasil pertanian mereka dan berbelanja guna
memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga mereka. (PS/SUHERMAN)