POSKOTASUMATERA.COM-SINGAPURA-Kapolri
Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D., Selasa, 22 Januari
2019, kembali ke almamater tempatnya berkuliah di Nanyang Technological
University (NTU) Singapura. Kali ini bukan untuk menuntut ilmu, namun untuk
memberikan kuliah tentang penanggulangan terorisme di salah satu universitas
terbaik dunia tersebut.
Kapolri
memberikan kuliah dengan judul Strategy and Counter Strategy of Terrorist Networks, Case Study Indonesia,
kepada para peserta 12 th Terrorism Analyst Training Course. Kursus diikuti
oleh 50 peserta dengan berbagai latar belakang profesi dari 14 negara, termasuk
6 mahasiswa program magister dan doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian
(STIK), Jakarta.
Dalam
kuliah berdurasi lebih dari 1,5 jam tersebut, Kapolri menyampaikan berbagai isu
terkini terkait strategi penanggulangan terorisme di Indonesia. Mulai dari
penjelasan tentang konsep dasar dan bentuk-bentuk terorisme, sejarah
perkembangan terorisme di tanah air dan terorisme global, strategi
penanggulangan terorisme di Indonesia, sampai dengan analisis mengenai
efektivitas strategi penanggulangan terorisme di Indonesia.
Kapolri
menilai bahwa penanggulangan terorisme di Indonesia yang mengkombinasikan
pendekatan hard power berupa penegakan hukum secara tegas, profesional, dan
dengan menunjunjung tinggi nilai-nilai HAM, dengan pendekatan soft power berupa
deradikalisasi, kontraradikalisasi, kontraideologi, netralisasi saluran
penyebaran ideologi radikal, serta netralisasi situasi kondusif terhadap
penyebaran ideologi radikal, sangat efektif dalam upaya penanggulangan
terorisme di Indonesia.
Selain
itu, pendekatan penegakan hukum juga sangat tepat diterapkan di Indonesia dalam
iklim demokrasi yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan penghormatan
terhadap nilai-nilai HAM. Pendekatan penegakan hukum telah berhasil merebut
simpati publik kepada Pemerintah negara dalam upaya penanggulangan terorisme.
Kombinasi
antara pendekatan hard power dan soft power tersebut juga dinilai berhasil dan
telah menarik berbagai Pemerintah negara asing dan lembaga internasional.
Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang dinilai berhasil mengatasi
permasalahan terorisme dengan cara-cara terhormat dan bermartabat di mata
dunia.
Acara
perkuliahan ditutup dengan tanya jawab yang dipandu oleh Deputy Head of
International Centre for Political Violence and Terrorism Research pada S.
Rajaratnam School of International Studies, NTU, Dr. Jolene Jerard. Para
peserta tampak sangat antusias untuk mengajukan pertanyaan kepada Kapolri,
sehingga diskusi berlangsung dengan sangat hangat.(PS/RIADI)