Kelompok Konservatif Diduga Dibalik Berbagai Isu Hoax Jelang Pilpres

/ Selasa, 08 Januari 2019 / 01.45.00 WIB




POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Berita-berita hoax yang muncul di masyarakat menjelang Pilpres 2019, terlihat telah di desain begitu sistematis dan massif. Dipastikan, ada aktor-aktor intelektual yang berada dibalik itu semua, dan diduga adalah kaum konservatif dan ultra nasionalis.

“Saya menduga kaum konservatif bekerjasama dengan gerakan ultra nasionalis berada dibalik berbagai isu hoax yang terus terjadi jelang Pilpres. Terbaru isu 7 kontainer asal China berisi surat suara telah dicoblos yang juga hoax. Ini sangat meresahkan bila terus dibiarkan,” kata Ketua Forum Aktifis 98 Sumut, Muhammad Ikhyar Velayati Harahap, kepada poskotasumatera.com, Senin (7/1/2019), di Aceh Corner Jalan Slamet Ketaren Medan.

Disebutkan Ikhyar, untuk isu hoax  7 kontainer berisi jutaan surat telah dicoblos, sepertinya memang telah di desain dengan sistimatis, terstruktur dan massif. Tujuannya untuk delegitimasi KPU  yang bermuara pada deligitimasi pemerintah yang sah saat ini.

“Isu hoax tentang 7 kontainer surat suara di coblos memang sengaja di munculkan setelah sebelumnya marak perdebatan tentang kotak suara kardus. Tujuannya untuk delegitimasi penyelenggara pemilu (KPU) dan pemerintah. Hal ini terlihat dari konten, pola dan metode penyebaran isu serta dampak yang terjadi setelahnya,” ujar Ikhyar.

Ikhyar menjelaskan pilihan kata surat suara di coblos mungkin dari negara China memang ditujukan untuk membuat kemarahan dan kebencian massa. “Pilihan kata dalam percakapan rekaman video yang menyebut dicoblos mungkin dari China, bukan hal yang kebetulan. Tetapi, dirancang untuk mengaktifkan kemarahan massa. Apalagi memori dan alam bawah sadar massa sudah lama di cekoki isu-isu tentang China dan Komunis berada di belakang pemerintahan Jokowi selama bertahun tahun. Pesan yang ingin di sampaikan dalam rekaman video itu bahwa China dan komunis membantu Jokowi dalam melakukan kecurangan Pemilu,” jelas bung Ikhyar demikian akrab di sapa.

Jika skenario isu hoax ini berhasil,  kata Ikhyar, setidaknya ada tiga keuntungan yang di dapat oleh pembuat isu, pertama elektabilitas Jokowi akan jatuh. Yang kedua, bila Jokowi menang pemilu, maka akan dinyatakan telah melakukan kecurangan sehingga ada landasan hukum dan politik untuk mendeligitimasi pemerintahan hasil Pemilu 2019, yang bisa bermuara pada cheos bahkan perebutan kekuasaan secara ilegal (berontak).

Yang ketiga, papar Ikhyar, dalam proses tahapan pemilu saat ini, isu hoax coblos sangat efektif mengintrupsi pandangan negatif umat Islam terhadap capres yang menolak test baca Al Qur’an dan sholat yang di kumandangkan Ikatan Da’i Aceh. Isu tersebut membuat citra salah satu capres di perkirakan terpuruk ke jurang kehancuran.

“Seandainya isu hoax ini tidak segera di antisipasi, besar kemungkinan skenario pendelegitimasian Jokowi sebagai kontestan pemilu akan berhasil. Dan jikapun menang, maka potensi kerusuhan dan perang saudara akan terjadi seperti di Suriah. Karena dua kekuatan umat Islam akan berhadap-hadapan dalam mempertahankan sikap dan posisi politik pasca Pemilu 2019. Dan saya menduga sutradara dari grand skenario ini adalah kelompok konservatif  bersekutu dengan  ultra nasionalis yang membonceng pemilu demokratis untuk tujuan yang anti demokrasi,“  tegas Ikhyar di akhir pembicaraan. (PS/HASAN)

Komentar Anda

Terkini: