Presiden RI Diminta Perhatikan Nasib Pedagang Pakaian Bekas Tanjungbalai

/ Jumat, 11 Januari 2019 / 01.08.00 WIB
Pendiri Asosiasi Pedagang Pasar TPO Monza Pakaian Bekas Mulia Simatupang Saat Dikonfirmasi Wartawan. POSKOTA/SAUFI

POSKOTASUMATERA.COM - TANJUNGBALAI - Mewakili Ribuan Pedagang Pakaian Monza di Tanjungbalai, Asosiasi Pedagang Pakaian Pasar TPO Pakaian Bekas Monza meminta agar kiranya Presiden Republik Indonesia (RI) Ir H Joko Widodo dapat memperhatikan Nasib Ribuan Pedagang Monza yang ada di Tanjungbalai, serta menyahuti Aspirasi mereka.

Keluh kesah para Pedagang tersebut, sepertinya kedepan, Pakaian Bekas alias Monza sangat sulit didapat dan harganya semakin mahal. Untuk itu, para Pedagang meminta serta menuntut Presiden RI agar dapat mengkaji Ulang Permendag No. 51/M-DAG/PER/2015 Tentang Impor Pakaian Bekas.

Demikian dikatakan oleh Pendiri Asosiasi Pedagang Pasar TPO Monza Pakaian Bekas Mulia Simatupang kepada POSKOTASUMATERA.COM saat dikonfirmasi di Tanjungbalai, Kamis (10/1/2019).

Mulia Simatupang juga mengatakan, terkait Aksi Unjuk Rasa yang dilakukan pihaknya beserta para Pedagang Monza se Kota Tanjungbalai kemarin, seperti Walikota Tanjungbalai HM Syahrial SH MH tidak dapat berbuat apa - apa, karena harus mengacu kepada Permendag tersebut. 

Namun begitu pun, Walikota dalam keterangannya menjawab tuntutan para Pengunjuk Rasa dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan FKPD Pemko Tanjungbalai.

"Jadi Kami selaku Ketua Asosiasi akan menunggu Hasil pertemuan FKPD Pemko Tanjungbalai itu. Tapi, ironisnya dilapangan saat ini, betapa sunyinya Pasar TPO dikarenakan tidak masuknya Import Monzake Tanjungbalai dan Harganya Mahal. Ya, selaku Pedagang, Kita sangat Prihatin. Hingga Pukul 17.30 Wib Dagangan Monza digelar, belum tentu ada yang laku", sebut Mulia.

Menurutnya, kemungkinan besar hal itu dikarenakan barang yang dipajang oleh para Pedagang adalah barang dagangan yang lama, karena belum masuknya barang Import Monza yang baru. Dan jikalau ada harganya mahal untuk di dapatkan per Satu Ballpressnya.

"Secara Ekonomi, Kami sangat dirugikan dan Pembelipun tidak berkunjung ke Pasar TPO Monza yang selama ini dikenal di Tanjungbalai ini. Yang dirugikan ini jumlahnya bukan sedikit, tapi Ribuan Pedagang seperti Kami ini, mengantungkan hidup di Pakaian Bekas Monza. Ada Dua Ribuan lebih Kepala Keluarga yang mempertaruhkan hidupnya dengan berdagang Pakaian Bekas atau Monza di TPO Tanjungbalai", ungkap Mulia.

Menurutnya, sudah hampir setahun Import Ballpress Monza di Tanjungbalai tidak masuk. Namun, informasi yang didapat, Ballpress Monza yang ditunggu para Pedagang tersebut masuk di daerah lain untuk dibawa ke TPO Tanjungbalai, tapi harganya cukup mahal.

"Padahal, kebutuhan Pakaian Bekas tersebut adalah untuk golongan Masyarakat Ekonomi Lemah, jadi bagaimana nantinya Kami menjual barang yang harganya tinggi untuk orang yang susah", cetus Mulia.

Akibat tidak masuknya Ballpress Monza ke Tanjungbalai, lanjut Mulia, harga Pakaian Bekas menjadi naik, per Ball nya hingga menembus harga Rp. 2 - 3 Juta  lebih. 

"Otomatis, kami menjual, mengecer Monza tersebut semakin susah dan diyakini pembeli juga enggan untuk membeli, dikarenakan harga yang tinggi. Padahal, Pakaian Bekas atau Monza, Kita ketahui dari dulu harganya sangat sangat murah, dulunya kemeja itu bisa dijual dengan harga 20 - 30 Ribu. Namun sekarang ini tidak dapat dijual seperti itu lagi. Untuk kondisi hari ini, Kita terpaksa menjual diatas harga dari yang lama, dilema ini tidak akan terjawab jika tidak mendapatkan kebijakan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kota Tanjungbalai", tandas Mulia dengan nada kesal.


Harapannya, keluhan Ribuan Pedagang Monza tersebut segera mendapat respon dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Rl Joko Widodo. Sehingga, keberadaan Monza di Tanjungbalai tidak lagi langka dan diwarnai dengan harga yang tinggi.

"Pak Presiden Joko Widodo, tolonglah. Kami ini kan Rakyat mu, Bagian dari Bangsamu, Bagian dari NKRI, Kami juga mau hidup, kiranya tinjau kembali peraturan itu atau buat kebijakan tentang peraturan tersebut. Sehingga bagaimana masyarakat kota Tanjungbalai ini dapat menghidupi keluarganya, dapat menyekolahkan anaknya dengan hasil berdagang di Pasar TPO Pakaian Bekas ini yang sudah bertahun - tahun lamanya", ujar Mulia.

Pihaknya juga meminta kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam hal ini kepada Walikota Tanjungbalai HM Syahrial SH MH dan instansi terkait, agar segera memberikan solusi Terkadang kekuhan para Pedagang Monza, serta dapat membuat suatu kebijakan yerkait hal tersebut, baik Perda maupun Perwa.

Ditanya tentang pembeli antar Pedagang dirugikan, Mulia mengatakan, bahwa hal itu sangat dirugikan sekali, sebab yang datang kemari bukan hanya Pembeli untuk Pemakai Monza, tetapi juga Pembeli Borongan yang akan dibawanya untuk didagangkan ke Kebun, Desa serta kepelosok - pelosok yang berasal dari luar Tanjungbalai yang ada di Sumatera Utara , baik dari Asahan, Batubara, Labura, Medan dan daerah lainnya.

"Masyarakat Pinggiran tersebut adalah orang - orang marginal yang membutuhkan barang Pakaian Bekas ini, karena mereka mengetahui bertahun - tahun Tanjungbalai dikenal dengan Monza Pakaian bekas (Ballpres) yang juga merupakan Icon Kota Tanjungbalai", sebut Mulia.

Ditegaskannya, apabila hasil Rapat Forkopimda Kota Tanjungbalai tidak mendapatkan hasil yang dapat menyahuti Aspirasi  Pedagang Monza, maka dipastikan Ribuan Masyarakat Pedagang Monza TPO Pakaian Bekas akan melakukan aksi kedua dengan jumlah pendemo yang jauh lebih besar yang akan menduduki Kantor Walikota Tanjungbalai. (PS/SAUFI)

Komentar Anda

Terkini: