POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Walikota
Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH dan
Wakil Walikota Ir H Akhyar Nasution MSi
kembali meninjau jalan alternatif (tembus) yang menghubung Simpang
Selayang dengan Pasar Induk Lau Cih, Kamis (17/1). Saat ini jalan tembus yang
baru selesai dibangun baru satu ruas jalan dengan ukuran panjang 630
meter dan lebar 6,5 meter. Direncanakan, tiga ruas jalan lagi pembangunannya
menyusul untuk mendukung kelancaran arus kenderaan yang keluar masuk dari pasar
induk modern terbesar di Sumatera Utara tersebut.
Peninjauan
ini dilakukan Walikota untuk melihat
sejauh sama progres pembangunan jalan alternatif yang telah dilakukan. Begitu
melihat baru satu ruas jalan yang selesai, Walikota sempat marah. Sebab, ia menilai pengerjaan
yang dilakukan terlalu lambat sehingga keberadaan jalan alternatif yang
bertujuan untuk mempersingkat akses menuju Pasar Induk Laucih belum dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat.
Selain Wakil
Walikota , peninjauan yang dilakukan Walikota turut didampingi Kadis Pekerjaan Umum Khairul
Syahnan, Kadis Perhubungan Renward Parapat, Kabag Humas Ridho Nasution dan
Camat Medan Tuntungan Gelora Kurnia Putra Ginting. Setelah melihat
pembangunan jalan alternatif belum rampung, langsung mengistruksikan
kepada Syahnan segera mempercepat penyelesaian tiga ruas jalan lagi.
Apalagi di
tengah-tengah empat ruas jalan itu nantinya, juga akan dibangun jalur Light
Rail Transit (LRT) sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan yang ada di
Kota Medan. “Saya minta pembangunan jalan altenatif ini secepatnya
diselesaikan. Setelah itu selesai akan dilanjutkan dengan pembangunan
jalur LRT yang akan menghubungkan bagian selatan Kota Medan (Pasar Indul
Laucih) hingga bagian utara Kota Medan (Jalan William Iskandar/Pancing).
Keberadaan LRT ini sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan di Kota
Medan,” kata Walikota .
Dijelaskan Walikota
, jalur LRT yang akan dibangun nanti sepanjang 17,3 kilometer. Direncanakan,
jalur LRT itu akan melintasi Stasiun Besar Kereta Api Medan, Jalan
Williem Iskandar, Jalan M Yamin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda,
Jalan Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan Setia Budi, Jalan Jamin Ginting
dan terakhir di Pasar Induk Laucih.
Selain
pembangunan LRT, jelas Walikota , Pemko Medan juga akan menghadirkan Bus Rapid
Transit (BRT) yang akan menghubungkan Terminal Terpadu Amplas dan Terminal
Terpadu Pinang Baris guna mendukung upaya mengurai kemacetan di Kota
Medan. Dikatakannya, LRT dan BRT ini nantinya akan terpadu sehingga masyarakat
nantinya lebih memilih menggunakan angkutan massal dibandingkan angkutan
pribadi.
Itu sebabnya
Walikota mendesak agar pecepatan
penyelesaian pembangunan jalan alternatif harus secepatnya dilakukan. Walikota tidak mau ada alasan, sebab keberadaan jalan
alternatif memang sangat vital. Selain mendukung kelancaran akses keluar
masuk pasar induk dan mengatasi kemacetan, juga mendukung geliat perekonomian.
Khairul
Syahnan pun langsung mengamini instruksi Walikota tersebut. Dia beserta jajarannya akan bekerja
keras untuk menyelesaikan pembangunan jalan alternatif tersebut. “Kita segera
mempercepat penyelesaian pembangunannya (jalan alternatif), insya Allah
ketiga ruas jalan akan selesai pada April 2019 karena kita menggunakan sistem
e-katalog,” janji Syahnan.
Usai
mengecek kondisi jalan alternatif, Walikota bersama Wakil Walikota selanjutnya meninjau titik-titik yang akan
dijadikan lokasi berdirinya jalur LRT, begitu juga lokasi yang akan dibangun
menjadi Depo LRT nantinya. Begitu proses administrasi dan anggaran sudah
rampung, Walikota mengatakan pembangunan
LRT pun segera dilakukan.
Sementara
itu menurut Kadis Perhubungan Kota Medan Renward Parapat yang ikut dalam
peninjauan, pembangunan LRT dan BRT seharusnya sudah dimulai tahun 2010 namun
masih terkendala dengan anggaran. Di maping itu ungkap Renward, Pemko Medan
juga kemarin telah diskusi dengan pihak Provinsi Sumatera Utara terkait
pembangunan LRT dan BRT tersebut.
“Dari hasil
diskusi yang dilakukan, pihak Provinsi Sumut mungkin ingin bergabung dengan
kita terkait pembangunan LRT dan BRT. Selain itu dalam kesimpulan diskusi
kemari, Bapak Sekda akan ekspose sama Bapak Gubsu. Dengan demikian
harapan kita pembangunannya dapat dilaksanakan bersama sehingga anggaran
pendanaan untuk pembangunan LRT dan BRT dengan menggunakan APBN nantinya bisa
dibantu pihak Provinsi Sumut,” ungkap Renward.
Kemudian
Renward menjelaskan, pembangunan LRT dan BRT menggunakan anggaran APBN dan
pihak ketiga karena dilakukan dengan sistem KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha). Kita (Pemko Medan) selaku PPJK-nya (penanggung jawab) kegiatan. “Yang
pasti pembangunan LRT dan BRT ini merupakan ide dan usulan Bapak Walikota ,”
paparnya.
Selanjutnya
Renward memaparkan, angkutan umum yang melintasi kawasan selatan ini nantinya
akan memasuki kawasan Pasar Induk Laucih, begitu juga dengan bus yang masuk
AKAP (Angkutan Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi)
berpangkalan di Pasar Induk Lau Cih. Oleh karenanya Renward akan
mengkordinasikan itu dengan pihak Dishub Provinsi Sumut.
Setelah
jalan alternatif selesai dibangun dan efektif digunakan, Renward mengatakan
pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional untuk memasang traffic light di persimpangan jalan
alternatif yang masuk dari persimpangan Jalan Jamin Ginting dan Simpang
Selayang, begitu juga di pintu masuk yang selama ini dipergunakan guna mempermudah
masyarakat maupun pedagang keluar masuk Pasar Induk Laucih. (PS/RYANT)