Blueprint dan AMDAL Rencana Tol Dalam Kota Medan Dipertanyakan

/ Minggu, 10 Maret 2019 / 12.24.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Puluhan orang pegiat sosial dan lingkungan mempertanyakan Blue Print dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) atas rencana pembangunan Tol dalam Kota yang akan dibangun di sepanjang pinggir Sungai Deli.

Aspirasi ini disampaikan saat para aktivis itu berkumpul di Taman Maharani Aloha Kampung Besar kelurahan Martubung  kecamatan Medan Labuhan, Sabtu (9/3/2019) sore.

Acara bertajuk gelar tikar dan bincang bincang santai ala rekreasi ini menjadi perhatian pengunjung Taman Maharani yang biasa digunakan sebagai fasilitas olah raga sore oleh warga setempat.

Pantauan awak media sejumlah aktivis yang hadir seperti Effendi Naibaho pemerhati Danau Toba, Wibi Nugraha dari Rumah Mangrove, Ali Hanafiah Marbun pelaku usaha warga pinggiran Sei Deli, Muhammad Isa Al Basir Ketua Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, serta nara sumber Indra Mingka Ketua Lembaga Konservasi Lingkungan Hidup (LKLH) Sumut.

Acara yang dipandu oleh Saharuddin Koordinator Gerbrak dan Aktivis Medan utara ini juga direspon positif oleh sejumlah tokoh seperti Nazaruddin tokoh nelayan dan Abdul Rahman yang akrab disapa Atan yang menjabat Ketua Karang Taruna Belawan.

Aktivis berkumpul di pinggir sungai ditemani kopi, teh dan gorengan membahas soal penandatanganan MoU antara Pemprov Sumut, Pemko Medan, Pemkab Deliserdang bersama PT Citra Marga Nusphala Persada (CMNP) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) yang sudah berlangsung di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Jumat (1/3) lalu.

Menurut Saharuddin, rencana dibangunnya jalan tol sepanjang 30,97 km merupakan terobosan pembangunan yang visioner,  proyek swasta murni berbiaya Rp 7 triliun. 

Dijelaskannya, sesuai informasi yang diperoleh pembangunan tol dalam kota direncanakan dimulai pada Juni 2019 dan rampung dalam tempo dua tahun, diperkirakan pada Juni 2021. "Ya, patut diapresiasi sebab ruas tol dalam kota itu dibangun mengikuti aliran Sungai Deli," katanya.

Sementara Muhammad Isa Albasir Ketua KNTI mengatakan, diketahui bahwa Sungai Deli yang hulunya mengaliri sejumlah kecamatan dan kelurahan di Kota Medan bermuara ke laut Belawan di kawasan Medan Utara.

"Daerah Aliran Sei Deli (DAS)  pada sisi kanan dan kirinya terdapat rumah penduduk. Kita wajib meminta penjelasan Pemerintah rencana tol ini bermula dari mana dan sampai dimana? Serta apa manfaat nya bagi nelayan dan bagaimana solusi terhadap masyarakat yang terkena dampak? Kita tunggu sosialiasinya atau kita datangi Gubsu atau Walikota Medan," ujar Tokoh Nelayan ini.

Sementara Indra Mingka Ketua LKLH Sumut mengutarakan, meskipun belum tahu betul blueprint nya seperti apa, akan tetapi dampak sosial dan ekonomi nya pasti dapat dirasakan.

"Kita minta kajian AMDAL dibuka secara transparan, jangan seperti AMDAL Podomoro yang sampai digugat baru dimunculkan," ujar aktivis lingkungan ini.

Ditempat yang sama Effendi Naibaho berharap, masyarakat dan pemerintah bersama merawat Sungai Deli sebagai icon Kota Medan.

"Kita mendukung gagasan Gubernur Sumut untuk membangun tol sungai, akan tetapi harus tetap menjaga nilai estetika Sungai Deli ini," pungkasnya. (PS/SYAMSUL/REL)


Komentar Anda

Terkini: