Mengupas Khabar Terbaru Proyek Gedung SMKN 1 STM Hulu

/ Jumat, 29 Maret 2019 / 22.37.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-STM HULU- Pembangunan gedung SMK Negeri 1 STM Hulu di lokasi yang curam sehingga harus berjalan kaki ke sekolah tersebut meski lokasi tanah yang cukup strategis. Poskotasumatera akan mengupas info akhir pembangunan gedung SMKN 1 STM Hulu ini.

Dari keterangan diperoleh tanah lokasi sekolah ini dihibahkan oleh masyarat desa kepada pemerintah untuk pembangunan Unit Sekolah Baru SMK Negeri STM Hulu berdiri di atas lahan 15.187. M2 di Desa Liang Muda Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang. Lahan SMK Negeri STM Hulu ini atas hibah masyarakat sesuai surat Camat STM Hulu nomor 422.1/492 tanggal 11 Juli 2017.

Pembangunan SMK Negeri STM Hulu bersumber dari APBD Sumut TA 2017, senilai Rp 4.213.633.000. Dan pemenang tender itu PT Dayatama Citra Mandiri dengan nilai kontrak Rp 4.166.057.000. tanggal mulai kontrak yakni 4 Oktober 2017 dan berakhir 22 Desember 2017. 

Dalam pelaksanaannya banyak sekali kendala yang dihadapi.Diantara alasannya terdapat perubahan tata letak salah satu unit bangunan akibat batu alam besar berada di lokasi pertapakan awal bangunan itu. Dan curah hujan yang tinggi pada saat pelaksanaan pembangunan unit sekolah baru mengakibatkan tertundanya beberapa pekerjaan konstruksi.

Maka patut di duga dalam perencanaan awal tak pernah dilakukan survei pada perencanaan awal. Namun namun pelaksana terkesan abai  Artinya tidak ada yang salah dalam pekerjaan itu. Namun faktanya pembangunan SMK Negeri STM Hulu Deli Serdang yang dikerjakan PT Dayatama Citra Mandiri terkesan asal jadi alias amburadul.

Dikutip dari masyarakat setempat, Jumat (29/3/2019) PT Dayatama Citra Mandiri Itu nama direkturnya Heriansyah Putra Sitinjak.  Dijelaskan warga, kontraktor ini pernah menjelaskan pekerjaaan pematangan lahan dan bangunan pengaman terdiri dari, galian tanah, timbunan tanah setempat, timbunan tanah didatangkan, pekerjaan bronjong, pekerjaan halaman, plank nama sekolah dan tiang bendera.

“Pengakuan kontraktor, yang dibangun, 3 ruang belajar, ruang kantor kepsek, guru dan tata usaha serta gedung kantin, toilet 2 unit, rumah dinas dan pos security-nya. Meubiler terdiri dari, meja kursi siswa 108 set, meja guru 3 unit, kursi guru 3 unit, lemari 3 unit dan papan tulis 2 unit,” ujar warga.

Informasi yang diperoleh, PT Dayatama Citra Mandiri selaku kontraktor pembangunan gedung SMKN STM Hulu  tanggal 18 Desember 2017 mengajukan surat permohonan tambahan waktu pelaksanaan kepada KPA selama 50 hari kalender. Dimana, PT Arangsibu Raya Consultant selaku konsultan pengawas USB SMK Negeri STM Hulu membuat laporan khusus tentang pekerjaan pembangunan itu.

Kendati pihak rekanan PT Dayatama Citra Mandiri memperbaiki bangunan gedung SMKN STM Hulu yang sudah retak-retak baru dibangun, namun hal itu tidak serta merta bisa menutupi masalah sebab dari awal proses tendernya sudah menuai masalah tapi kenapa dilanjutkan dan dikerjakan.

“Bahkan seolah-olah ada pembiaran dari pihak Dinas Pendidikan Sumut dan Panitia lelang. Bahkan orang itu terkesan untuk menutupinya,” terang sumber wartawan di lapangan.

Ketika hal ini dikonfirmasi, sayangnya Kadis Pendidikan Sumut Arsyad Lubis belum pernah membalas atau menjawab SMS yang dikirim wartawan ke ponselnya. Dihubungi ke kantornya Arsyad tak berada di ruang kerjanya.

Sebelumnya diberitakan media online nasional, DPRD Sumut juga telah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pembangunan SMKN 1 STM Hulu ini. RDP yang dipimpin Sekretaris Komisi E DPRD Sumut, Reki Nelson Barus memyampaikan pertanyaan bertubi-tubi terus diarahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut, Arsyad Lubis semakin membuatnya gerah.

Reki terus mempertanyakan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan STM Hulu, yang belum selesai dan menggunakan anggaran senilai Rp4,2 miliar terlalu besar dan disebutnya pemborosan. Dirinya juga menilai dalam pembangunan tersebut, bisa dibangun dengan uang Rp2 miliar.

“Kenapa dana sebesar Rp4,2 miliar disetujui oleh Disdik. Pembangunan ruang kelas yang hanya 9 ruangan dan 3 rumah guru, itu terlalu besar dengan dana segitu. Saya menilai ada apa dengan Disdik. Jika saya kontaktornya bisa hanya Rp2 miliar,” ucap Reki, Selasa (24/4/2018).

Arsyad beralasan adanya kendala curah hujan yang cukup tinggi di Deliserdang dengan kondisi tanah yang tidak memungkinkan. Dan dirinya mengatakan belum membayarkan sepenuhnya uang pembangunan tersebut.

“Curah hujan cukup tinggi di Deliserdang. Dan saya juga belum memberikan uang itu sepenuhnya, ada sekitar 6 persen lagi masih ditahan. Jika nanti selesai, maka akan kita berikan. Namun kita akan rapat lagi besok untuk membahas ini,” bebernya. (PS/FAKHRUDIN/NET)

Komentar Anda

Terkini: