POSKOTASUMATERA.COM-STM
HULU- Pembangunan gedung SMK Negeri 1 STM Hulu di lokasi yang curam sehingga
harus berjalan kaki ke sekolah tersebut meski lokasi tanah yang cukup strategis.
Poskotasumatera akan mengupas info akhir pembangunan gedung SMKN 1 STM Hulu
ini.
Dari
keterangan diperoleh tanah lokasi sekolah ini dihibahkan oleh masyarat desa
kepada pemerintah untuk pembangunan Unit Sekolah Baru SMK Negeri STM Hulu
berdiri di atas lahan 15.187. M2 di Desa Liang Muda Kecamatan STM Hulu Kabupaten
Deli Serdang. Lahan SMK Negeri STM Hulu ini atas hibah masyarakat sesuai surat
Camat STM Hulu nomor 422.1/492 tanggal 11 Juli 2017.
Pembangunan SMK Negeri STM Hulu bersumber dari APBD Sumut TA
2017, senilai Rp 4.213.633.000. Dan pemenang tender itu PT Dayatama Citra
Mandiri dengan nilai kontrak Rp 4.166.057.000. tanggal mulai kontrak yakni 4
Oktober 2017 dan berakhir 22 Desember 2017.
Dalam
pelaksanaannya banyak sekali kendala yang dihadapi.Diantara alasannya terdapat
perubahan tata letak salah satu unit bangunan akibat batu alam besar berada di
lokasi pertapakan awal bangunan itu. Dan curah hujan yang tinggi pada saat
pelaksanaan pembangunan unit sekolah baru mengakibatkan tertundanya beberapa
pekerjaan konstruksi.
Maka
patut di duga dalam perencanaan awal tak pernah dilakukan survei pada
perencanaan awal. Namun namun pelaksana terkesan abai Artinya tidak ada yang salah dalam pekerjaan
itu. Namun faktanya pembangunan SMK Negeri STM Hulu Deli Serdang yang
dikerjakan PT Dayatama Citra Mandiri terkesan asal jadi alias amburadul.
Dikutip
dari masyarakat setempat, Jumat (29/3/2019) PT Dayatama Citra Mandiri Itu nama
direkturnya Heriansyah Putra Sitinjak. Dijelaskan
warga, kontraktor ini pernah menjelaskan pekerjaaan pematangan lahan dan
bangunan pengaman terdiri dari, galian tanah, timbunan tanah setempat, timbunan
tanah didatangkan, pekerjaan bronjong, pekerjaan halaman, plank nama sekolah
dan tiang bendera.
“Pengakuan
kontraktor, yang dibangun, 3 ruang belajar, ruang kantor kepsek, guru dan tata
usaha serta gedung kantin, toilet 2 unit, rumah dinas dan pos security-nya.
Meubiler terdiri dari, meja kursi siswa 108 set, meja guru 3 unit, kursi guru 3
unit, lemari 3 unit dan papan tulis 2 unit,” ujar warga.
Informasi
yang diperoleh, PT Dayatama Citra Mandiri selaku kontraktor pembangunan gedung
SMKN STM Hulu tanggal 18 Desember 2017
mengajukan surat permohonan tambahan waktu pelaksanaan kepada KPA selama 50
hari kalender. Dimana, PT Arangsibu Raya Consultant selaku konsultan pengawas
USB SMK Negeri STM Hulu membuat laporan khusus tentang pekerjaan pembangunan
itu.
Kendati
pihak rekanan PT Dayatama Citra Mandiri memperbaiki bangunan gedung SMKN STM
Hulu yang sudah retak-retak baru dibangun, namun hal itu tidak serta merta bisa
menutupi masalah sebab dari awal proses tendernya sudah menuai masalah tapi
kenapa dilanjutkan dan dikerjakan.
“Bahkan
seolah-olah ada pembiaran dari pihak Dinas Pendidikan Sumut dan Panitia lelang.
Bahkan orang itu terkesan untuk menutupinya,” terang sumber wartawan di lapangan.
Ketika
hal ini dikonfirmasi, sayangnya Kadis Pendidikan Sumut Arsyad Lubis belum
pernah membalas atau menjawab SMS yang dikirim wartawan ke ponselnya. Dihubungi
ke kantornya Arsyad tak berada di ruang kerjanya.
Sebelumnya diberitakan media online nasional, DPRD Sumut juga telah
menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pembangunan SMKN 1 STM Hulu ini. RDP
yang dipimpin Sekretaris Komisi E DPRD Sumut, Reki Nelson Barus memyampaikan pertanyaan
bertubi-tubi terus diarahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut,
Arsyad Lubis semakin membuatnya gerah.
Reki terus mempertanyakan pembangunan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan STM Hulu, yang belum selesai dan
menggunakan anggaran senilai Rp4,2 miliar terlalu besar dan disebutnya
pemborosan. Dirinya juga menilai dalam pembangunan tersebut, bisa dibangun
dengan uang Rp2 miliar.
“Kenapa dana sebesar Rp4,2 miliar
disetujui oleh Disdik. Pembangunan ruang kelas yang hanya 9 ruangan dan 3 rumah
guru, itu terlalu besar dengan dana segitu. Saya menilai ada apa dengan Disdik.
Jika saya kontaktornya bisa hanya Rp2 miliar,” ucap Reki, Selasa (24/4/2018).
Arsyad beralasan adanya kendala curah
hujan yang cukup tinggi di Deliserdang dengan kondisi tanah yang tidak
memungkinkan. Dan dirinya mengatakan belum membayarkan sepenuhnya uang
pembangunan tersebut.
“Curah hujan cukup tinggi di
Deliserdang. Dan saya juga belum memberikan uang itu sepenuhnya, ada sekitar 6
persen lagi masih ditahan. Jika nanti selesai, maka akan kita berikan. Namun
kita akan rapat lagi besok untuk membahas ini,” bebernya. (PS/FAKHRUDIN/NET)