Soekirman Narasumber Seminar Pembangunan Monumen Toga Nainggolan

/ Sabtu, 02 Maret 2019 / 11.53.00 WIB
Ir H Soekirman Saat Diulosi Pomparan Marga Nainggolan. POSKOTA/PUTRA

POSKOTASUMATERA.COM - SERGAI - "Tugu atau monumen adalah Pasadahon Tondi atau pemersatu hati dan jiwa Kita. Dengan demikian Kita perlu bersyukur mendapat berkat Tuhan, bahwa Pomparan Toga Nainggolan telah menggelar kegiatan ini guna menggagas, memprakarsai dan mewujudkan Pembangunan Monumen ini, meski terlambat namun lebih baik dari pada tidak sama sekali".

Demikian disampaikan Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir H Soekirman, Jum'at (01/03/2019) di Aula RSU Royal Prima Medan, saat menjadi Narasumber Seminar Pembangunan Monumen Toga Nainggolan.

Soekirman juga mengatakan, Marga Nainggolan adalah bagian dari orang Batak yang isi sesuai dengan kulitnya, yaitu watak yang konsisten dengan apa yang dikatakannya. 

"Saya selalu mengatakan, bahwa kearifan lokal harus terus dapat dilanjutkan, dan siapa lagi yang akan melanjutkan kecuali anak cucu Kita sendiri. Maka ajarkan tanggung jawab sosial bagi anak - anak Kita agar menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mempertahankan adat dan budaya agar tidak hilang tergerus budaya luar maupun perkembangan teknologi", sebutnya.

Ia juga menyebutkan, merasa risau dengan masih banyaknya anak - anak yang  belum mengerti asal - usul orang Batak. Secara legendaris dan historis menurut keterangan - keterangan opung atau orang tertua dulu diprediksi bahwa nenek moyang orang Batak adalah keturunan Majapahit dahulu.

Dikatakannya lagi, hal ini bisa saja benar atau salah dan semua butuh pembuktian lebih lanjut lagi dan rumuskan bersama. Penyampaian ini tidak ada maksud lain selain untuk memancing rasa keingintahuan generasi Batak tentang asal - usul, budaya dan kearifan lokal lainnya yang tidak boleh hilang.


"Selamat dan sukses untuk rencana pembangunan “Monumen Toga Nainggolan” ini, dengan Tondi yang bersatu Saya yakin Kita akan dapat mewujudkannya, sebagai bukti persatuan untuk anak cucu Kita kelak", ungkap Soekirman.

Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Monumen Toga Nainggolan Sudirman Nainggolan mengutarakan, seminar ini mengambil tiga topik yaitu pertama, Peradaban Suku Batak Terhadap Budaya, Agama dan Lingkungan Sosial. Kedua, Pembangunan Tugu/Monumen.

Dikatakannya lagi, menurut Pandangan Suku Batak, dilihat dari Latar Bisa Sejarah, Silsilah serta Maksud dan Tujuan, serta ketiga Hakikat Perkumpulan (Parsadaan) Klan/Marga, dilihat dari Filosofi terbentuknya, ragam konflik internal dan solusinya, serta tujuan dan harapan.

"Kita bersyukur dalam acara ini hadir Bupati Sergai Ir H Soekirman, Dewan Pembina DPP Keluarga Besar Nainggolan (KBN) DR RE Nainggolan, Ketua Umum DPP KBN Kombes Pol (Purn) Alisman Nainggolan, Pengamat Budaya Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak, DR Parapat Gultom, serta pengurus DPP KBN se - Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP KBN DR RE Nainggolan mengapresiasi dan kehormatan atas kehadiran semua, khusus kepada para narasumber yang ilmunya jangan disia - siakan, sebab sangat berbobot dan bermanfaat seperti Bupati Sergai Ir H Soekirman serta para guru besar budaya di Indonesia.

Menurutnya, Seminar ini adalah wadah silaturahmi untuk mempersatukan persepsi Pembangunan Monumen Marga Nainggolan. Hal ini disebabkan diantara silsilah Raja Lottung, hanya Monumen Marga Nainggolan yang belum ada.

"Kami sangat rindu atas buah persatuan dan kebersamaan Marga Nainggolan seperti halnya marga - marga dari Raja Lottung yang telah memiliki Monumen. Oleh karenanya, Kami sangat berkeinginan Pembangunan Monumen ini akan terwujud sesuai harapan dan penempatannya yaitu di Samosir sejalan dimulainya kegiatan ini pada awal bulan Maret, wujud dari semangat dan nafas yang baru", ungkapnya. (PS/PUTRA)

Komentar Anda

Terkini: