POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Suasana
panas menjelang Pemilu 17 April 2019 mendatang, makin panas akibat dugaan
kearoganan Afrizal selaku Camat Medan Marelan.
Masyarakat
di Utara Kota Medan ini mulai pemuda hingga tokoh masyarakat dan agama meminta
Walikota Medan memecat Afrizal dari jabatannya sebagai Camat Medan Marelan.
Pengurus
KNPI Medan Marelan Hafifudin ditemui, Selasa (2/3/2019) dengan lantang
menyuarakan agar Walikota Medan benar-benar memperhatikan tipikal pejabat yang
ditempatkan di Kecamatan Medan Marelan.
Ditegaskan
Ketua DPAC Partai Demokrat Medan Marelan ini, semasa Bapak Abdillah lalu
Rahudman Harahap menjadi Walikota Medan, Kecamatan Medan Marelan ini bagian
zona daerah percepatan pembangunan, namun naasnya saat ini ditempatkan pejabat
yang amat arogan dan seolah penguasa di kerajaan.
“Jangan
lagi melakukan support guna percepatan pembangunan berupa peningkatan kemajuan
ekonomi, SDM dan insfrastruktur. Malah kini ulah Camat macam-macam yang
berkonotasi negatif. Misalnya Gapura bernuansa Melayu dibongkar, arogan pada
bawahan dan merendahkan harga diri masyarakat Medan Marelan,” tegas pengurus GM
Kosgoro Medan Marelan ini.
Dia
mengatakan, dengan segala kerendahan hati Walikota Medan Dzulmi Eldin agar
menarik kembali Afrizal ke Pemko Medan dan mengganti Camat Medan Marelan dengan
ASN yang lebih familiar, merakyat dan mampu berinovasi.
Hal
senada disampaikan Ketua Muslimat Nahdatul Ulama Medan Marelan Bunda Kiki.
Dalam siaran persnya diterima wartawan, Selasa (2/3/2019) siang, aktivis
perempuan ini menyampaikan Camat silahkan arogan namun tak bisa merendahkan
dengan mengatakan Medan Marelan tak ada apa-apanya.
“Kalau
Marelan tak ada apa apanya, ya keluar aja
dari Marelan. Cari tempat yang ada apa apanya. Saya atasnama masyarakat
tidak mau Marelan ini direndahkan. Dulu memang Desa. Sekarang sudah Kecamatan
paling ramai untuk Indonesia,” ungkapnya melalui laman Whats App nya.
Dia
meminta DPC LPM Kecamatan Medan Marelan untuk turun tangan dalam mengatasi
sikap arogan Camat Medan Marelan ini dan jika diperlukan dengan maju
beramai-ramai ke kantor kecamatan.
Bunda
Kiki menyayangkan, sikap pimpinan yang merendahkan Kepala Lingkungan yang telah
bekerja mati-matian yang gaji kecil yang kadang tidak tiap bulan dibayar. Belum
lagi potongan-potongannya dan lain lain.
“Kenapa
terlalu hina sama Kepling. Dianggapnya Kepling Marelan ini orang bodoh semua.
Padahal dia yang terbodoh tak bisa menyayomi perangkat kerjanya. Enggak adil
Camat kayak gini. Minta ganti ajalah,” tegas Bunda Kiki.
Diberitakan
sebelumnya, saat Apel pagi, Senin (1/3/2019) di halaman Kantor Camat Medan
Medan Marelan, tiba tiba Camat Medan Marelan Afrizal seolah mengamuk dengan
mengeluarkan kata-kata berapi api dengan mengatakan ucapan menyayat hati .
“Medan
Marelan ini tak ada apa-apanya. Saya tak takut berhadapan dengan masyarakat
Medan Marelan. Tong kosong nyaring bunyinya,” ucap Afrizal sebagaimana
ditirukan Kepala Lingkungan di Medan Marelan, Senin (1/3/2019) siang di
Balaikota saat berdelagasi ke pejabat Pemko Medan guna melaporkan ulah Camat
Medan Marelan yang diduga arogan ini.
Bak
mendengar halilintar, sikap kasar pimpinan menyakiti hati Kepling. Kerja keras
mereka 24 jam dalam melayani masyarakat dengan pendapatan tergolong kecil
dengan wilayah kerja yang luas serta tugas yang menggunung misalnya menjelang
Pemilu 17 April 2019 ini, ngurus PBB, Sampah dan lain lain menjadi terasa amat
berat meski selama ini secara ikhlas mereka jalani tak kenal panas dan hujan.
“Alamak
pak. Sok kalilah Camat kami ini. Dimana lagi etikanya saat dibilangnya kampung
halaman kami tak ada apa-apanya,” ujar Kepling bernada parau.
Tak
kali ini saja, ungkap sumber, Afrizal acapkali menyakiti hati bawahan. Misalnya
saat digelarnya Sholat Subuh berjamaah di Pasar 2 Timur Kelurahan Rengas Pulau
beberapa waktu lalu. Meski Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi usai Sholat
Subuh mengajak Kepala Lingkungan sarapan bersama, namun Camat Medan Marelan
melarangnya dengan alasan takutnya ‘Walikota Medan enggak selera makan kalau
bersama Kepling’.
“Walikota
ngajak kami sarapan bersama, tapi Camat Medan Marelan nyuruh kami pergi.
Sakitnya lagi, dia bilang nanti Walikota Medan enggak selera makan kalau ada
kami,” ujar Kepling yang namanya enggan ditulis.
Akibat
aksi Camat Medan Marelan Afrizal yang dinilai Kepling telah melampaui batas,
puluhan Kepling se Kecamatan Medan Marelan melaporkan arogansi pimpinan mereka
ke Walikota Medan.
Puluhan
Kepling berbondong-bondong ke Balaikota Medan dan 5 delegasi mereka diterima Walikota
Medan diwakili Kepala BKD dan SDM Medan Muslim Harahap dan Kepala Bagian Tata
Pemerintahan Syahrul Rambe, Senin (1/3/2019) siang. Usai menyampaikan uneq-uneq
nya, para pemimpin di Lingkungan ini kembali bertugas menjalankan amanah di
tengah masyarakat.
Guna
mengkonfirmasi informasi tersebut, poskotasumatera.com mencoba menghubungi
Camat Medan Marelan Afrizal. Namun mantan Sekretaris Camat Medan Petisah ini
tak mengangkat ponselnya meski nada deringnya menyala.
Kepala
BKD dan SDM Medan Muslim Harahap yang dihubungi terpisah membenarkan adanya
delegasi Kepala Lingkungan yang melapor padanya soal Camat Medan Marelan.
Senada dengan itu, Kabag Tapem Medan Syahrul Rambe juga membenarkan informasi
itu.
Namun
kedua pejabat Pemko Medan membidangi kepegawain dan tata pemerintahan itu
senada menyatakan kejadian itu hanya miss komunikasi antara Kepling dan Camat
saja. “Hanya miss komunikasi aja dinda. Udah kami tengahi kok. Semoga makin
baik kedepan,” ujar mereka. (PS/TIM)