Pengaduan Warga ‘Nabrak Tembok’, Pemko Medan Dituding Malas Ngurusi Medan Marelan

/ Rabu, 15 Mei 2019 / 23.49.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Pemerintah Kota Medan dituding warga sudah enggan mengurusi warga di Medan Marelan karena memang jaraknya yang jauh dari inti pemerintahan dan memang Medan Marelan tergolong daerah pinggiran.

Tudingan itu bukan tanpa alasan, pasalnya laporan warga atas dugaan arogansi Camat ke Walikota Medan sejak 6 Mei 2019 seolah ‘nabrak tembok’ alias belum digubris. “Kami memang warga pinggiran, tapi masih masyarakat Kota Medan jadi mengapa laporan kami tak direspon,” ujar Wakil Ketua DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Medan Marelan Buyung Bahrum, Rabu (15/5/2019) di kediamannya.

Buyung Bahrum yang juga pengurus PC Nahdatul Ulama Medan ini mengaku miris melihat pengabaian yang dilakukan pejabat di Pemko Medan yang memang telah disumpah melaksanakan amanah rakyat dengan benar itu malah seolah cuek dan tuli mendengarkan aspirasi warganya.

“Bukankah rakyat pemilik mandat yang harus dilayani. Apa hanya karena kroni-kronian dan bisikan para Panglima Talam, maka laporan warga atas Camat Medan Marelan diacuhkan,” ujarnya.

Dijabarkannya, tutup matanya pejabat Pemko Medan atas laporan warga yang menginginkan adanya tindakan atas dugaan kearoganan dan kesewenang-wenangan Camat Medan Marelan yang membongkar Gapura berornamen Melayu di depan Kantor Camat serta beberapa masalah lain menjadi tanda tanya besar atas kemampuan Kepala Daerah dalam menjalankan Good Goverment di Kota Medan.

“Mana pola pemerintah yang baik. Tak bisakan, Kabag Tapem, Kepala BKD, Inspektorat dan Asisten Pemerintahan mendengarkan aspirasi kami lagi. Atau memang udah malas mengurusi warga Medan Marelan,” ungkapnya bernada pertanyaan.

Dia mengingatkan, pejabat di Pemko Medan dalam Bulan Suci Ramadhan ini hendaknya melaksanakan amanah yang diemban yang merupakan titipan Allah SWT dengan baik hingga tak berdampak jelek di Yaumil Mashar kelak.

“Ingatkan, menegakkan hukum atas kebenaran itu Fardhu dan bagian dari kewajiban yang diemban pejabat atas amanah yang diberikan Allah SWT,” ungkap pria yang akrab disapa Obay itu.
   
Sebelumnya, puluhan warga mewakili masyarakat Medan Marelan, Senin (6/5/2019) mengadu ke Walikota Medan dan Ketua DPRD Medan.

Masyarakat yang tergabung dalam Forum masyarakat Marelan ini menyampaikan pengaduan hanya diterima Kasubbag Asisten Pemerintahan Nurbaiti.


Warga yang kecewa karena tak bisa langsung bertemu Aspem Medan Mussadad akhirnya membubarkan diri.

Selanjutnya ke DPRD Medan, warga diterima anggota Komisi A DPRD Medan Zulkarnain Yusuf Nasution didampingi anggota Fraksi Golkar Mulia Asri Rambe.

Kepada warga, anggota legislator ini menyatakan langsung kekesalannya atas kinerja dan sikap arogan Afrizal selaku Camat Medan Marelan.

Mereka mengaku telah banyak menerima keluhan warga atas jeleknya kinerja mantan Sekcam Medan Petisah ini.

Baik Zulkarnain Yusuf dan Mulia Asri yang akrab disapa Bayek berjanji akan mengatensi laporan warga ke pimpinan guna rekomendasi ke Walikota Medan.

Terpisah, Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution disambangi warga di depan Balaikota dan menyerahkan tembusan laporan atas Afrizal.

Akhyar berjanji akan mempelajari pengaduan tertulis warga guna ditindaklanjuti. "Baik, saya terima laporannya. Akan saya pelajari,"ucap politisi asal PDIP itu.

Warga mendatangi DPRD Medan dan Balaikota Medan melaporkan  Afrizal. Mereka meminta Camat Medan Marelan dicopot dari jabatannya.

Peristiwa ini bukan tanpa alasan, warga menuding Camat yang seharusnya membina persatuan dan kesatuan bangsa justru menunjukkan sifat arogannya dihadapan publik.

"TOKOH-TOKOH DIMARELAN INI TONG KOSONG SEMUANYA DAN SAYA TIDAK PERNAH TAKUT,"  sebut sumber menirukan ucapan Afrizal saat apel pagi bersama Kepling-kepling beberapa waktu yang lalu yang tentunya membuat warga tersinggung dan sakit hati.

Tak hanya itu, alasan warga menuntut hal tersebut dikarenakan beberapa hal, di antaranya:
1. Sdr Afrizal telah merobohkan gapura yang terdapat dikantor Camat Medan Marelan berornamenkan Melayu sebagai kebanggan Masyarakat Medan Marelan yang mayoritas bersuku Melayu.
2. Kerja sama dengan Tokoh-tokoh yang ada di Marelan ini tidak pernah ada dengan tidak pernah melibatkan Tokoh-tokoh setiap kegiatan atau kebijakan yang di lakukannya.
3. Ormas dan Organisasi kepemudaan juga tidak ada dilibatkan dan melakukan kordinasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di wilayah Kecamatan Medan Marelan.
4. Tidak menunjukkan sifat seorang pemimpin dan tidak mengayomi
Masyarakat Medan Marelan, serta masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Warga mengancam, apabila permohonan tersebut tidak ditanggapi, maka masyarakat akan melakukan aksi di antaranya akan menutup TPA yang ada di Jalan Paluh Nibung Medan Marelan. (PS/TIM)
Komentar Anda

Terkini: