Alternatif Tak Jelas, Warga Terpaksa Lintasi Jalan Lingkar Yang Gelap, Rawan Dan Penuh Debu

/ Jumat, 28 Juni 2019 / 08.25.00 WIB
Jalan Alternatif - Jalan Lingkar Utara Gelap, Sepi dan Berdebu Saat Dilintas Pengendara Malam Hari. POSKOTA/SAUFI

POSKOTASUMATERA.COM - TANJUNGBALAI - Mungkin Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungbalai sudah tidak mau peduli akan jeritan rakyat kecilnya, terbukti, kendati hingga saat ini masih disuarakan keresahan akan Pembangunan Jembatan yang konon disebut - sebut Rekanannya tidak mau mengambil inisiatif untuk membuat Jalan Alternatif, masih terus menjadi pemicu Perang Pendapat dan Sosial antara warga setempat dan para Pengguna Jalan dengan pihak Kontraktor beserta dan Pemko Tanjungbalai.

Realitanya di Teluknibung Kota Tanjungbalai tepatnya Jalan Lingkar Utara Kota Tanjungbalai, menjadi Jalan Alternatif akan dampak pembangunan Jembatan dimaksud. Sementara, pada malam hari, sepanjang Jalan Lingkar tersebut sangat gelap gulita dan penuh debu. Dimana Lampu Penerangan Jalan Umum di sepanjang Jalan itu hingga kini belum terpasang dan juga belum mendapat Perawatan Jalan Hotmix, serta Kondisinya yang rawan akan tindak kejahatan dan dihiasi dengan banyaknya debu.

Menurut salah seorang Warga Teluknibung Riswan, kepada Wartawan Jumat (28/6/2019) menyebutkan, bahwa akses Jalan tersebut juga memperlambat tujuan masyarakat untuk mempercepat Akses Bisnis dan lainnya, seharusnya bisa dekat dilintasi, namun terpaksa memutar dengan melintasi Jalan Lingkar utara kembali  menuju lokasi yang tuju, karena 

Hal ini juga dikatakan warga lainnya Fatimah Isnaini mengatakan, sangat kesulitan dan bercampur rasa takut melintasi Jalan Alternatif - Jalan Lingkar Utara yang gelap dan sepi pada Malam Hari dan penuh debu, ketika banyak mobil yang melintas.

"Jadi Saya sebagai warga merasa sangat dirugikan lah", katanya.

Menurutnya, seharusnya ini menjadi acuan Pemko Tanjungbalai dengan tolak ukur masyarakat bersama Aktifis Pemuda sudah melakukan demo terhadap pihak Rekanan terkait Pembangunan Jembatan tersebut, bahkan hal itu berlanjut sampai ke Rumah Dinas Walikota. Namun, sampai saat ini terlihat tidak digubris sama sekali.

"Berharap lah, WalikotaTanjungbalai HM Syahrial SH MH dapat turun langsung ke Lokasi Pengerjaan Proyek Jembatan ini dan melihat kondisi Jalan Alternatif - Jalan Lingkar Utara yang terpaksa digunakan para Pengendara melintas setiap harinya", ucap Fatimah lagi.

Dengan tidak digubris solusi agar membuat Jalan Alternatif lain oleh pihak Rekanan maupun Pemko Tanjungbalai, Ketua Gerakan Muda Pembela Kesatuan Indonesia Bersatu (GM - Pekat IB ) Kota Tanjungbalai Mahmuddin SP atau kerap disapa Kacak Alonso mengecam keras hal tersebut dan akan terus mendesak Pemko Tanjungbalai untuk segera berpikir jernih akan lahirnya Keluhan dan Keresahan warga akan akses Jalan Alternatif yang saat ini terpaksa digunakan akibat dari Pembangunan Penggantian Jembatan Sei Merbau senilai Rp. 5 M lebih dari APBN Provinsi Sumatera Utara. 

“Tak bisa dibiarkan terlalu lama karena cuaca gelap rawan tindak kejahatan, pada Malam Hari dilintasi, agar segera bisa diberikan solusi antara masyarakat, Rekanan dan Pemko Tanjungbalai”, tegas Kacak.

Pihaknya juga mengatakan, bahwa dalam waktu dekat ini atau minggu depan, pihaknya dari Lembaga GM Pekat IB Tanjungbalai akan terus melakukan Aksi Unjuk Rasa ke Kantor Walikota Tanjungbalai agar hal tersebut dapat disikapi terhadap Jalan Alternatif yang layak untuk dilintasi. (PS/SAUFI).
Komentar Anda

Terkini: