POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Jabodetabek (IKA FT USU Jabodetabek) menyampaikan Inisiasi Proyek Pembangunan Unit Pengolahan Sampah Menjadi
Energi atau yang disebut dengan Waste to Energy Plant di Kota
Medan. Proyek ini diharapkan dapat mengatasi masalah sampah.
Sebab, setiap harinya sampah yang dihasilkan mencapai 2.000 ton, 20%
diantaranya sampah plastik yang sangat sulit terurai sehingga berakibat
terjadinya pencemaran lingkungan, banjir dan kesejahatan masyarakat.
Demikian terungkap dalam rapat inisiasi
di Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Medan Jalan AH Nasution Medan, Kamis (27/6). Rapat inisiasi ini dipimpin langsung Kadis LH Kota Syarif Armansyah Lubis dan dihadiri sejumlah pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan.
“Kegiatan
ini merupakan wujud partisipasi organisasi yang beranggotakan kurang lebih 3000
orang ini, pada masalah lingkungan hidup dan konservasi energi, terutama
untuk Kota Medan dan sekitarnya”,” kata Ir Nasri Sebayang MM selaku Ketua IKA FT USU Jabodetabek.
Selanjutnya Ir Siddik Siregar MM, pengurus IKA FT
USU Jabodetabek menambahkan, persoalan sampah
merupakan masalah utama di kota –kota
besar, seperti kota Medan. Oleh karenanya persoalan sampah itu harus segera diselesaikan.
“Penyelesaianya (sampah) dilakukan harus secara konprehensif dan terintegrasi
mulai dari perencanaan kota, pembangunan dan pengawasan.”, lanjut Siddik yang
juga alumni Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil USU tersebut.
Salah satu upaya untuk menyelesaikan
persoalan sampah timpal Ir Andi Akmal
Amnur IPM selaku Ketua Pokja EBT IKA FT USU
Jabodetabek adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dikatakan alumni Teknik Industri USU dan juga ahli pengelolaan lingkungan tersebut, melalui
kemajuan teknologi, sampah dapat dikelola menghasilkan energi, seperti bahan bakar cair dan gas.
Di samping itu imbuh Andi lagi, juga
dapat digunakan sebagai pembangkit
energi listrik. “Konsep ini dikenal dengan Waste to Energy (WtE),
dari sampah menjadi energy. Banyak negara sudah mengaplikasi WtE ini,” ungkapnya.
Meski demikian terang Andi, implementasi WtE ini bukanlah sesuatu yang mudah. Ada beberapa faktor
penting yang harus diperhatikan bilangnya, seperti pemilihan teknologi yang handal, bentuk bisnis dan keekonomian,
serta kebijakan tentang renewable energy itu sendiri, termasuk
didalamnya budaya masyarakat terhadap pengelolaan sampah. “Tentunya diharapkan dorongan dari pemerintah, baik bersifat regulasi dan insentif
bagi kegiatan pengolahan sampah ini,” jelasnya.
Ketika disinggung mengenai biaya, Andi
menerangkan, pembangunan unit pengolahan sampah menjadi energi yang diinisiasi IKA FT USU JABODETABEK meliputi Teknologi Waste to
Energy melalui konsep
pembiayaan dengan skema KPBU (Kerjsama Pemerintah dengan Badan
Usaha) dan investasi pihak swasta.
“KPBU seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2015,
memberikan peluang pada sektor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan sembilan belas infastruktur, termasuk unit pengolahan sampah dan
konservasi energi. Kita yakin dengan skema ini, persoalan yang selama ini dihadapi oleh pemerintah yaitu anggaraan
yang terbatas dapat diatasi. Kita akan
jadikan Medan sebagai kota Waste to Energy,” paparnya
optimis.
Sebelum rapat inisiasi ditutup,
Sekretaris Pengurus Pusat IKA USU Chairul Munadi SH menambahkan, kegiatan inisiasi merupakan konsep perwujudan Triple Helix, kolaborasi antara masyarakat
akademisi, pengusaha dan pemerintah ( ABG).
Kadis LH Kota Medan Syarif Armansyah
Lubis sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas inisiasi yang
disampaikan IKA FT USU Jabodetabek. Dia berharap
agar pengelolaan sampah dengan menggunakan Waste to Energy Plant dapat diwujudkan.
“Dengan Waste to Energy Plan,
insya Allah persoalan sampah di Kota Medan dapat diatasi. Di samping itu
tentunya memiliki nilai ekonomis karena sampah dapat dikelola menjadi energi,”
ujar Armansyah.
Rapat inisiasi ditutup dengan penyerahan
Buku Inisiasi Pembangunan Unit Pengelolaan Sampah Menjadi Energi yang
diserahkan IKA FT USU JABODETABEK kepada Kadis LH Kota
Medan. (PS/ RYANT)