POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Walikota Medan
Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH bersama Wakil Walikota Medan ikut rapat persiapan
pembangunan Light Rail Transit (LRT)
Medan-Binjai-Deliserdang-Karo (Mebidangro) di Ruang Kerja Kantor Gubsu Jalan
Diponegoro Medan, Kamis (20/6). Eapat ini juga melibatkan perusahaan dari Korea
Selatan, Korea Rail Network Authority (KRNA) yang dulu membangun LRT Jakarta.
Gubsu Edy Rahmayadi yang memimpin
langsung rapat, sangat mengapresiasi niatan perwakilan KRNA yang mau membantu
pembangunan LRT di Sumut. Sebab. kehadiran LRT Mebidangro tentunya sangat
membantu aktifitas warga yang jumlahnya mencapau sekitar 7 juta jiwa.
"Terima kasih niat baik dari bapak
bapak, saya Ingin membangun LRT di Mebidangro. Untuk itu saya ingin
Pemerintah Korea Selatan bisa memberikan kepastian secara pasti. Jangan sempai
pihak Pemprovsu atau Korea Selatan merasa ada yang dirugikan nantinya,"
Kata Gubsu.
Dikatakan Gubsu, sepulang dari Korea
Selatan nanti, dia berharap tim KRNA bisa melebur dengan tim yang sudah ada di
Sumut. "Nantinya tim dari Korea Selatan bisa bergabung dengan tim yang ada
di Indonesia. Setelah balik nanti, mari kita lihat langsung lokasi
pembangunannya. Intinya mari kita sama sama bekerja, sembari mencari win
win solution," ungkapnya.
Selanjutnya Gubsu berharap agar hubungan
persaudaraan Korea Selatan dengan Sumut bisa semakin erat lewat kerja sama ini.
"Kedepanya mari kita jadikan pekerjaan ini sebagai alat mempererat
persaudaraan kita, kalian belajar bahasa Indonesia kami pun akan mengenal
budaya dari korea Selatan," harapnya.
Dalam rapat terungkap, tahun 2020,
rencana pembangunan LRT Mebidagro sudah berjalan. LRT nantinya
akan beroperasi langsung ke stasiun pusat yaitu di Lapangan Merdeka
Medan, sedangkan pembangunan jalur baru yang diaktifkan misalnya jalur Pancur
Batu hingga Tanah Karo.
Sementara itu menurut Walikota Medan Drs
H T Dzulmi Eldin SH MH, proyek pembangunan LRT Mebidangro akan dibiayai oleh
Pemerintah Pusat dengan bantuan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kota. Diungkapkan Walikota, gagasan ini sudah lama adanya. “
“Kita juga sudah merumuskan pola
pendanaanya dengan Bapenas dan Kementerian Keuangan, semua biaya pembanguan LRT
akan didanai oleh Pemerintah Pusat, namun ada biaya rolling stock yang menjadi
kendala, dibutuhkan dana sekitar Rp.2,2 T, mungkin pihak KRNA yang mewakili
pemerintah Korea Selatan bersedia menjadi investornya," jelas Walikota.
Sementara itu Jinbeck Lee
Managing selaku Director Korea Raiload Technical Corporation mengatakan, kerja
sama ini telah lama ia nantikan, "Sudah bertahun tahun kami memeriksa
proyek ini, kami ke sini untuk memastikan pelaksanaan pembangunan proyek ini,
Usul apa pun dari pemerintah kami siap mendengarkan karena Indonesia sudah
seperti saudara sendiri,” terang Jinbeck.
Guna mendukung kelancaran pembangunan
LRT Mebidangro, jelas Jinbeck,
nanti setelah pulang ke Korea
Selatan, mereka akan menyampaikan kepada pemerintah Korea Selatan untuk dapat
membantu proyek pembangunan ini.” Kita harus tukar pikiran agar pandangan kita
sama sehingga proyek ini bisa terwujud menjadi nyata," pungkasnya.
(PS/RYANT)