Diaz Hendropriyono Layak Jadi Menteri Muda Jokowi

/ Jumat, 26 Juli 2019 / 10.51.00 WIB


Oleh  : Ara’Sit  DPN RaJA
———————————————
RaJA  -  Rumah Jokowi Amin

POSKOTASUMATERA.COM-BANDUNG-Menteri muda dan dinamis menjadi incaran Jokowi untuk menjadi ‘pembantunya’ di periode mendatang. Kriterianya disebut berusia 20 tahun ke atas. Beragam nama pun ditawarkan masyarakat. 

Saya jadi tergelitik untuk menawarkan satu sosok muda tapi juga ‘kekinian’ yang saya anggap mumpuni untuk menjadi pembantu Presiden. Yaitu Rekan saya Diaz Hendropriyono atau yang biasa dipanggil Masbos.

 Kesan millenial ini saya tangkap ketika ia menyuguhkan video kampanye PKPI pada musim Pemilu 2019 lalu. Video kampanyenya  jauh berbeda dari kampanye partai-partai lainnya yang masih terkesan klasik dan konvensional. 
Itu dari sisi ‘kekinian’ ya... 

Nah, dari sisi pendidikan, Diaz memiliki tiga gelar master dari Amerika dan doktor dari Amerika. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Diaz melanjutkan studi ke Norwich Military University, Amerika Serikat (AS). Gelar Bachelor of Science (B.Sc.) Ia raih dengan predikat cum laude hanya dalam waktu dua tahun, tepatnya pada tahun 1999. Selain itu, Diaz juga masih menyabet penghargaan Dean's List dan Delta Mu Delta. Dean's List diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- untuk semua mata pelajaran. Sementara itu, Delta Mu Delta dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20% teratas.
Selepas pendidikan sarjana, Diaz menempuh studi pascasarjana hingga tiga kali di AS. Pertama-tama Diaz mengambil program Master of Public Administration di Virginia Tech University dan lulus dengan memperoleh predikat Graduated with Distinction di tahun 2010. 
Pendidikan pascasarjana berikutnya ia ambil di Hawaii, yakni program Master of Business Administration dan Master of Arts in Global Leadership dari Hawaii Pacific University. Meskipun keduanya ditempuh di waktu yang bersamaan, ia berhasil lulus dengan predikat Graduated with Honors pada kedua program tersebut di tahun 2003.
Saat ini, Diaz masih terdaftar dalam program Doctor of Philosophy in Public Administration di Virginia Tech University dan telah menyelesaikan disertasinya. Selain beberapa pendidikan formal tersebut, ia juga telah menempuh program pendidikan informal. Salah satunya yaitu, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 2013.

 Saat berada di Washington, DC, Diaz sempat bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan konsultan politik (lobbying firm), yang dipimpin oleh mantan Senator Bennett L. Johnston, dan sebagai research associate di sebuah "think tank" RAND Corporation.
Memang banyak sosok millenial seperti Diaz. Muda, berbakat, kuliah di luar negeri dan memiliki pengalaman di bidang politik.  Tapi Diaz memiliki keunggulan dibanding kaum ‘millenial’ lainnya. Ia punya pengalaman kerja keras dan cerdas baik di swasta dan birokrasi pemerintahan.  

Sama hal dengan perjalanan akademisnya, pria beranak tiga ini menorehkan pengalaman yang beragam selama berkarier di sektor swasta. Pengalaman profesional pertama Diaz didapatkan ketika bekerja sebagai sales dari PT KIA Otomotif Indonesia. Ia menghabiskan waktu total satu tahun (1999-2000) bekerja di perusahaan yang berbasis di Republik Korea (Korea Selatan) tersebut. Selanjutnya, selama tahun 2000-2001, Diaz dipercaya menjadi Direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan distribusi makanan laut yang dibekukan (frozen seafood). Berlanjut di tahun 2011 – 2014, Diaz menjadi Direktur Pengembangan Usaha, PT Andalusia Andrawina sebuah operator Hotel Amaris, Pancoran. Bersamaan juga beliau menjadi Direktur di PT Etam Coal, sebuah perusahaan batubara di tahun 2012 – 2013. Dan sampai sekarang, ia menjadi Senior Advisor di PT Segara Laju sebuah perusahaan kapal sejak tahun 2015.
Diaz juga banyak berkecimpung sebagai komisaris di berbagai perusahaan besar. Di tahun 2015 – 2018, Diaz menjadi Komisaris Telkomsel, setelah sebelumnya ia berstatus sebagai komisaris PT Andalusia Antar Benua, sebuah franchise dari Western Union. Kemudian ia pernah menjadi Komisaris di PT Fit by Beat, sebuah franchise dari Gold’s Gym (2010 – 2016). Sampai saat ini ia menjadi Komisaris PT Arena MMA Indonesia (2013 – sekarang).  

Selain bekerja di sektor swasta, pengalaman anak ketiga mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono ini  bekerja di sektor publik juga cukup banyak. 
Ia merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan Ketua Umum Kawan Jokowi dan pernah bersama sama dgn saya sebagai relawan jokowi, terakhir   Kami bekerjasama di Team Transisi Jokowi tahun 2014. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara dari tahun 2012 – 2015. Dan berlanjut ia menjadi Staf Khusus bidang Intelijen di Kemenko Polhukam dari tahun 2014 - 2016. dan pada Mei 2015, Menpora Imam Nachrawi menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai anggota Tim Transisi PSSI dari tahun 2014 - 2016. Diaz juga pernah menjadi staf ahli di Kemenkopolhukam serta di BIN. Dan saat ini masih menjadi staf khusus Presiden RI sejak tahun 2016 sampai sekarang. 

Jadi, kemampuan bekerja di lingkup birokrasi pemerintahan tak perlu diragukan lagi.

Tak hanya muda, Diaz merupakan paket lengkap; muda, jaringan luas, pengalaman mumpuni di sektor publik dan swasta, mendapat dukungan politik.

Disamping pintar gaul dan  membawakan diri  diaz juga seorang yg cukup humble dan suka berbagi serta memperjuangkan kawan kawannya membuat ia diterima diberbagai bidang, salah satunya berkecimpung di dunia pemuda dan olahraga, Diaz sangat layak diperhitungkan Jokowi menjadi Menpora. Mari masbos kita  toz dulu Rempah Nusantaranya biar tetap sehat dan semakin berprestasi buat bangsa dan negara.

Anda Sependapat!!? Silahkan share tulisan ini kesemua.’ yang saya anggap mumpuni untuk menjadi pembantu Presiden. Yaitu Rekan saya Diaz Hendropriyono atau yang biasa dipanggil Masbos.

 Kesan millenial ini saya tangkap ketika ia menyuguhkan video kampanye PKPI pada musim Pemilu 2019 lalu. Video kampanyenya  jauh berbeda dari kampanye partai-partai lainnya yang masih terkesan klasik dan konvensional. 
Itu dari sisi ‘kekinian’ ya... 

Nah, dari sisi pendidikan, Diaz memiliki tiga gelar master dari Amerika dan doktor dari Amerika. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Diaz melanjutkan studi ke Norwich Military University, Amerika Serikat (AS). Gelar Bachelor of Science (B.Sc.) Ia raih dengan predikat cum laude hanya dalam waktu dua tahun, tepatnya pada tahun 1999. Selain itu, Diaz juga masih menyabet penghargaan Dean's List dan Delta Mu Delta. Dean's List diberikan kepada mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,6 dan nilai minimal A- untuk semua mata pelajaran. Sementara itu, Delta Mu Delta dianugerahkan kepada mahasiswa manajemen yang menduduki peringkat 20% teratas.

Selepas pendidikan sarjana, Diaz menempuh studi pascasarjana hingga tiga kali di AS. Pertama-tama Diaz mengambil program Master of Public Administration di Virginia Tech University dan lulus dengan memperoleh predikat Graduated with Distinction di tahun 2010. 
Pendidikan pascasarjana berikutnya ia ambil di Hawaii, yakni program Master of Business Administration dan Master of Arts in Global Leadership dari Hawaii Pacific University. Meskipun keduanya ditempuh di waktu yang bersamaan, ia berhasil lulus dengan predikat Graduated with Honors pada kedua program tersebut di tahun 2003.
Saat ini, Diaz masih terdaftar dalam program Doctor of Philosophy in Public Administration di Virginia Tech University dan telah menyelesaikan disertasinya. Selain beberapa pendidikan formal tersebut, ia juga telah menempuh program pendidikan informal. Salah satunya yaitu, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada tahun 2013.

Saat berada di Washington, DC, Diaz sempat bekerja sebagai analis di sebuah perusahaan konsultan politik (lobbying firm), yang dipimpin oleh mantan Senator Bennett L. Johnston, dan sebagai research associate di sebuah "think tank" RAND Corporation.
Memang banyak sosok millenial seperti Diaz. Muda, berbakat, kuliah di luar negeri dan memiliki pengalaman di bidang politik.  Tapi Diaz memiliki keunggulan dibanding kaum ‘millenial’ lainnya. Ia punya pengalaman kerja keras dan cerdas baik di swasta dan birokrasi pemerintahan.  

Sama hal dengan perjalanan akademisnya, pria beranak tiga ini menorehkan pengalaman yang beragam selama berkarier di sektor swasta. Pengalaman profesional pertama Diaz didapatkan ketika bekerja sebagai sales dari PT KIA Otomotif Indonesia. Ia menghabiskan waktu total satu tahun (1999-2000) bekerja di perusahaan yang berbasis di Republik Korea (Korea Selatan) tersebut. Selanjutnya, selama tahun 2000-2001, Diaz dipercaya menjadi Direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan distribusi makanan laut yang dibekukan (frozen seafood). Berlanjut di tahun 2011 – 2014, Diaz menjadi Direktur Pengembangan Usaha, PT Andalusia Andrawina sebuah operator Hotel Amaris, Pancoran. Bersamaan juga beliau menjadi Direktur di PT Etam Coal, sebuah perusahaan batubara di tahun 2012 – 2013. Dan sampai sekarang, ia menjadi Senior Advisor di PT Segara Laju sebuah perusahaan kapal sejak tahun 2015.
Diaz juga banyak berkecimpung sebagai komisaris di berbagai perusahaan besar. Di tahun 2015 – 2018, Diaz menjadi Komisaris Telkomsel, setelah sebelumnya ia berstatus sebagai komisaris PT Andalusia Antar Benua, sebuah franchise dari Western Union. Kemudian ia pernah menjadi Komisaris di PT Fit by Beat, sebuah franchise dari Gold’s Gym (2010 – 2016). Sampai saat ini ia menjadi Komisaris PT Arena MMA Indonesia (2013 – sekarang).  

Selain bekerja di sektor swasta, pengalaman anak ketiga mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono ini  bekerja di sektor publik juga cukup banyak. 
Ia merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung Joko Widodo dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan Ketua Umum Kawan Jokowi dan pernah bersama sama dgn saya sebagai relawan jokowi, terakhir   Kami bekerjasama di Team Transisi Jokowi tahun 2014. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara dari tahun 2012 – 2015. Dan berlanjut ia menjadi Staf Khusus bidang Intelijen di Kemenko Polhukam dari tahun 2014 - 2016. dan pada Mei 2015, Menpora Imam Nachrawi menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai anggota Tim Transisi PSSI dari tahun 2014 - 2016. Diaz juga pernah menjadi staf ahli di Kemenkopolhukam serta di BIN. Dan saat ini masih menjadi staf khusus Presiden RI sejak tahun 2016 sampai sekarang. 

Jadi, kemampuan bekerja di lingkup birokrasi pemerintahan tak perlu diragukan lagi.

Tak hanya muda, Diaz merupakan paket lengkap; muda, jaringan luas, pengalaman mumpuni di sektor publik dan swasta, mendapat dukungan politik.
Disamping pintar gaul dan  membawakan diri  diaz juga seorang yg cukup humble dan suka berbagi serta memperjuangkan kawan kawannya membuat ia diterima diberbagai bidang, salah satunya berkecimpung di dunia pemuda dan olahraga, Diaz sangat layak diperhitungkan Jokowi menjadi Menpora. Mari masbos kita  toz dulu Rempah Nusantaranya biar tetap sehat dan semakin berprestasi buat bangsa dan negara.(PS/RIADI)

Anda Sependapat!!? Silahkan share tulisan ini kesemua.
Komentar Anda

Terkini: