POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memuji keinginan dan komitmen
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi untuk memperbaiki dan
melestarikan, serta memperindah Sumut. Salah satunya, melalui rencana
normalisasi sungai dan pembangunan tol sungai.
Hal itu disampaikan Doni Monardo ketika menjadi
pembicara utama pada Rapat Koordinasi (Rakor) bersama BNPB Indonesia terkait
penanggulangan bencana, lingkungan, dan pengembalian fungsi konservasi, di Aula
Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30
Medan, Kamis (8/8). Hadir di antaranya Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah,
Forkopimda, para Bupati/Walikota se-Sumut, OPD dan ASN Pemprov Sumut, dan
rombongan BNPB.
Doni menceritakan, bahwa pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya, Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah
kerap kali memintanya agar datang bersama tim untuk berbagi tentang aksi
penyelamatan Sungai Citarum.
“Hal ini menunjukkan semangat dan komitmen Pemeritah
Provinsi (Pempov) Sumut untuk memperbaiki, melestarikan, dan memperindah Sumut.
Salah satunya, melalui rencana normalisasi sungai dan pembangunan tol sungai,”
ujarnya.
Tentang solusi permasalahan lingkungan terkait
normalisasi sungai, kata Doni, hanya bisa diselesaikan dengan sinergitas dan
konsep kesatuan komando. Menurut pengalamannya, apabila masing-masing dinas
atau pihak terkait masih bekerja sendiri-sendiri maka akan sulit untuk
melakukan upaya-upaya pengembalian fungsi ekosistem dan konservasi.
“Untuk itu, saya mengajak Bapak Bupati dan Walikota,
serta seluruh pihak yang hadir di sini untuk bertekad membantu Pemerintah
Provinsi Sumut mengembalikan fungsi ekosistem. Mumpung Gubernurnya mau dan
memiliki komitmen, mari didorong. Termasuk juga dengan pihak media,” ujar Doni.
Terkait pembangunan tol sungai, Doni memberikan
masukan untuk memperhatikan berbagai aspek kerugian serta perubahan ekosistem,
sempadan sungai, dan kondisi pepohonan di sekitar sungai.
Pada kesempatan itu, Doni juga memuji Gubernur dengan
menyebut bahwa Edy Rahmayadi merupakan seorang figur anak bangsa yang luar
biasa. “Dulu sama-sama kami angkatan 85, Pak Edy memang selalu merendah
mengatakan nilainya kurang bagus, tetapi satu hal yang tidak bisa dikalahkan
yaitu semangat beliau yang tidak pernah padam,” ucapnya, yang disambut
dengan tepuk tangan dari para hadirin.
Kepada para peserta Rakor, Kepala BNPB juga berbagi
pengalaman tentang usaha penyelamatan Sungai Citarum di Jawa Barat, yakni
sungai yang pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Sungai Citarum
sepanjang 269 kilometer dibagi menjadi 23 sektor dan dipimpin masing-masing
kolonel yang membawahi 200 prajurit. Menetap dan bergaul dengan masyarakat
setempat, tim melakukan pendekatan emosi. Hal itu mampu menggugah masyarakat
untuk turut membantu dan menjaga lingkungan.
“Kini, perlahan-lahan keadaan Sungai Citarum telah
jauh membaik. Sungai yang biasanya banjir hingga 5 hari berkurang menjadi 1
hari, kedalaman hingga bahu kini hanya selutut,” ungkap Doni.
Sebelumnya, Gubernur Edy Rahmayadi menyampaikan ucapan
selamat datang kepada Kepala BNPB Doni Monardo dan Tim Satgas Penyelamatan
Sungai Citarum. Gubernur memuji Doni dan BNPB, karena tugas mereka lebih berat
dari Kopassus atau Satuan Kostrad, sebab bencana datangnya tidak mengenal
waktu. “Untuk itu, harus selalu siap siaga,” katanya.
Edy Rahmayadi kemudian memaparkan pencanangan
pembangunan Tol Sungai akan dilaksanakan pada 15 Agustus mendatang. Tol sungai
ini akan dibangun dan rata-rata mengikuti aliran Sungai Deli. Diharapkan
selesai Tahun 2020, tol sungai ini akan memakan biaya kurang lebih Rp 7
triliun. “Selain membersihkan kawasan sungai atau DAS, pembangunan tol sungai
juga akan memperlancar lalu lintas jalanan Medan. Semua ini kita lakukan atas
dasar kajian,” jelas Edy Rahmayadi.
Rakor dilaksanakan dengan mendengarkan terlebih dahulu
pemaparan dari Tim Satgas Sungai Citarum yakni oleh Kolonel Infantri Yudi
Zanibar, Kolonel Infantri Yusef Sudrajat, Yuhan, dan Dr Aqua Dwipayana.
Kemudian, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diskusi dan berakhir dengan
konferensi pers. (PS/DIAN)