Sabrina Berharap Sejarah Kesultanan Bilah Dibukukan

/ Sabtu, 24 Agustus 2019 / 00.09.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN – Para sejarawan dan pemerhati budaya diharapkan segera melakukan riset dan membukukan sejarah Kesultanan Bilah. Sehingga para generasi muda saat ini dan generasi mendatang mengetahui tentang sejarah Kesultanan Bilah.

Kesultanan Bilah adalah salah satu Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. Raja pertamanya adalah Raja Tahir Indra Alam pada tahun 1623, yang menamai kerajaannya dengan nama Kerajaan Bilah.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) Sabrina dalam pertemuan dengan Keluarga Majelis Pernobatan Sultan Bilah X, di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Sumut, Lantai 9, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30 Medan, Kamis (22/8).

“Untuk budayawan, ada baiknya sejarah ini segera kita buat buku. Soal teknis dan risetnya nanti kita bisa menunjuk Dinas Perpustakaan untuk membantunya," ucap Sabrina

Hadir mendampingi Sekda, Asisten Pemerintahan Umum HM Fitriyus, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ria Nofida Telaumbanua dan Kepala Biro Bina Sosial (Binsos) M Yusuf. Sementara dari Keluarga Majelis Pernobatan Sultan Bilah X yakni OK Muhammad Muchlis (Ketua Penabalan), Tengku Muchrizad (Pemangku Adat Sutan Bilah), Tengku Riswansyah (pemerhati budaya), dan Guslan Riswaldy (setia usaha).

Pada kesempatan itu, Sabrina juga meminta pada seluruh keluarga dan panitia Majelis Pernobatan Sultan Bilah X, usai acara penabalan Sultan untuk segera menyusun silsilah keturunan Kesultanan Bilah. "Silsilah ini menurut saya sangat penting, agar kita tau semua keturunan dari kesultanan ini," ujar Sabrina.

Sebelumnya, Ketua Penabalan OK Muhammad Muchlis menyatakan, kunjugan mereka ingin bermusyawarah dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tentang rencana penabalan salah satu keturunan Raja Bilah yang akan diselenggarakan 9 September 2019, di salah satu masjid di Negri Lama, Bilah Hilir, Labuhanbatu.

"Kita ingin bersinergi dengan pemerintah provinsi. Kita ketahui juga berdasarkan pernyataan gubernur, beliau akan menghidupkan kembali kebudayaan Melayu di Sumut. Jadi kita meminta arahan dan nasehat dari pemerintah untuk penobatan Sultan Bilah Tengku Muhammad Risfansyah cucu dari Tengku Asnan yang merupakan Tengku besar terakhir di Bilah," ucap OK.


Pada persiapan upacara adat nantinya, OK menyatakan telah melakukan persiapan yakni dengan membentuk panitia dan telah mengunjungi seluruh keturunan Kesultanan Bilah yang tersebar di Indonesia, bahkan hingga ke luar negri untuk hadir dalam acara penabalan tersebut.

OK menjelaskan prosesi acara itu nantinya berlangsung selama 4 hari, dimulai dengan ziarah ke makam leluhur di Negeri Lama, Kota Pinang, kemudian prosesi adat Mandi Tabal dan Melepas Lancang, disusul Penabalan Sultan Bilah X di halaman Masjid Sultan Adil, Negeri Lama dan terakhir resepsi yang akan berlangsung di Kota Medan. 

Dijelaskannya, penabalan Tengku Muhammad Risfansyah akan dikukuhkan oleh Dewan Kerapatan Adat Kesultanan Bilah, Raja-raja yang berada di wilayah Kesultanan Negeri Bilah, Lembaga Kerapatan Adat Kesultanan Negeri Bilah dan orang-orang besar bergelar di Kesultanan Negeri Bilah. "Penabalan Sultan Bilah X sudah ditentukan oleh musyawarah dan mufakat para zuriath, keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat yang  menunjuk Tengku Muhammad Risfansyah bin Tengku Azman bin Tengku Hasnan," ucap OK.

OK juga menjelaskan sekilas tentang Tengku Muhammad Risfansyah. Dikatakannya, Tengku Muhammad Risfansyah merupakan putra dari pasangan Tengku Azman (wafat 10 Desember 1989) yang merupakan putra ke dua Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) dengan Tengku Siti Munajat (wafat 19 Januari 1996) binti Tengku Harun Al Rasyid (Tengku Perdana Menteri Sri Mahkota Kesultanan Deli).

Pasangan Tengku Azman dengan Tengku Siti Munajat ini, dikaruniai 6 orang putra-putri, yaitu Tengku Fazlla (Perempuan), Tengku Nadrani Rifka (Perempuan), DR Tengku Syarfina SS MHum (Perempuan), Tengku Amalia Zulflna (Perempuan), Tengku Feria Aznita (Perempuan), Tengku Muhammad Risfansyah.

Putra tertua Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) adalah Tengku Musa yang wafat pada tahun 1986 dan putra dari Tengku Musa yang bernama Tengku Syaifuddin wafat pada 2 Juni 2015 .

Berdasarkan dari kesepakatan zuriath dari Tengku Hasnan (Tengku Besar Bulah) yaitu Tengku Dicky Rinaldo (cucu Tengku Musa) dan Tengku Zulchair putra Bungsu Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) beserta keluarga, juga dari beberapa zuriath keturunan Sultan Adil Bidar Alam, menunjuk Tengku Muhammad Risfansyah sebagai penerus Kesultanan Bilah dan berhak memakai gelar Sultan Muhammad Risfansyah Bidar Alam yang merupakan Sultan Bilah.(PS/DIAN WAHYUDI)
Komentar Anda

Terkini: