POSKOTASUMATERA.COM- LANGKAT-Untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara (Sumut), Wakil
Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah menyambangi jalan alternatif yang
menghubungkan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat melalui jalur Berastagi -
Desa Kutarakyat - Desa Pamah Semelir- Desa Telagah – Desa Rumah Galuh – Desa
Namo Ukur – Binjai, Sabtu (10/8).
Musa Rajekshah yang akrab dipanggil
Ijeck melakukan survei mengenai infrastruktur jalan dan melihat lokasi yang
potensial sebagai magnet wisata di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Hal
ini merupakan upaya sinkronisasi antara destinasi wisata di Karo dan Langkat.
Dalam perjalanan, Ijeck memuji kesegaran
alam di sepanjang jalan dari Karo menuju Langkat, namun yang masih menjadi
kendala adalah infrastruktur jalannya. Masih ada beberapa ruas jalan yang
rusak. Karena itu, perbaikan jalan menjadi salah satu fokus utamanya Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumut untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini.
“Ini jadi satu perhatian kita terutama
infrastruktur jalan yang sudah kita lewati, untuk daerah Kabupaten Karo masih
ada kurang lebih 2 km lagi badan jalan yang harus diperbaiki. Kita sudah
masukkan ini ke anggaran tahun 2020 untuk perbaiki jalan ini. Mudah-mudahan
dengan perbaikan jalan yang lebih baik kunjungan wisatawan lebih lancar, dan
orang-orang semakin banyak yang datang ke mari, yang terpenting masyarakat
sudah bisa menerima kedatangan tamu-tamu wisatawan dan juga masyarakat harus
menjaga alam kita ini, supaya orang yang datang ke mari dapat menikmati alam
dan udara yang segar. Kalau ini terjaga mudah-mudahan ke depan semakin banyak
orang datang,” ujar Ijeck.
Kepala Dinas Bina Marga dan Bina
Konstruksi Provinsi Sumut Effendy Pohan, yang mendampingi Wagub Musa Rajekshah
membenarkan masih adanya jalan yang rusak. Khususnya di jalur altrnatif
sepanjang 2 km, yang berada di perbatasan antara Desa Kutarakyat, Kabupaten
Karo - Desa Pamah Semelir, Kabupaten Langkat.
“Kalau dari batas Kabupaten Karo sampai
ke Namoukur itu panjang jalan sekitar 30 km sudah relatif baik. Jadi jalan yang
masih rusak itu adalah dari Kutarakyat ke perbatasan Kabupaten Langkat, itu
kira-kira ada 9 km, dan yang rusak itu adalah 2 km. Yang lain bisa saya katakan
hampir 85%-90% mantap. Untuk perbaikan di tahun 2019 ini kita hanya
pemeliharaan rutin untuk yang berada di Kabupaten Karo. Yang menjadi konsen
kita adalah perbaikan jalan dari Kabupaten Langkat menuju Kutarakyat Kabupaten
Karo,” ujarnya.
Ditambakan Effendy, perbaikan ruas jalan
itu sudah dimasukkan ke anggaran tahun 2020. “Itu akan kita anggarkan di tahun
2020,” jelas Effendy.
Sepanjang perjalanan terutama saat
berada di Desa Pamah Semelir – Desa Telagah, Ijeck melihat banyak lokasi rumah
pohon. Penasaran, Ijeck berhenti di salah satu lokasi bernama Rumah Pohon
Habitat. Di sana ia melihat keasrian alam yang masih bagus, memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.
“Memang di sini udaranya segar, alamnya
bagus. Karena memang di sini hutannya masih terjaga dengan baik,” puji Ijeck.
Menurut Ijeck, lokasi ini potensial
untuk dikembangkan. Namun masyarakat harus mampu memanfaatkan momentum ini
untuk diubah menjadi salah satu mata pencaharian yang bisa menghasilkan
pemasukan. Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut juga akan
membuat pelatihan dan sosialisasi ke masyarakat agar ikut ambil bagian dalam
meningkatkan pariwisata di daerah ini.
“Kita dari pemerintahan ini nanti,
melalui Dinas Pariwisata akan memberikan lagi sosialisasi bagaimana menciptakan
hospitality yang baik dan bagaimana masyarakat kita dibina diajarkan untuk
mengembangkan ekonomi daerah, supaya masyarakat menikmati hasil dari kunjungan
wisatawan yang datang,” ujar Ijeck.
Namun, Ijeck cukup khawatir terhadap
hutan yang berada di areal ini, karena lokasi ini masih masuk ke dalam hutan
lindung milik negara. Untuk itu, Ijeck mengimbau agar masyarakat tidak
sembarangan membuka lahan.
“Tapi memang kita juga harus lebih
ekstra menjaga hutan ini. Karena saya lihat di pinggiran jalan itu yang memang
masih masuk wilayah hutan lindung tapi mulai terbuka, dibuka ladang-ladang dan
dibikin juga warung-warung oleh masyarakat. Ini harus ada sosialisasi ke
masyarakat dan juga ketegasan kita untuk bisa hutan ini betul betul terjaga,”
tegas Ijeck. (PS/DIAN)