Tuntut Pembebasan Rekan Yang Ditangkap, Puluhan Ribu Mahasiswa Demo DPRD Sumut

/ Jumat, 27 September 2019 / 21.02.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COMMEDAN – Puluhan ribu mahasiswa yang berasal dari sejumlah Perguruan Tinggi di Kota Medan, Jumat (27/9), kembali mendatangi Gedung DPRD Sumatera Utara, menuntut pembebasan rekan-rekan mereka yang ditahan di Polda Sumut karena aksi ricuh pada Selasa (24/9) lalu.

Para mahasiswa awalnya berkumpul di Lapangan Merdeka Medan selepas salat Jumat, dan sekitar pukul 15.00 WIB, massa bergerak menuju Gedung DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol, Medan, secara long mach dengan membawa sejumlah spanduk dan poster-poster. Selain mahasiswa, ratusan pelajar SMA/SMK juga terlihat ikut dalam aksi. 

Dalam orasi-orasi yang disampaikan sejumlah perwakilan mahasiswa di atas mobil komando dengan menggunakan pengeras suara, mereka menyampaikan bahwa aksi mahasiswa kali ini adalah aksi damai. Karenanya mereka mengutuk segala tindakan anarkis yang dilakukan semua pihak, termasuk tindakan anarkis yang dilakukan aparat keamanan dalam penanganan aksi massa mahasiswa.

Para orator aksi juga berkali-kali meminta kepada rekan-rekannya sesama mahasiswa untuk tidak mudah terpancing Provokasi-Provokasi yang bisa menyebabkan aksi damai menjadi Chaos. Mereka mengingatkan massa aksi tetap satu komando dan mengantisipasi kemungkinan masuknya penyusup yang ingin memanfaatkan aksi mahasiswa untuk tujuan tertentu. 


Salah seorang koordinator aksi yang menamakan diri dari Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara, Safar Hasibuan,  dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan dihadapan massa menyampaikan, bahwa mahasiswa di Sumatera Utara mendukung aksi-aksi mahasiswa di berbagai daerah sebagai bentuk social control terhadap pemerintah dalam berdemokrasi dan penyampaian aspirasi.

Mereka juga menyatakan tetap menolak pengesahan revisi Undang-Undang KPK dan menolak RUU KUHP, RUU Agraria serta sejumlah RUU lainnya yang dianggap kontroversi di masyarakat. 

Kemudian, mahasiswa Sumut juga mengutuk aksi anarkis oleh aparat keamanan terhadap mahasiswa dan menuntut pembebasan sejumlah rekan-rekan mereka yang ditangkap dan ditahan di Polda Sumut karena melakukan unjuk rasa pada Selasa lalu. 

“Kami meminta aparat keamanan untuk melakukan pengawalan aksi dengan sebaik-baiknya tanpa kekerasan dan kami meminta agar teman-teman kami yang ditahan segera dibebaskan,“ ujarnya. 


Safar menyatakan, bahwa mereka juga menolak keras aksi unjuk rasa dengan merusak fasilitas umum, membuat kegaduhan dan mengganggu ketertiban umum, karena hal itu juga bertentangan karakter mahasiswa yang merupakan kaum intelektual muda dan agen perubahan. 

Dari pantauan Poskotasumatera.Com di lapangan, massa aksi mahasiswa dan pelajar ini tak hanya memadai Jalan Imam Bonjol depan Gedung DPRD Sumut, namun juga terlihat memadai sebahagian Lapangan Benteng yang berada tepat di depan Gedung DPRD Sumut.  Selain itu, massa juga memadati Jalan Kapten Maulana Lubis depan Kantor Walikota Medan, mulai persimpangan Hotel Santika hingga ke depan Hotel Aston Medan serta sebagian Jalan Pengadilan. Akibatnya, arus lalu lintas di jalan-jalan tersebut terpaksa dialihkan. 

Untuk mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa ini, sedikitnya seribuan aparat kepolisian dari satuan anti-huruhara diterjunkan. Mereka berjaga di depan gerbang dan pagar Gedung DPRD Sumut. Sebagian aparat juga terlihat berjaga di halaman dan dalam gedung. 

Selain menurunkan ribuan aparat, pihak keamanan juga memasang kawat berduri di sepanjang depan Gedung DPRD Sumut, serta menyiapkan beberapa mobil taktis pemecah massa seperti barakkuda dan water canon. Selain itu, sebuah mobil pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan juga terlihat disiagakan di lokasi.

100 Polwan Berhijab

Yang menarik dari pengamanan aksi mahasiswa yang dilakukan pihak keamanan adalah disiapkannya 100 polisi wanita (polwan) yang tampil mencolok dengan penutup kepala (hijab) warna putih. 


Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto, yang dijumpai di Gedung DPRD Sumut kepada wartawan mengatakan, polwan yang mengenakan jilbab ini disiapkan untuk menjaga aksi demo. Mereka terdiri dari personel Polrestabes Medan dan Polda Sumut.
"Kenapa putih, berarti putih itu ikhlas. Selain itu biar nampak mencolok dari yang lain. Ada 100 polwan. Ini kami lakukan untuk mengedepankan langkah-langkah humanis," kata Dadang.

Disebutkan, polwan-polwan ini negosiator untuk menghadapi para mahasiswa. “Kami berharap aksi unjuk rasa mahasiswa kali ini berlangsung damai dan tidak ada yang melakukan tindakan anarkis, “ ujar Kapoltabes. 

Selama aksi berlangsung sempat terjadi beberapa kali insiden seperti pelemparan botol air mineral ke petugas dan penembakan kembang api ke Gedung DPRD Sumut, hingga petugas menembakkan gas air mata ke kerumunan massa. Namun, setelah dilakukan negoisasi antara pimpinan aksi dengan aparat keamanan, massa aksi dapat ditenangkan kembali dan suasana kembali kondusif. 


Aksi unjuk rasa mahasiswa ini berlangsung hingga sekira pukul 17.30 WIB. Mahasiswa kemudian secara berangsur-angsur meninggalkan Gedung DPRD Sumut. 

Mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi ini di antaranya dari Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), dan Institut Teknologi Medan (ITM).

Kemudian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Pancabudi, Universitas HKBP Nommensen, dan Trigunadharma. (PS/HASAN)
Komentar Anda

Terkini: