POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Dengan
mengusung isu soliditas keberagamaan dan kebangsaan, Tuan Guru Batak (TGB)
Syekh DR H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, meluncurkan buku berjudul
"Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan” serta melantik Gerakan Da’i Kerukunan
dan Kebangsaan (GDKK) .
Acara
peluncuran buku dan pelantikan pengurus GDKK ini juga dirangkai dengan Dialog
Nasional Memperkokoh Ikatan Persaudaraan Kebangsaan yang dihadiri ratusan tokoh
dari lintas agama, para pejabat pemerintahan, TNI dan Polri, di Hotel JW
Marriot, belum lama ini.
Kegiatan
yang dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi turut dihadiri
Wagubsu Musa Rajekshah, Sekda Provsu Sabrina,
Wakapoldasu Brigjen Pol Mardiaz Kusin, anggota DPR RI Dolly Tanjung,
Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Asisten Pemerintahan
Setdako Medan Musadad Nasution, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Ketua
Rumah Komunikasi Lintas Agama Pusat Hj Bunda Indah, Kakanwil Kemenag Sumut Iwan
Zulhami, Ketua MUI Sumut H Abdullah Syah MA, Rektor UIN Sumut Prof. Dr.
Saidurrahman MA, para alim ulama serta tokoh lintas agama.
Tuan
Guru Batak (TGB) Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, dalam
sambutannya meminta kepada semua pihak untuk menguatkan soliditas keberagamaan
dan kebangsaan untuk menjaga persatuan, kebhinekaan dan keutuhan NKRI.
“Untuk
menjaga itu, tidak boleh lagi ada yang memainkan isu-isu agama yang berpotensi
dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Para tokoh dari berbagai
agama, silahkan pelajari dan dalami ajaran agamanya serta dakwahkan kepada
jamaahnya masing-masing. Namun, harus tetap saling bergandeng tangan mempererat
silaturrahmi dan persaudaraan dengan umat yang lain demi kedamaian, persatuan
dan keutuhan NKRI,” ujar TGB.
TGB
Syekh Dr H Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA, menyampaikan bahwa metode dakwah yang
mengutamakan kerukunan dan persatuan ini ia terapkan karena berakar dari
kehidupan pribadi dan keluarganya.
“Islam
itu rahmat bagi sekalian alam. Sehingga orang yang serius menjalankan agamanya
harus juga bisa menjadi rahmat bagi umat yang berbeda agama dengannya,” ujar
TGB.
Lebih
lanjut ditegaskan TGB jika persatuan dan kerukunan itu harganya mahal. Para
pendiri negara ini telah mengorbankan pikiran, harta bahkan nyawa untuk
melahirkan konsep negara kesatuan yang berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha
Esa, untuk menyatukan semua agama, suku dan etnis yang ada di Indonesia.
“Karena persatuan dan kesatuan itu harganya mahal maka kita harus menjaganya
secara bersama-sama, “ tegas TGB.
Sedangkan
Gubsu, dalam sambutannya mengatakan, tidak ada agama di dunia yang mengajarkan
umatnya untuk saling mencelakai dan
berbuat kejahatan. Untuk itu masing-masing pemeluk agama harus hidup saling
menghargai dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh
karenanya Gubsu sangat mengapresiasi dan mendukung penuh digelarnya dialog
nasional sekaligus peluncuran buku berjudul Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan
yang ditulis TGB Syekh Dr Ahmad Sabban Elrahmaniy Rajagukguk MA. Sebab, buku
itu mengupas tentang kerukunan hidup beragama dan kebangsaan sehingga dapat
diteladani. "Tuhan menciptakan keberagaman karena ada maksudnya yang tidak
kita ketahui sama sekali," kata Gubsu.
Sementara
itu, dalam dialog nasional yang menghadirkan sejumlah narasumber dari tokoh
lintas agama, dicapai beberapa poin kesepakatan, Pertama: Kasih sayang
(kesatuan) adalah sebuah fitrah yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia.
Kasih sayang ini telah menjadi inti dari ajaran
setiap agama. Sementara itu, keragaman sendiri termasuk keragaman agama,
juga merupakan anugerah. Karenanya, keragaman agama mestinya menguatkan kasih
sayang di antara pemeluknya.
Kedua,
bahwa kerukunan atau hidup rukun itu adalah budaya unggulan kita yang disebut
"kearifan lokal" sehingga tidak boleh hilang serta harus
dipertahankan dan ditingkatkan.
Ketiga,
hidup rukun harus dilandaskan kepada pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang
mendalam dan paripurna. Karena setiap agama pada sisinya yang terdalam
mengajarkan kasih sayang sebagai landasan penting dalam membangun kerukunan.
Di
akhir acara, TGB melantik kepengurusan Gerakan Da'i Kerukunan dan Kebangsaan
(GDKK) yang diketuai Dr. Salahuddin Harahap, S. Fil.I, MA, sekretaris Muhammad
Ikhyar Harahap SH. Sedangkan Tuan Guru Batak (TGB) Syeikh Dr. H. Ahmad Sabban
El-Rahmany Rajagukguk, MA bertindak selaku Ketua Dewan Pembina, dengan wakil Hj
Bunda Indah dan Ketua Dewan Penasehat Ir Bobby Arif Nasution, M. Si.
Gerakan
Da'i Kerukunan dan Kebangsaan Indonesia ini juga menempatkan sejumlah guru
besar, ulama dan pakar dalam tim pakar yang diketuai oleh TGS Prof. Dr. KH.
Saidurrahman, M. Ag yang juga Rektor UIN Sumatera Utara.
Gerakan
Da'i Kerukunan dan Kebangsaan menempatkan ada empat syarat yang harus dimiliki
oleh setiap orang yang terjun sebagai Da'i Kerukunan dan Kebangsaan yakni: (1)
Memahami agamanya secara baik dan paripurna; (2) Memahami Budaya dan Kearifan
Lokal (Local Wisdom); (3) Memahami dan memiliki komitmen untuk membangun
kerukunan; dan (4) Memiliki pemahaman dan wawasan kebangsaan. (PS/HASAN)