Haul ke-10 TGB Syekh Abdurrahman Rajagukguk Angkat Tema Merawat Kemajemukan dengan Cinta

/ Minggu, 03 November 2019 / 16.33.00 WIB



POSKOTASUMATERA.COM-SIMALUNGUN-Haul ke 10 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk, diperingati di persulukan Serambi Babussalam Simalungun, Sabtu (2/11), dengan mengangkat tema "Merawat Kemajemukan dengan Cinta". Pelaksanaan haul berjalan lancar, hikmat dan penuh keberkahan. 

Demikian disampaikan pewaris kemursyidan parsulukan Serambi Babussalam Simalungun, TGB ke 2 Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA, dalam keterangan tertulis yang diterima poskotasumatera, Minggu (3/11/2019).

"Meskipun untuk kegiatan ini saya dan panitia haul tidak menyebar undangan untuk para tokoh dan pejabat, namun karena kegiatan gaul itu tidak berselang lama dari kegiatan peluncuran Buku Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan, ternyata banyak juga tokoh dan pejabat yang mengetahuinya dan datang ke acara haul beserta para jemaah lainnya. Sungguh ini suatu rahmat dan keberkahan dari Allah 'Azza Wajalla," ujar TGB Ahmad Sabban Rajagukguk.  

Dalam tradisi Islam di nusantara, kata TGB, ada istilah yang dikenal dengan haul. Ini adalah sebuah tradisi yang sudah begitu populer dalam Islam ke Indonesiaan, khususnya dalam tradisi Islam Aswaja NU. Dalam berbagai literatur terkhusus dari peringatan haul (kata haul dari bahasa Arab, berarti setahun) adalah peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan, mengenang dan mengambil iktibar atas wafatnya satu ulama dan tokoh besar untuk sekedar mengingat dan meneladani jasa-jasa dan amal baik mereka. Haul yang penting diadakan setiap setahun sekali dan tidak harus tepat pada tanggal tertentu (tidak sakral).

Semangat melaksanakan peringatan haul adalah merupakan semangat Al-qur’an, bahkan seluruh kitab-kitab samawi (Taurat, Jabur, Injil, Al-qur’an). Yakni mengambil kisah-kisah dari orang terdahulu. Bahwa Al-qur’an mengabadikan kisah-kisah terdahulu untuk dapat kita kenang dan mengambil iktibar di dalamnya. 

Selain semangatnya Al-qur’an, tradisi haul juga diadakan berdasarkan hadits Rasulullah SAW. Diriwayatkan: Rasulullah berziarah ke makam Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dalam perang Uhud dan makam keluarga Baqi’. Beliau mengucap salam dan mendoakan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan (HR. Muslim). 

Hadits lain diriwayatkan oleh Al-Wakidi bahwa Rasulullah SAW mengunjungi makam para pahlawan perang Uhud setiap tahun. Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rasulullah agak keras berucap: Assalâmu’alaikum bimâ shabartum fani’ma uqbâ ad-dâr. (Semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan atas kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yang paling nikmat). Abu Bakar, Umar dan Utsman juga malakukan hal yang serupa. (Dalam Najh al-Balâghah, hlm. 394-396) 

Para ulama menyatakan, peringatan haul tidak dilarang oleh agama, bahkan dianjurkan. Ibnu Hajar dalam Fatâwa al-Kubrâ Juz II hlm. 18 menjelaskan, para sahabat dan ulama tidak ada yang melarang peringatan haul sepanjang tidak ada yang meratapi mayyit atau ahli kubur sambil menangis. Peringatan haul sedianya diisi dengan menuturkan biografi orang-orang yang alim dan saleh guna mendorong orang lain untuk meniru perbuatan mereka. 

Peringatan haul yang diadakan secara bersama-sama menjadi penting bagi umat Islam untuk bersilaturrahim satu sasama-lain. Kemudian berdoa sembari memantapkan diri untuk menyontoh segala teladan dari para pendahulu; juga menjadi forum penting untuk menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan. (dikutip dari A. Khoirul Anam NU Online)



Menurut Tuan Guru Batak ke-2 Syekh Dr Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk MA, bahwa kita sekarang ini miskin keteladanan, bahkan sudah sampai salah kaprah dalam mengidolakan seseorang yang sepatutnya dapat dijadikan panutan. TGB Syekh Abdurrahman ini bukan hanya dikarunia Allah kecerdasan dalam ilmu-ilmu agama, khususnya ilmu-ilmu makrifat tapi juga sosok tokoh adat sekaligus yang mengharmonikan antara agama dengan budaya. 

Baginya, kata TGB Sabban, agama dan budaya merupakan karunia Tuhan yang harus dipelihara dan diharmonikan karena keduanya adalah simbol dan karakter (fitrah) manusia. Tidak pelak lagi semasa hidupnya, almarhum Tuan Guru Batak ini selain piawai dalam pidato (dakwah) keagamaan tapi juga mahir dalam tarombo batak serta sangat cinta dengan NKRI. 

Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs secara Nasab kebatakan sampai 12 generasi kebelakang dalam tarombo batak yakni: Syekh Abdurrahman Rajagukguk ayahnya Binjamin ayahnya Musa ayahnya Amaniaji ayahnya Oppuniaji ayahnya Oppu Monang ayahnya Parbimbim ayahnya Oppu Sohuturon ayahnya Guru Tiniloan ayahnya Naihapatian ayahnya Pinggan Pasu dan ayahnya Tuan (Raja) Gukguk Ayahya Aritonang.

Sedangkan secara spiritual (keruhanian) beliau Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs bersambung sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau berguru kepada guru-guru besar yang ada diberbagi daerahnya dan syekh-syekh masyhur di zamannya. 

Beberapa daerah yang dikunjunginya dan bermukim untuk menuntut ilmu yakni di Padang Sidempuan dengan Tuan Guru Syekh Abdul Manan Siregar, Tanjung Medan dengan Tuan Guru Zakaria Musa, Medan dengan Tuan Guru Madjid Nasution dan terakhir di Basilam Langkat dengan Tuan Guru Syekh Fakih Tambah dan Syekh Abdul Mu’im Al Wahab sekitar tahun 1968. Disiplin keilmuan yang dipelajarinya dimulai dari pendidikan syariat (fiqih dan hukum-hukum Islam), thariqah (tasawuf akhlaqi, amali dan falsafi) baru tauhid serta hakikat-makrifat.

"Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs ini merupakan sosok ulama sufi yang memiliki banyak karomah. Makamnya banyak diziarahi orang-orang besar mulai dari presiden, tokoh-tokoh nasional, para jenderal, gubernur, bupati, walikota sampai masyarakat biasa.

Selain guru spiritual, almarhum memiliki ajaran kekayaan kearifan lokal dan kerukunan agar kita sesama anak bangsa bisa rukun. Beliau Ulama yang bertaraf Wali yang sangat dekat dengan Tuhan dan memiliki kepekaan serta kasih sayang dengan para orang miskin dan orang-orang lemah. Disaat bersamaan, almarhum juga adalah ulama yang mencintai NKRI dan selalu menyampaikan ajaran-ajaran kerukunan." ungkap TGB Syekh Dr Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk MA yang merupakan pelanjut silsilah ayahnya itu. 

Dalam perkembangannya saat ini, TGB Syekh Dr Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk MA merupakan tokoh agama, ulama bahkan tokoh kerukunan yang sudah populer di Sumatera Utara bahkan nasional. Sepertinya, beliau mendapat karomah dan berkah ayahnya, sehingga beliau juga saat ini sangat banyak dikunjungi tokoh-tokoh.

Pelaksanaan haul kali ini juga sekaligus dirangkai dengan peresmian Gedung Suluk Hajjah Netty Sembiring, ibunda Bupati Simalungun yang dihadiri langsung oleh putra sulung Ustadz Dr Haji Ahmad Anton Saragih. Hadir Bupati Labura Khadimul Masyayikh Haji Kharuddin Syah, Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Oppusunggu, Dandim Simalungun Letkol Frans Panjaitan, Ketua MUI Siantar Buya Ali Lubis, para tuan-tuan guru dan 'alim ulama.

Hadir juga Mayor Legiman mewakili Danrindam, tokoh pendidikan Haji Ahmad Ridwan Syah, Kakankemenag Simalungun, Wakil Bupati Ir Haji Amran Sinaga dan Sekda Simalungun Gidion Purba, anggota DPRD Sumut Iskandar Sinaga, anggota DPRD Simalungun Bona Uli dan sejumlah tokoh lainnya. 

“Mohon doa kita semua, semoga Allah terus menambahkan keberkahan untuk majelis persulukan Serambi Babussalam Simalungun dalam mensucikan jiwa, membangun akhlak dan merekatkan persaudaraan sesama anak bangsa,” pinta TGB Syekh Dr Ahmad Sabban el Rahmaniy Rajagukguk MA. (PS/HASAN)



Komentar Anda

Terkini: