POSKOTASUMATERA.COM-LANGKAT-Limbah PT Jaya
Palma Nusantara (JPN) dituding merusak ekosistem sungai yang berakibat hancurnya
ekonomi masyarakat yang sebagian mengantungkan hidupnya mencari ikan dan
bertambak ikan, udang dan kepiting.
Perusahaan pengolahan kelapa sawit yang
beroperasi di Lingkungan III Air Tawar Dalam Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan
Gebang dituduh warga membuang limbah sembarangan tak sesuai dengan pengolahan
semestinya ke parit yang alirannya ke Sungai Gebang.
Masyarakat Pekan Gebang yang sebagian berprofesi sebagai petani dan
petambak ikan/ udang ini menyampaikan dugaaan, perusahaan pengolahan sawit ini
membuang limbah pengolahan sawitnya ke parit tanpa melakukan pengolahan limbah
yang benar.
Suwito (41) warga Lingkungan III Air Tawar
Dalam Kelurahan Pekan Gebang, Sabtu (23/11/2019) menjelaskan, perusahaan yang
berkantor pusat di Jalan T Amir Hamzah Medan ini tak kunjung menyahuti
keberatan warga dan hingga saat ini tak satupun delegasi perusahaan menemui
warga membicarakan dampak lingkungan yang diduga akibat perusahaan itu.
Selain itu, dia juga mengaku belum ada tindak
lanjut instansi terkait dalam menyikapi keluhan warga yang dikhawatirkan akan
mengakibatkan dampak sosial yang bisa mengakibatkan sesuatu yang tak
diinginkan.
“Setelah
pembuangan limbah hitam ke parit warga yang parit tersebut mengalir hingga ke
Sungai dan bermuara ke laut ini, hasil panen tambak kami selalu merugi. Kami
telah pernah mengadu, tapi belum ada respon dari pemerintah. Ya kami sabar
sajalah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Sugiono (52) dan Jemi
(39) yang berprofesi sebagai petambak ikan dan nelayan pencari kepiting. Mereka
mengaku PT JPN telah puluhan tahun membuang limbah ke parit warga. Dampak yang
dirasakannya, hasil tangkapan kepitingnya nyaris anjlok karena diduga habibat
air payau dan asin ini banyak yang mati akibat limbah PT JPN.
Dia mengaku, biasanya bisa mengantongi hasil
antara 50 ribu s/d 100 ribu setiap hari, namun akibat pencemaran lingkungan
atas pembuangan limbah PT JPN maka pendapatanya merosot jauh. “Biasa nya saya
bisa menghasilkan 100 ribuan tapi karena banyak kepiting mati, penghasilan saya
nyaris tak ada lagi,” katanya.
Kepala Lingkungan III Air Tawar Dalam
Kelurahan Pekan Gebang P Harahap membenarkan adanya dugaan pencemaran
lingkungan yang terjadi akibat pembuangan limbah PT JPN ke parit atau kanal
yang mengalir ke Paluh Air Tawar hingga bermuara ke Laut Gebang.
Dia memperkirakan, dampak lingkungan
pencemaran limbah PT JPN hingga puluhan Kilo Meter ke arah laut yang berakibat mati
nya sebagian besar habitat air dan rusaknya mutu air hingga berdampak kesehatan.
“Kalau dampaknya jelas puluhan kilo meter dari objek pembuangan limbah. Hal ini
terjadi tahunan,” tegasnya.
Diapun mengaku, warga pernah melakukan aksi
protes ke manajemen PT JPN dan ke DPRD Langkat, tapi belum ada tindakan
pencegahan dan hanya sekedar meninjau ke lapangan. “Warga banyak yang
mengeluhkan pencemaran lingkungan ini. Kami telah mengadu ke manajemen PT JPN
dan DPRD Langkat, namun belum dituntaskan secara serius,” paparnya.
Manajemen PT Jaya Palma Nusantara yang
dihubungi wartawan, Sabtu (16/11/2019) tak bisa ditemui. Staff PT JPN Bambang
mengaku, Manager Pabrik Sahwaludin Ardi sedang rapat dan tak bisa ditemui
wartawan.
Dihubungi via ponselnya, Sahwaludin Ardi tak
mengangkat meski terdengar suara nada panggil. Sementara manajemen lain A Bun
dihubungi via ponselnya mengaku tak tahu menahu tentang operasional pabrik PT
JPN dan mengarahkan menghubungi Sahwaludin Ardi. (PS/RYANT/RIADI)