Limbah PT Jaya Palma Nusantara Diduga Rusak Ekosistem Sungai dan Hancurkan Ekonomi Nelayan di Gebang

/ Minggu, 24 November 2019 / 13.31.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-LANGKAT-Limbah PT Jaya Palma Nusantara (JPN) dituding merusak ekosistem sungai yang berakibat hancurnya ekonomi masyarakat yang sebagian mengantungkan hidupnya mencari ikan dan bertambak ikan, udang dan kepiting.

Perusahaan pengolahan kelapa sawit yang beroperasi di Lingkungan III Air Tawar Dalam Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang dituduh warga membuang limbah sembarangan tak sesuai dengan pengolahan semestinya ke parit yang alirannya ke Sungai Gebang.

Masyarakat Pekan Gebang  yang sebagian berprofesi sebagai petani dan petambak ikan/ udang ini menyampaikan dugaaan, perusahaan pengolahan sawit ini membuang limbah pengolahan sawitnya ke parit tanpa melakukan pengolahan limbah yang benar.

Suwito (41) warga Lingkungan III Air Tawar Dalam Kelurahan Pekan Gebang, Sabtu (23/11/2019) menjelaskan, perusahaan yang berkantor pusat di Jalan T Amir Hamzah Medan ini tak kunjung menyahuti keberatan warga dan hingga saat ini tak satupun delegasi perusahaan menemui warga membicarakan dampak lingkungan yang diduga akibat perusahaan itu.

Selain itu, dia juga mengaku belum ada tindak lanjut instansi terkait dalam menyikapi keluhan warga yang dikhawatirkan akan mengakibatkan dampak sosial yang bisa mengakibatkan sesuatu yang tak diinginkan.

 “Setelah pembuangan limbah hitam ke parit warga yang parit tersebut mengalir hingga ke Sungai dan bermuara ke laut ini, hasil panen tambak kami selalu merugi. Kami telah pernah mengadu, tapi belum ada respon dari pemerintah. Ya kami sabar sajalah,” ujarnya.


Hal senada disampaikan Sugiono (52) dan Jemi (39) yang berprofesi sebagai petambak ikan dan nelayan pencari kepiting. Mereka mengaku PT JPN telah puluhan tahun membuang limbah ke parit warga. Dampak yang dirasakannya, hasil tangkapan kepitingnya nyaris anjlok karena diduga habibat air payau dan asin ini banyak yang mati akibat limbah PT JPN.

Dia mengaku, biasanya bisa mengantongi hasil antara 50 ribu s/d 100 ribu setiap hari, namun akibat pencemaran lingkungan atas pembuangan limbah PT JPN maka pendapatanya merosot jauh. “Biasa nya saya bisa menghasilkan 100 ribuan tapi karena banyak kepiting mati, penghasilan saya nyaris  tak ada lagi,” katanya.

Kepala Lingkungan III Air Tawar Dalam Kelurahan Pekan Gebang P Harahap membenarkan adanya dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi akibat pembuangan limbah PT JPN ke parit atau kanal yang mengalir ke Paluh Air Tawar hingga bermuara ke Laut Gebang.

Dia memperkirakan, dampak lingkungan pencemaran limbah PT JPN hingga puluhan Kilo Meter ke arah laut yang berakibat mati nya sebagian besar habitat air dan rusaknya mutu air hingga berdampak kesehatan. “Kalau dampaknya jelas puluhan kilo meter dari objek pembuangan limbah. Hal ini terjadi  tahunan,” tegasnya.

Diapun mengaku, warga pernah melakukan aksi protes ke manajemen PT JPN dan ke DPRD Langkat, tapi belum ada tindakan pencegahan dan hanya sekedar meninjau ke lapangan. “Warga banyak yang mengeluhkan pencemaran lingkungan ini. Kami telah mengadu ke manajemen PT JPN dan DPRD Langkat, namun belum dituntaskan secara serius,” paparnya.

Manajemen PT Jaya Palma Nusantara yang dihubungi wartawan, Sabtu (16/11/2019) tak bisa ditemui. Staff PT JPN Bambang mengaku, Manager Pabrik Sahwaludin Ardi sedang rapat dan tak bisa ditemui wartawan.

Dihubungi via ponselnya, Sahwaludin Ardi tak mengangkat meski terdengar suara nada panggil. Sementara manajemen lain A Bun dihubungi via ponselnya mengaku tak tahu menahu tentang operasional pabrik PT JPN dan mengarahkan menghubungi Sahwaludin Ardi.  (PS/RYANT/RIADI)

Komentar Anda

Terkini: