Sekda Tapsel : Perkaderan Sebagai Jantungnya Organisasi HMI

/ Senin, 09 Maret 2020 / 21.32.00 WIB
                      

POSKOTASUMATERA. COM-
TAPSEL - 
Perkaderan sebagai jantungnya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hal itu disampaikan Sekda Tapsel pada saat menutup Latihan Kader II HMI Tingkat Nasional di Torsibohoi Nauli Hotel Sipirok, Senin (9/3/2020).

Bupati Tapsel yang diwakili Sekda Parulian Nasution dalam sambutannya menyampaikan, izinkan kami atas nama Pemkab Tapsel mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan Latihan Kader II intermadiate training HMI Tingkat Nasional yang bertempat di Sipirok tepatnya ditempat kelahiran pendiri HMI Prof. Lafran Pane tanggal 5 Februari 1947 di Jogyakarta yang dilaksanakan oleh HMI cabang Padangsidimpuan diikuti 44 peserta dari beberapa cabang yang ada diseluruh Indonesia.

Tentunya saya juga menyampaikan rasa bangga kepada seluruh peserta karena diakhir-akhir LK II ini, telah terlihat wajah peserta yang begitu ceria dan cukup bahagia, itu pertanda bahwa pelaksanaan LK II HMI Tingkat Nasional telah berjalan dengan baik dan sukses berkat kerja keras panitia yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pasca pelaksanaan.              
Lanjut Parulian, bahwasanya HMI ini memiliki sejarah yang panjang terkait perkaderan yang luar biasa, karena banyak tokoh-tokoh HMI yang turut membangun Negara Indonesia, dan kegiatan seperti ini harus terus di tingkatkan karena melihat era global yang saat ini menjadi tantangan buat kita demi menuju yakin usaha sampai (Yakusa).

" Perkaderan di HMI adalah sebuah keniscayaan yang harus terus dilaksanakan karena perkaderan di HMI adalah sebuah jantungnya organisasi, ketika jantungnya sudah copot maka lumpuhlah sudah HMI ini." Jadi konsekuensinya perkaderan harus  terus dilaksanakan mulai dari free inter training, basic intermadiate training, advance training bahkan kursus kursus senior.

Saya berharap dari tubuh HMI akan selalu muncul pejuang-pejuang Islam yang betul-betul mampu menerapkan 5 insan cita yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang belandaskan Islam, insan yang bertanggungjawab terhadap terwujudnya adil dan makmur yang diridhai Allah Swt, harap Parulian.

Sedangkan Kader HMI disiapkan untuk menjadi kader militan, karena sesungguhnya HMI itu dilahirkan tidak ada bapak tidak ada ibu, kesannya HMI itu dilahirkan dalam posisi anak yatim piatu, karena HMI itu dibesarkan dengan penuh tantangan. 

" Kader HMI juga harus benar-benar merencanakan masa depan yang lebih baik, karena HMI sudah menjadi organisasi terbesar di Asia Tenggara, untuk itu saya mengajak adik-adik semua agar betul-betul belajar yang lebih maksimal untuk dapat memahami bahwa HMI itu ada dimana-mana tapi tidak akan kemana-mana."

Pendiri HMI Prof. Lafran Pane dalam membangun HMI itu selalu menerapkan pola kejujuran, karena kader-kader HMI dituntut untuk memiliki 5 Olah, yang pertama Olah jiwa yaitu kader HMI harus berjiwa besar, Olah pikir kader HMI harus berpikir positif, Olah kerja kader HMI harus bisa bekerja lebih terprogram lebih terorganizing dan lebih terkontroling.

Kemudian HMI dalam berkerja harus benar benar rasional dan objektif berdasarkan skedule yang akan dilaksanakan, karena itu HMI juga dituntut Olah rasa artinya bagaimana kita merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Selanjutnya Olah raga, kader HMI itu harus siap berolahraga agar staminanya lebih baik untuk mengantarkan dan semangat keuletan yang sangat tinggi. Kader HMI yang tidak ikhlas akan berhadapan dengan kegagalan makanya kader HMI itu harus bersyukur dan ikhlas dalam menjunjung tinggi syiar islam sesuai Quran dan Hadist sebagai jalan untuk menuju keselamatan. (PS/BERMAWI)
Komentar Anda

Terkini: