Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Tinjau RSUD Padangsidimpuan

/ Selasa, 07 April 2020 / 18.37.00 WIB
                       

POSKOTASUMATERA. COM-
PADANGSIDIMPUAN- Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan sebagai salah satu dari 132 rumah sakit rujukan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang ditetapkan pemerintah di seluruh Indonesia, Selasa (7/3).

Dari Medan, Gubsu naik helikopter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang mendarat di stadion HM Nurdin Padangsidimpuan. Rombongan Gubsu Disambut Wali Kota Irsan Efendi Nasution dan kemudian langsung menuju RSUD.

Tiba di rumah sakit yang sedang mengisolasi seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 itu, Gubsu meminta semua yang hadir saling jaga jarak. “Biasakan jaga jarak, bukan saya curiga sama kalian, tapi siapapun bisa terpapar virus Corona,” katanya.

Gubsu mengajak semua untuk melawan virus ini dengan cara memutus mata rantai penularannya. Yaitu dengan cara tetap berada di rumah, jika terpaksa keluar harus pakai masker, hindari keramaian, jaga jarak dan jangan bersentuhan. 

Selesai menuntaskan kebutuhan di luar rumah, segera pulang. Langsung cuci tangan pakai sabun, ganti pakaian dan kemudian berjumpa keluarga. Jika merasakan ada gejala Corona, segera isolasi diri dan jaga kontak dengan keluarga agar tidak menulari mereka," pungkas Gubsu. 

Setiap orang yang terpapar Corona, jelas Edy, masa inkubasi virusnya sekitar dua sampai tiga minggu baru bisa dirasakan ataupun dideteksi. Jika dalam waktu inkubasi itu semua orang tertular, maka tidak ada lagi orang yang bekerja dan akhirnya kelaparan melanda.

Gubsu juga mengintruksikan kepada Kapolres Padangsidimpuan, Dandim 0212/Tapanuli Selatan, Danyonif 123/Rajawali dan semua aparatur negara untuk bubarkan keramaian. Imbau orang-orang yang berkumpul untuk segera pulang ke rumah.

“Saat ini ada satu orang yang diisolasi di RSUD Padangsidimpuan, lihat banyak orang sibuk saat ini. Bayangkan jika nanti pasien bertambah. Kita harus sadar dan jangan jadikan ini tontonan. Kenapa saya datang ke Sidimpuan, karena ini rumah sakit rujukan,” ujarnya.

RSUD Sidimpuan punya sembilan kamar isolasi dan tiga sudah digunakan. Kepada pihak RSUD, Gubsu ingatkan agar tidak merujuk pasien ke RSUP Adam Malik. Karena yang disiapkan adalah RS  G.L Tobing Tanjung Morawa untuk gejala ringan dan ke RS Marta Friska Medan untuk pasien gejala sedang dan berat.

“Hari ini Pemkab Tapanuli Tengah membawa PDP ke Rumah Sakit Pirngadi Medan, ditolak. Ini bukan sombong, tetapi karena bersangkutan dengan virus dan ada SOP nya. Bukan dokter tidak manusiawi, tetapi karena rujukan itu harus mengikuti SOP,” jelasnya.

Gubsu juga mengingatkan, setiap orang yang mengganggu pencegahan dan penanganan Covid-19 itu bisa dipidana. Namun jika memang pasien harus dirujuk ke Medan maka segera lakukan. 

“Dari 228 ribu jiwa warga Sidimpuan, satu PDP meninggal dan satu sedang diisolasi. Kenapa ? Supaya tidak menularkan virus ke orang lain. Saya datang karena sayang pada rakyat, jadi tolong kalau saya datang lagi jangan berlebihan begini. Jangan gara-gara saya kalian tertular virus,” katanya.

Salah seorang dokter yang menangani pasien Covid-19 mengatakan pada Gubsu bahwa RSUD Sidimpuan butuh masker bedah atau masker yang dipakai saat melakukan operasi. Karena dalam Protapnya, petugas kesehatan harus pakai masker bedah dan bukan masker kain. 

“Harga masker saat ini melambung tinggi, Rp400 ribu per 50 pices dan tentu perawat tidak mampu beli. Sedangkan masker N95 di ruang isolasi sudah terpakai semua,” katanya sembari menunjukkan contoh masker bedah kepada Gubsu.

Menjawab itu, Gubsu Edy Rahmayadi berjanji  mengirimkan 2.000 masker bedah, 100 rapid tes, dan 75 baju APD untuk ruang isolasi. Sementara masker N-95, Pemprovsu sudah pesan 100 ribu dan sedang dalam perjalanan. Rapid tes juga sedang dipesan 56.000 unit.

“Petugas kesehatan, Polisi, beserta semua yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penangulangan Covid-19 ini harus dirapid tes setiap minggu. Kalian ini pahlawan dan jangan menyerah,” pinta Gubsu.

Sementara Wali Kota Sidimpuan Irsan Efendi Nasution melaporkan, butuh tambahan APD di ruang isolasi. Sedangkan APD yang diproduksi BLK direkomendasi hanya untuk tenaga kesehatan di luar ruang isolasi dan di Puskesmas atau zona kuning. Rapid tes yang dimiliki, 100 bantuan Provsu, 40 Kemenkes, 150 beli sendiri, dan sebagian sudah digunakan. 

Di ruang isolasi, ventilator sangat terbatas dan sangat butuh penambahan unit. Apalagi sesuai keputusan gubsu, RSUD ini menampung wilayah Kab. Tapsel, Madina, Paluta, Palas, Tapteng, Kota Sibolga dan Sidimpuan sendiri. 

Untuk bantuan sosial, Wali Kota berharap Pemprov Sumut ikut membantu masyarakat yang terdampak ekonomi akibat Covid-19, apalagi masa-masa sekarang memasuki bulan suci Ramadhan. “Agar masyarakat ekeonomi menengah ke bawah bisa terbantu,” harapnya.

Menjawab ini, Gubsu mengakui semua daerah sama-sama mengalami masa sulit. Karena itu, dipesankannya agar Wali Kota Sidimpuan segera menuntaskan refocusing atau realokasi anggaran yang sekarang sedang berproses.

“Saya memikirkan untuk sektor kesehatan. Pak Wali semaksimal mungkin memikirkan dampak lain dari virus Corona ini. Saya pantau dan jika memungkinkan saya turun tangan langsung. Kalian rakyat saya dan saya bertanggungjawab kepada kalian semua,” kata Gubsu.

Kepada petugas kesehatan dan semua elemen yang terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19, Gubsu minta agar terus berjuang untuk rakyat. “Allah Maha Tahu, tapi Corona tidak mau tahu. Siapapun dan dari latar belakang apapun kalian, ayo bersatu hadapi Corona dengan cara memutus mata rantai penularannya,” ajak Edy.

Terakhir, Gubsu memimpin doa dan meminta semuanya untuk sama-sama mengaminkan. “Dalam waktu dekat, agama Islam menjalankan puasa Ramadhan. Insya Allah tidak ada gangguan dan kita diberi keberkahan serta kesehatan. Virus Corona segera berlalu,” pintanya.(PS/BERMAWI)
Komentar Anda

Terkini: