Belajar di Rumah dan Dibukanya Tempat Perbelanjaan

/ Rabu, 29 Juli 2020 / 05.54.00 WIB

SUDAH hampir kurang lima bulan lebih virus Covid-19 melanda negeri ini. Dan parahnya, virus dari negeri Cina ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Berjalannya waktu, Corona juga telah merusak sendi-sendi perekonomian.

Tak cuma disitu saja, dunia belajar mengajar demi untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa pun ikut terimbas. Selama ini pula para anak didik mau tidak mau, suka tidak suka harus mengikuti anjuran Pemerintah untuk mengikuti Protokol Kesehatan.

Bukan tidak beralasan, demi menyelamatkan generasi bangsa ini dari serangan virus Covid 19, Pemerintahpun membuat aturan dan kebijakan memberlakukan belajar dirumah dengan bertatap muka melalui daring. Selain itu, dengan belajar secara daring, tanggung jawab belajar dan mengajar tidaklah menjadi tanggung jawab Guru sepenuhnya.

Akan tetapi, para orang tua bisa lebih dekat kepada anaknya dengan turut serta mndampingi anaknya belajar dirumah. Jadi tidak bisa serta merta menyalahkan Guru jika ada persoalan belajar mengajar terhadap anak mereka.

Akan tetapi ternyata, lambat laun kebijakan Pemerintah ini sepertinya mulai disorot oleh para orang tua siswa. Banyak dari mereka yang mengomel melalui akun media sosial. Anak mereka disuruh belajar dirumah, tetapi uang sekolah tetap diwajibkan membayar.
Kalau tidak dibayar bagi yang bersekolah di swasta, lantas siapa yang menggaji para pengajarnya?.

Padahal menurut hemat penulis, pemberlakuan belajar dirumah dilakukan Pemerintah demi untuk menyelamatkan anak bangsa, generasi bangsa, dari penyebaran virus Covid 19 yang kasat mata.

Bahkan parahnya lagi, saat Pemerintah menerapkan aturan untuk belajar dirumah, orang tua seperti tidak peduli. Anak-anak mereka malah dibebaskan bermain diluar rumah, bahkan berkerumun ditempat ramai tanpa mengindahkan Protokol kesehatan. Kalau tertular virus covid 19, apakah masih Pemerintah jadi kambing hitam?.

Tak sampai disitu, para orang tua juga cenderung menyalahkan Pemerintah kenapa anak mereka disuruh belajar di rumah sedangkan tempat- tempat perbelanjaan seperti Mall, pasar, dan tempat keramaian lainnya dibuka.

Yang jadi pertanyaan, ketika tempat perbelanjaan terus di tutup, kita beli sayur dimana? Beli ikan dimana? Beli kebutuhan sandang dimana?
Dibukanya tempat seperti itu Pemerintah juga telah mengingatkan dengan keras agar mereka tetap patuh dengan protokol kesehatan. Bukan serta merta lepas tangan.

Dan kalau saja tempat- tempat perbelanjaan terus ditutup, sudah dipastikan perekonomian semakin terpuruk. Ketika perekonomian terpuruk, keluarga akan makan apa?

Untuk itu, penulis mengajak kepada seluruh elemen dan masyarakat bisa lebih bijak dan memahami situasi dan kondisi yang terjadi saat ini agar Kota yang kita cintai (Medan) ini lebih bermartabat.

#yokkitabikinmedancantik,#yokbikinmedanbermartabat,#savemedan. (PS)

Penulis : Lilik Misnaryadi S.Psi (Wakil Pemimpin Redaksi  dailysatu.com, Sekretaris Umum Relawan savemedan)

Komentar Anda

Terkini: