Jaga Kebakaran Hutan,Kepala BKSDA Buka Pelatihan Kader Konservasi

/ Jumat, 11 September 2020 / 07.37.00 WIB
                           
        
POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL-Kepala balai besar konservasi sumber daya alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Utara,Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc membuka acara pelatihan dan pembentukan karakter konservasi manjago harangan di Dusun Suka Mulia Desa Marancar Godang Kecamatan Marancar Rabu, (9/9).

Turut hadir Bupati Tapanuli Selatan, H. Syahrul M Pasaribu, Anggota DPRD Sumut Samsul Qamar, Dr. Ir. Hotmauli Sianturi M.Sc, For Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Gunawan Alza (Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Padang Sidempuan), Zulkarnain Hasibuan, SP, Kepala KPH Wilayah X Padang Sidempuan, Kadis PTSP, Kadis Perpustakaan, Kadis Lingkungan Hidup, Camat Sipirok, Camat Marancar, Camat Batangtoru dan Danramil.


Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Dr. Ir. Hotmauli Sianturi M.Sc, For dalam sambutannya, berharap bagi calon calon konservasi diikuti dengan serius, momen ini sangat berharga sekali, banyak orang kepingin mengikuti pelatihan tetapi tidak punya kesempatan.

“Setelah selesai pelatihan selama tiga hari, bagi calon konservasi dapat menjadi motivator yang dapat merangkul sebanyak pihak untuk melakukan kegiatan konservasi,”ucap Kepala balai besar BKSDA Sumut.

Sementara Kepala Balai Konservasi Sumber daya alam wilayah III, Gunawan Alza dalam laporannya mengatakan, maksud dilaksanakannya kegiatan pendidikan kader konservasi adalah mengoptimalkan peran aktif kader konservasi berbasis masyarakat dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pendidikan kader konservasi mengacu kepada keputusan Dirjen perlindungan hutan dan konservasi alam Nomor.41/IV-set/HO/2006, lamanya pendidikan 3 hari dan 25 Jam pelajaran, terdiri dari 16 Jam pelajaran teori dan 7 jam praktek lapangan dan 2 pelajaran untuk kegiatan teknik pelaporan dan diskusi 1 jam pelajaran 45 menit.

Dikatakan Gunawan Alza, peserta pendidikan kader konservasi berjumlah 130 orang berasal dari 16 Desa dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Marancar, Sipirok dan Batangtoru, masyarakat Desa yang berasal dari sekitar landscape Batangtoru.

Bupati Tapsel, H. Syahrul M Pasaribu, menyambut kegiatan ini dengan baik. Maka orang marancar sesungguhnya mempunyai filosopi air adalah sumber kehidupan, tidak akan da lestari manakala tumbuhan dan sejenisnya itu tidak dilestarikan, kan kira kira itu juganya intinya ini.”Tentunya bila dikolaborasi tidak hanya pojon hutan itu tapi termasuklah disitu hewan hewan, makanya folora dan fauna ini harus kita jaga,”ucap Bupati.

“Menurut take line saya adalah Sesunguhnya hutan dan kekayaan didalamnya adalah pinjaman dari anak cucu kita. Filosopinya kalau warisan seolah olah suka suka kita menggunakannya rupanya, tapi kalau pinjaman anak cucu kita wajib kita lestarikan minimum dan kalau bisa dijaga supaya nanti dimahkamah pengadilan ahirat tidak dipersalahkan anak cucu kita,”pungkas Bupati*
Komentar Anda

Terkini: