FPPSN Dorong Pemerintah Agar Sahala Pakpahan Dinobatkan Pahlawan Nasional

/ Senin, 09 November 2020 / 18.58.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-TAPSEL- Forum Pemuda Peduli Sipirok (FPPSN) sedang berjuang mendorong pemerintah agar menobatkan Sahala Pakpahan sebagai pahlawan nasional mengingat jasa-jasanya masa revolusi fisik 1946-1949 sangat besar bagi bangsa dan negara.


"FPPSN telah melakukan riset dan penelitian terkait jasa-jasa Sahala Muda Pakpahan masa revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari ancaman penjajahan Belanda yang melakukan aggresi militer," kata Ketua FPPSN Indra Muda Siregar, Senin (9/11).

Indra menambahkan, sebagian hasil riset yang dilakukan FPPSN itu telah diterbitkan menjadi buku yang ditulis oleh Budi P. Hatees, salah seorang sastrawan asal Sipirok. 


"Momentum Hari Pahlawan Nasional 10 November 2020 akan kami manfaatkan untuk meluncurkan buku Sahala, Sipirok Dalam Pusaran Sejarah Revolusi Fisik (1946-1949) karya Budi P. Hatees," katanya.

Menurut Indra, buku Sahala, Sipirok Dalam Pusaran Revolusi Fisik (1946-1949) memuat kisah-kisah para pejuang revolusi fisik di Sipirok, yaitu mereka yang berjasa melakukan perlawanan dengan cara perang gerilya terhadap Belanda.

"Kisah-kisah mereka selama berjuang sudah menjadi dongeng di lingkungan masyarakat Sipirok, FPPSN membukukannya agar menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang," katanya.

Ia menambahkan, peluncuran buku dan diskusi ini dilaksanakan bekerja sama dengan Program Studi Sejarah Institute Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS). 

Sebagai institusi perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan, IPTS acap melakukan kajian-kajian sejarah yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan.

"FPPSN mengundang Bapak Erwin Siregar, Ketua Program Studi IPTS, agar kajian tentang perjuangan Sahala Muda Pakpahan semakin valid sebagai sumber rujukan untuk menguatkan sosok Sahala Muda Pakpahan sebagai pahlawan nasional," katanya.

Menurut Indra Muda Siregar, sosok Sahala Muda Pakpahan merupakan anak muda berusia 22 tahun yang mengangkat senjata melawan Belanda. 

Dia menjadi komandan Angkatan Gerilya Sipirok, yaitu sebuah pasukan dari front Sipirok, yang sengaja dibentuk oleh Wedana Sipirok untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dari ancaman penjajah.

"Sahala Muda Pakpahan meninggal dalam usia 23 tahun. Perlawanannya yang gigih membuat Belanda mengalami banyak kerugian," katanya.

FPPSN sebuah lembaga non-goverment yang didirikan generasi muda Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, dan Aek Bilah, kata Indra, berharap agar pemerintah menobatkan Sahala Muda Pakpahan menjadi pahlawan nasional guna mengenangkan jasa-jasanya bagi bangsa dan negara.
(PS/BERMAWI)
Komentar Anda

Terkini: