Di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia, Mulyono berusia 52 tahun yang merupakan mantan preman tidak habis fikir dan mati akal dalam menghadapi Pandemi Covid ini. Bermodalkan uang pas-pasan dan peralatan seadanya, beliaupun mulai memanfaatkan bangunan kosong yang ada di tempatnya tinggal.
Mengawali ternak Cacing yang dikelola nya dengan mengambil Bambu bekas perancah bangunan-bangunan yang dalam jagaan beliau untuk dibuat sebagai tatakan dan rak yang dilapisi dengan Terpal plastik.Setelah selesai rak dan tatakan dilanjutkan dengan membeli Cocovid dan kotoran Sapi yang merupakan dua bahan dari beberapa komponen pendukung untuk kelengkapan media dan makanan Cacing merah.
Proses pembiakan Cacing merah ini cukup lama hingga enam bulan lamanya baru bisa di panen.Harus dengan ketekunan dan kesabaran baru membuahkan hasil yang maksimal.Manjadda wajada,siapa yang bersungguh –sungguh pasti mendapat seperti Ustadz-ustadz itu bilang,ucapnya sambil mengaduk campuran kotoran sapi dengan beberapa bahan lainnya untuk makanan cacing merahnya.
Setelah enam bulan Cacing merahnya pun bisa di panen untuk di jual dan kotoran Cacingnya bisa berguna untuk Pupuk .
Semoga saja Ternakku ini dilirik dan di perhatikan oleh Pemerintah dan para Pengusaha yang nantinya bisa terus berkembang dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan juga menampung banyak tenaga kerja disini .(PS/RYANT)
