Puluhan Tahun Warga Dusun II Paya Bulat Desa Selotong Kecamatan Sicanggang Dambakan Listrik dan Jalan yang Layak

/ Rabu, 17 Maret 2021 / 06.25.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-LANGKAT- Walau usia Kemerdekaan Indonesia telah mencapai 75 Tahun, namun masih ada Desa yang tidak memiliki fasilitas penerangan (listrik). Padahal Desa tersebut berada hanya 45 Menit dari Ibukota Kabupaten Langkat.

Mirisnya nasib warga Dusun II Paya Bulat Desa Selotong Kecamatan Sicanggang, sejak hampir 70 Tahun tidak pernah merasakan enaknya memiliki failitas listrik seperti Dusun2 lain disekitar mereka.


Selain fasilitas listrik yang tidak ada, akses jalan menuju Dusun ini juga jauh dari layak, jalanan berbatu juga sempit. Padahal jalan itu menghubungkan Dua (2) Desa, yakni Desa Selotong dan Desa Karang Gading. Saat dikunjungi wartawan poskotasumatera, Minggu (14/03/2021)


Akibat tidak adanya fasilitas listrik serta akses jalan yang jauh dari layak, warga Dusun II Paya Bulat ini serasa terisolir dari daerah lainnya.



Hasil padi warga Desa jadi sulit dibawa keluar utk dijual, alhasil harganya jadi murah. Hal tersebut menambah derita warga yang tinggal di Dusun tersebut.

Paiman (50) salah seorang warga yang ditemui, kepada poskotasumatera.com mengatakan kalau dirinya berserta istrinya, Suprihatin (40), sejak lahir tinggal di Dusun II Paya Bulat Desa Selotong ini, sejak dulu sampai sekarang wilayah ini tidak memiliki fasilitas listrik dan akses jalan yang layak.


"Semoga listrik dapat segera masuk ke Dusun II Paya Bulat ini serta jalannya diperbaiki, karena kalau malam hari Dusun kami ini gelap gulita dan menambah kesan seram bagi warga disini,"harap pria yang sehari-hari pekerjaannya mocok-mocok ini.


"Selama ini saya hanya nenerima bantuan sembako 10 kg yang dari pemerintah, selebihnya bantuan lain tidak pernah kami dapatkan," tambahnya.



Melihat kondisi rumah Paiman juga sangat prihatin, rumah yang sangat tidak layak untuk dihuni, karena sudah condong dan atapnya yang bolong-bolong disana sini.

Muhammad Yusuf (47) warga yang juga dari zaman orang tuanya serta dirinya juga lahir di Dusun ini menyampaikan, dulunya Dusun ini dihuni 20 KK, namun karena kondisi seperti ini, satu persatu warga pindah dari sini. Sampai sekarang hanya tinggal 6 KK saja yang masih bertahan.


"Sedih hati saya kalau melihat anak saya harus belajar dengan menggunakan lampu teplok, ditambah lagi dengan pembelajaran sistem daring saat ini," ucap lelaki yang sering sakit-sakitan ini.


"Anehnya lagi warga sini kalau pun ada bantuan bibit padi dari Desa, dimintai uang transport 25 ribu untuk satu kancip bibit padi, terpaksa harus dibayar juga," ujarnya


Sumariono Kades Desa Selotong ketika dikonfirmasi lewat no telp genggamnya, mengakui kalau untuk pemasangan listrik sudah berkordinasi dengan orang PLN di Stabat.


"Kita sudah kordinasi dengan Pak Bambang, pihak PLN dari Stabat dalam hal pemasangan listrik di Paya Bulat tersebut bang," kata Kades yang menjabat sejak 2019 yang lalu.



Mengenai pembayaran uang bibit padi diakui Kades itu memang sebagai uang transport karena truk tidak bisa langsung masuk ke Dusun II tersebut.

"Uang itu untuk uang transport bang, dan wajarlah kerena truk tidak bisa masuk kelokasi Paya Bulat bang," ujarnya.


Syah Afandin SH, saat dihubungi mengatakan mungkin belum diusulkan kekita itu dinda, nanti saya akan cek, terima kasih infonya untuk jadi perhatian kita.(PS/DIAN)





Komentar Anda

Terkini: