R.Khairil Chaniago: Aneh Kalau Ada yang Bilang Pembangunan Tanggul Untuk Mengatasi Banjir Rob di Belawan Akan Menghabiskan Anggaran.

/ Jumat, 28 Mei 2021 / 11.05.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Kritikan dari pengamat Lingkungan Sumatera Utara, Jaya Arjuna yang mengatakan agar Pemko Medan jangan terburu buru mewacanakan pembangunan tanggul rob di Belawan. Karena hasilnya hanya akan menghabiskan anggaran dan tidak memberikan solusi mengatasi dampak rob di Belawan, mendapat tanggapan serius dari Ketua Umum Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) R. Khairil Chaniago, Jumat (28/05/2021).

Khairil sangat menyesalkan karena ternyata masih ada seorang yang mengaku sebagai pengamat Lingkungan, tetapi kurang cermat dalam mengamati perubahan Lingkungan yang terjadi di ujung Utara Kota Medan ini. Bahkan mata hatinya pun kurang cermat memperhatikan penderitaan yang sudah berlangsung selama bertahun tahun dialami oleh warga Belawan dan Medan Utara pada umumnya terkait bencana Banjir rob.


Kepada poskotasumatera.com, Khairil menjelaskan, saat ini hampir 90 persen daratan yang ada di kota Belawan tenggelam oleh air pasang laut yang siklusnya terjadi hampir setiap Bulan. Kondisi ini akhirnya membuat sebagian besar wilayah hunian masyarakat Belawan menjadi sebuah kawasan hunian yang kumuh, masyarakatnya rentan penyakit dan perekonomian masyarakat terpuruk akibat aktivitas yg terganggu oleh air pasang yg meluber hingga ke jalan - jalan utama di Medan Belawan. 


"Saat ini hampir 90 persen daratan yang ada di kota Belawan tenggelam oleh air pasang laut yang siklusnya terjadi hampir setiap Bulan. Kondisi ini akhirnya membuat sebagian besar wilayah hunian masyarakat Belawan menjadi sebuah kawasan hunian yang kumuh, masyarakatnya rentan penyakit dan perekonomian masyarakat terpuruk akibat aktivitas yg terganggu oleh air pasang yg meluber hingga ke jalan - jalan utama di Medan Belawan," kata Ketua FABB ini.


"Kondisi Belawan sudah masuk fase darurat, maka perlu langkah cepat untuk mengatasinya. Kami dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) Memberikan apresiasi yang tinggi kepada Walikota dan Wakil Walikota Medan yang merespon cukup cepat dengan melakukan langkah-langkah lobby dan teknis guna memulihkan kondisi yg ada di Belawan," tambahnya.


"Namun disayangkan tiba- tiba ada seorang akademisi yang buru buru melakukan protes dan kritik, terkesan menghalang-halangi niat positif dari Pemko Medan dalam menyelesaikan problem sosial yg kami alami, dan tentu hal ini membuat saya sangat kecewa kepada beliau," ujar Khairil Chaniago.


"Jika memang memiliki konsep problem solving yang baik dan mumpuni, seharusnya beliau paparkan terlebih dahulu secara terbuka, sehingga publik bisa mengerti dan mendalaminya, kami dari berbagai elemen dan tokoh masyarakat siap untuk mendengarkan dan mendukung konsep penyelesaian masalah yang diajukan selagi tidak keluar dari masalah yang sebenarnya," ucapnya. 


Lebih lanjut Khairil menyampaikan bahwa seyogyanya sebagai pengamat lingkungan, Bapak Jaya Arjuna lebih tepat untuk menyuarakan  tentang rusaknya kawasan ekosistem manggrove dikawasan Paluh Kurau dan sungai dua serta beberapa titik lainnya di Belawan yang merupakan Buffer Zona (zona penyangga) wilayah Belawan. 


Dimana peralihan fungsi kawasan manggrove tersebut adalah merupakan faktor utama yang menyebabkan melubernya air pasang dan menenggelamkan wilayah Belawan. 


Khairil juga mengingatkan bahwa sikap standart penggiat  NGO itu adalah memperhatikan, mendengarkan, merasakan, memikirkan baru kemudian menyuarakan atau mengambil tindakan. 


Dari sini kita bisa menilai sendiri bahwa siapa pihak yg bersikap terburu-buru itu, Bapak Jaya Arjuna atau Pemko Medan.


Perlu kami tegaskan bahwa banjir rob di Belawan adalah sebuah bencana berkelanjutan, pemerintah wajib hadir untuk sesegera mungkin menyelesaikannya dan kami sebagai warga terdampak siap untuk memberikan masukan jika hal itu dibutuhkan. 


"Terkait angggaran yang akan digelontorkan untuk penanganan banjir rob, tidak menjadi sorotan dan fokus kami berapapun nominalnya, apakah 350 milyar ataupun 6 Trilyun , tentu pemerintah yg lebih mengerti dari kami baik dalam pengajuan dan pemanfaatannya," ungkap tokoh masyarakat Belawan ini.


"Terkait bagaimana desain dan langkah teknisnya kita serahkan kepada ahlinya, siapapun yang bertindak sebagai konsultan dan kontraktor proyek itu urusan pemerintah bukan urusan sebuah organisasi masyarakat," ucapnya 


"Tugas kami dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) adalah berjuang menyuarakan segala bentuk kesenjangan yang ada demi kemaslahatan masyarakat Belawan secara umum dan tentunya kami tidak ingin kota kelahiran kami menjadi kota Atlantis yg tenggelam akibat keserakahan dan kecerobohan manusia dalam bertindak dan berpikir,," tegas R. Khairil Chaniago.(PS/DIAN)

Komentar Anda

Terkini: