Untuk Kesejahteraan Nelayan Belawan, FABB Presentasikan Program Rehabilitasi Kawasan Laut Berbasis Rumpon Terpadu di Depan Wakil Gubernur Sumut

/ Kamis, 03 Juni 2021 / 10.42.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MEDAN-Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) memperoleh waktu dan kesempatan dari Wakil Gubernur Sumut H. Musa Rajeck Shah untuk mempresentasikan salah satu Program Kerjanya yaitu Upaya Peningkatan hasil tangkap nelayan tradisional melalui Rehabilitasi Kawasan laut berbasis Rumpon Terpadu, Rabu (2/06/2021). 

Bertempat di rumah Dinas Wakil Gubernur, Jalan Tengku Daud Medan. Pada kesempatan tersebut hadir Ketua Umum FABB, R. Khairil Chaniago, didampingi oleh Waketum Hadi Suhendra Hamidi serta Adi Mardiansyah, Gilang dan Rifki yang merupakan Volunters Tim Rancang Desain Program FABB dari Mahasiswa Arsitektur ITM Medan.

R.Khairil Chaniago memulai presentasinya dengan menjabarkan visi yang ingin dicapai oleh organisasi yang di pimpinnya, yaitu Kesejahteraan Anggota dan Masyarakat Belawan, melalui Misi berupa “Pemberdayaan pola pikir” dan “Pemberdayaan ekonomi” terhadap para anggota dan masyarakat. 


Kepada poskotasumatera.com Khairil menjelaskan lebih lanjut bahwa masyarakat Belawan yang mendiami wilayah pesisir Kota Medan khususnya para nelayan tradisional saat ini kehidupannya telah mengalami degradasi ekonomi yang cukup drastis, banyak Variable yang menyebabkan hal ini terjadi dan salah satunya adalah akibat rusaknya ekosistem laut akibat penggunakan alat tangkap perikanan yang Destruktif.

Sehingga banyak Wilayah pemijahan ikan yang hancur baik disepadan pantai maupun di zona tangkap dasar nelayan tradisional dan akhirnya membuat terjadinya penurunan stock ketersediaan ikan di Wilayah perairan. 

Di depan wagubsu, khairil mengutarakan kesedihannya dengan mengatakan bahwa saat ini nelayan tradisional mengalami kemiskinan Structural, bukan karena kekayaan alam negeri ini jumlahnya yang sedikit dan dinikmati oleh orang yang begitu banyak, namun kebalikannya yaitu kekayaan alam kita jumlahnya begitu banyak namun dinikmati oleh orang yang begitu sedikit, hal ini mencerminkan bahwa telah terjadi ketidakadilan dalam pengelolaan dan pemanfaatan ekonomi wilayah laut. 


"Jika hal ini mengalami pembiaran, maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem hayati laut akibat pemanfaatan yang over tanpa dibarengi oleh upaya pemulihannya. Untuk itu program Rehabilitasi kawasan laut berbasis rumpon terpadu kiranya dapat menjadi salah satu bagian dalam rangka pemulihan tersebut," tambah Khairil.

"Bahwa Konsep Rumpon Terpadu ini bersifat multi fungsi yaitu disamping sebagai upaya rehabilitasi kawasan laut, juga dapat menjadi semacam benteng zona tangkap nelayan tradisional dari pelaku Destruktif Fishing," Kata tokoh masyarakat Belawan yang juga ahli dalam bidang pertambangan ini.

"Disamping itu manfaatnya juga beragam, mulai dari memudahkan para nelayan tradisional dalam menemukan tempat mengoperasikan alat tangkapnya dilokasi yang penuh potensi, dapat menyumbang PAD dari pola retribusi hasil tangkapan nelayan yang termanajemen, menjadi objek wisata bahari khususnya bagi para pemancing mania, dan dapat pula menjadi daerah observasi dan penelitian (riset) dalam kegiatan akademis,"ujarnya.

Setelah mendengar pemaparan, wagubsu H.Musa Rajeck Shah menyatakan ikut merasa prihatin melihat kehidupan para nelayan tradisional secara umum, beliau menceritakan sedikit pengalamannya saat mendampingi para nelayan yang ada di pesisir barat Kabupaten Madina, ada beberapa kapal ikan yang disumbangkan untuk para nelayan disana, namun mereka tetap miskin karena wilayah tangkapan mereka sudah digasak oleh ganasnya pukat trawl dari Thailand yang beroperasi disana


Hal ini kemudian membuat beliau berusaha untuk mengajak para nelayan agar melakukan diversifikasi usaha melalui pertanian dan perkebunan plasma dan sekarang kondisi kehidupan mereka sudah menjadi jauh lebih baik.

"Namun tentu hal ini berbeda dengan situasi yang ada di Belawan, kita sulit melakukan diversifikasi usaha, oleh karena program rumpon terpadu yang telah dipaparkan semoga menjadi bagian solusi, dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara sangat mendukung terealisasinya program tersebut," terang Ijeck.

"Namun ada beberapa hal yang harus di analisa secara lebih dalam lagi, baik terkait hal–hal teknis peralatan,  penentuan titik lokasi rumpon terpadu tersebut, serta model manajemen yang diterapkan, hal ini dimaksudkan agar program yang membutuhkan biaya besar ini dapat teraplikasi dengan benar dan tidak menjadi sia sia," ucapnya. 

Dalam pertemuan tersebut Wagubsu juga secara spontan memanggil pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya Bapak Agustiono untuk terlibat aktif dalam melihat serta mengatasi persoalan nelayan yang ada di Belawan

"Kita ingin pemerintah bisa berbuat dan hadir ditengah tengah nelayan tradisional, karena mereka juga adalah saudara–saudara kita yang wajib kita pikirkan, mari kita cari dan realisasikan langkah serta upaya yang bersifat memperkuat dan mempercepat tercapainya kesejahteraan mereka," tegas Wagubsu.(PS/DIAN)




Komentar Anda

Terkini: