POSKOTASUMATERA.COM – PAKPAK BHARAT - Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dibawah kepemimpinan Franc Bernhard Tumanggor, terus melakukan upaya dan inovasi terbaru ke Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya dalam rangka peningkatan ketahanan pangan dari berbagai sektor, seperti sektor pertanian, perikanan dan sektor lainnya, yang nantinya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Terkini,
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat akan mengembangkan budidaya ikan dengan teknologi
sistem bioflok. Teknologi tersebut telah banyak diterapkan diluar Provinsi
Sumatera Utara.
Hal
ini disampaikan Bupati Franc Bernhard Tumanggor, didampingi oleh Kadis Pertanian,
Jabendeus Banjarnahor, SP, usai menerima kunjungan Balai Perikanan Budidaya
Laut Batam, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,KKP, di Pendopo Bupati
Pakpak Bharat, Salak Rabu (08/03/2022).
Agung
Darmono,S.Pi,Perekayasa Madya, Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya,KKP, menjelaskan Sistem Bioflok adalah salah satu
teknologi budidaya ikan, yakni suatu teknik budidaya melalui rekayasa
lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang
secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Prinsip
kerja bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen menjadi massa lumpur atau sludge. Cara
ini didapatkan dengan menggunakan bakteri pembentuk flok yang memiliki sifat
biopolymer polihidroksil alkanoat sebagai ikatan bioflok tersebut.
"
untuk di Provinsi Sumatera Utara,Sistem Bioflok ini baru diterapkan di dua kota
yaitu di Kabupaten Pakpak Bharat dan kota Siantar" katanya.
Menurut
Agung Darmono,S.Pi, Penerapan sistem bioflok melalui rekayasa lingkungan
dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme mampu
menjadikan hasil panen melonjak tiga kali lipat dibanding sebelumnya.
"Jika
kita perbandingkan dengan budidaya sistem konvensional adalah sistem bioflok
ini tidak banyak memakan tempat sehingga untuk daerah perkotaan juga sangat
cocok diterapkan. Sistem bioflok ini juga hemat air karena tidak ada pergantian
air tetapi hanya memerlukan penambahan air sedikit setiap hari saja serta
bisa memelihara dengan kepadatan tinggi.
Disamping
itu, inovasi teknologi budidaya ikan ini juga membuat penggunaan pakan lebih
efisien. Misalnya pada metode budidaya konvensional nilai Feed Convertion Ratio
(FCR) rata-rata sekitar 1,5 maka dengan teknologi bioflok Feed Convertion Ratio
(FCR) dapat mencapai 0,8 hingga 1,0. Artinya, untuk menghasilkan 1 kg daging
ikan pada sistem konvensional memerlukan sekitar 1,5 kg pakan. Sedangkan dengan
metode bioflok, hanya memerlukan 9,8 hingga 1,0 kg pakan ikan.
Di
berbagai daerah, bioflok terbukti efisien dibanding sistem konvensional, bahkan
meningkatkan produktivitas lebih dari 3 kali lipat. Contohnya pada kolam dengan
rata-rata padat tebar 1.000 ekor/m3 dengan ukuran diameter 3 meter, maka dapat
ditebar sekitar 3.000 ekor benih lele.
Bupati
Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor,menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Kementrian Kelautan & Perikanan (KKP), karena
Kabupaten Pakpak Bharat telah mendapat kuota alokasi Bioflok untuk tahap awal
sebanyak 6 kolam, dengan kapasitas 30 ribu ekor ikan nila. Rencananya, program
ini langsung dimulai bulan depan, sehingga waktu panen diperkirakan pada
bulan Juni-Agustus depan.
"Dengan
adanya program ini, selain memenuhi kebutuhan di Kabupaten Pakpak Bharat
juga diharapkan bisa memerangi kasus stunting di Kabupaten Pakpak Bharat
sebab protein yang terkandung didalam ikan sangatlah tinggi."katanya
sambil berharap pengembangan ikan jurung juga bisa diterapkan dengan sistem
bioflok ini.
Sementara
itu Kadis Pertanian,Jabendeus Banjarnahor, SP, mengatakan bahwa program
pengembangan sistem bioflok di Kabupaten Pakpak Bharat yang telah
dialokasikan dari KKP ini merupakan dukungan dari Bupati Pakpak Bharat yang
peduli dengan sektor perikanan terutama budidaya ikan air tawar.
"Kita
sudah memberangkatkan SDM kita dari seksi perikanan ke balai benih perikanan
dan saat ini sudah pulang dan siap untuk menerapkan bioflok kepada masyarakat.
Distimulan dari pengembangan bioflok juga sangat mendukung untuk penurunan
angka stunting karena adanya program biofolk ini secara otomatis bisa meningkat
gizi di masyarakat" ujarnya. (PS/K.TUMANGGER).