Agus Setiyoso : Mengolah Limbah Pertanian Sekam Padi Jadi Gas, Dan Pupuk Cair Launching Di Tanjungbalai

/ Sabtu, 16 Juli 2022 / 16.06.00 WIB

 


Teks Gambar : Panitia saat melakukan demonstrasi Gasifikasi yakni alat pengelola limbah pertanian sekam padi menjadi Bio Gas serta pupuk cair dan pupuk padat di Aula Abi Besok, Jalan Sudirman Kota Tanjungbalai, Jumat (15/7/2022) malam. (ist) 



POSKOTASUMATERA-COM-TANJUNGBALAI 

Alat pengelola limbah pertanian menjadi Bio Gas (Gasifikasi) dilaunching di Tanjungbalai. Launching Gasifikasi itu sekaligus peresmian PT Anugerah Al Hikmah dan PT Inotek Solusi Indonesia yang diselenggarakan di Aula Abi Besok, Jalan Sudirman Kota Tanjungbalai, Jumat (15/7/22) malam.


Hadir dalam kegiatan itu,Komisaris PT Bratas Energi, Bambang, Komisaris dan Direktur Utama dari PT Anugerah Al Hikmah dan PT Inotek Solusi Indonesia, serta peneliti dan pengembangan Gasifikasi, yakni Agus Setiyoso bersama timnya.


Kemudian turut hadir perwakilan dari Polres Tanjungbalai, Pemko Tanjungbalai dan Koramil setempat, para undangan dari berbagai elemen masyarakat, serta inisiator, Suardi Salim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abi Besok.

Peneliti Gasifikasi Agus Setiyoso, yang sekaligus sebagai panitia pelaksana, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa, Gasifikasi adalah sebuah alat yang mengolah limbah pertanian seperti sekam padi menjadi gas, pupuk cair untuk pertanian dan limbah padat berupa arang sekam.






"Produk utama dari Gasifikasi ini adalah syntetik gas. Sekam dikonversi menjadi bahan bakar yang digunakan untuk generator yang hasil output nya adalah gas. Produk sampingannya adalah pupuk cair dan arang sekam yang bisa menjadi pupuk padat, "ucap Agus.



Dikatakan Agus, pengoperasian alat itu sangat sederhana dan hanya membutuhkan aliran listrik yang sangat kecil. Bahan baku nya menggunakan bara api sebagai starter awal serta limbah pertanian berupa sekam padi, sekam jangung dan limbah pertanian lainnya.



"Pada dasarnya sekam dibakar menggunakan bara api kayu kemudian dengan alat ini akan dikonversi menjadi gas, serta pupuk cair dan pupuk padat. Gas bisa digunakan untuk kebutuhan pokok, kemudian pupuk cair dan pupuk padat berguna untuk media tanam bagi petani, "katanya.



Dikatakan Agus, penelitian Gasifikasi itu dilakukan selama 7 tahun. Di Indonesia, ini yang pertama kali diluncurkan yakni di Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara.



Dia berharap, ada nilai tambah pendapatan bagi petani secara ekonomi. Kemudian untuk mendorong petani bisa lebih mandiri, yang berkaitan dengan pengadaan pupuk untuk ketahanan pangan. 



"Intinya, kita ingin menjadikan sistem simbiosis mutualisme di sektor pertanian seperti tanaman padi. Artinya, hasil panen nya menjadi beras dan limbah nya bisa dijadikan gas dan pupuk yang akan kembali digunakan untuk media tanam, "ucapnya.


Setelah launching, sambungnya, pihaknya akan melakukan legitimasi Gasifikasi tersebut. Kemudian akan mengaplikasikan alat itu di Sumatera Utara melalui Babinsa dan Bumdes di desa-desa.


"Targetnya tahun ini alat Gasifikasi ini bisa teraplikasi di desa desa yang ada di Sumut, "pungkasnya.

Diakhir kegiatan tersebut, pihak panitia melakukan demonstrasi pengolahan limbah sekam padi yang menghasilkan gas, kemudian pupuk cair serta pupuk padat.

 (PS/SAUFI)




Komentar Anda

Terkini: