Pemprovsu Jadikan Penurunan Stunting Kebijakan Strategis

/ Jumat, 05 Agustus 2022 / 00.09.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-JAKARTA-Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan percepatan penurunan stunting masuk dalam Kebijakan Strategis Daerah Pemprov Sumut. Karenanya sifatnya strategis, maka Pemprov Sumut mendukung pembiayannya dari APBD. Selain itu, telah juga dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Sumut. 

Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi di hadapan Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, saat rapat Percepatan Penurunan Stunting di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (04/08/2022).

Gubernur Edy mengatakan strategi lainnya dalam percepatan penurunan stunting di Sumut adalah penetapan Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. 

"Kami juga memiliki inovasi dalam penyediaan makanan tambahan bagi Balita kurus dengan bahan baku daun kelor, bekerja sama dengan UMKM dan bersumber APBD tahun 2022," kata Edy usai rapat.

Diketahui saat ini jumlah Balita stunting di Sumut tercatat 347.437. Menurut Edy, ada beberapa tantangan penurunan stunting di Sumut, di antaranya pandemi Covid-19, perubahan perilaku yang membutuhkan waktu, dan lainnya.

Untuk itu, Edy Rahmayadi, yang juga mantan Pangkostrad itu, sangat mengharapkan komitmen kuat dari seluruh pihak mulai dari bupati, walikota, Forkopimda serta tokoh masyarakat.

"Kami juga mengharapkan dukungan APBN, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penyediaan alat surveilans gizi, sanitarian kit, serta makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis dan balita kurus," ujar Edy.

Sebelumnya, Wapres Ma'ruf Amin selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) dalam rapat memastikan komitmen percepatan penurunan 60% jumlah Balita stunting di Indonesia, yang tersebar di 12 provinsi prioritas.

Wapres ingin memastikan program dan kegiatan intervensi percepatan penurunan stunting dapat dilakukan secara konvergen, holistik, terintegrasi, serta berkualitas sehingga target prevalensi 14% pada tahun 2024 tercapai.

Adapun arahan Wapres kepada kepala daerah yang hadir, pertama meminta agar praktik dan inovasi yang sudah baik terus dilanjutkan dan diperluas cakupannya di daerah. Karena itu, para Gubernur harus fokus pada intervensi spesifik dan sensitif yang masih rendah cakupannya.


Wapres juga mengimbau agar sistem perencanaan serta penganggaran disusun berdasarkan bukti dan data, sehingga benar-benar dapat menyasar permasalahan yang dihadapi.

Kemudian agar terus dilakukan penajaman dan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran dari mulai tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi hingga kementerian/lembaga. Sinkronikasi tersebut pun harus dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas.

Wapres menganggap konvergensi merupakan hal yang penting. Untuk itu Ia meminta dilakukannya perbaikan pelaksanaan pendampingan masyarakat di lapangan melalui penguatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh desa/kelurahan untuk bersinergi dengan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Kader Posyandu.

Kemudian agar kerjasama dan kemitraan dengan lembaga non-pemerintah terus ditingkatkan, baik dari perguruan tinggi dan lembaga riset, kalangan swasta dan filantrofi, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat maupun lembaga mitra pembangunan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di daerahnya masing-masing. (PS/HERMANTO)

Komentar Anda

Terkini: