Pj.Bupati Kampar Sambut Dengan Adat Kepala Badan Riset Perikanan RI, Dan Kepala Perwakilan FAO Indonesia - Timur Leste

/ Kamis, 04 Agustus 2022 / 21.16.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM.BANGKINANG KOTA- Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang tidak memiliki wilayah laut, namun potensi perikanan darat yang tinggi. berdasarkan statistik secara spesifik, produksi perikanan Provinsi Riau sekitar lebih kurang 75 persen di topang oleh Kabupaten Kampar, atas potensi ini kampar mendapat kunjungan dari Dirjen Perikanan RI dan badan PBB Food And Agriculture. 

Kunjungan ini juga melihat potensi kearifan lokal perikanan dengan Lubuk larangan, ini merupakan potensi yang sangat banyak di Kampar dengan di jaga oleh masyarakat bersama dengan Ninik mamak. Ini harus kita lestarikan dan kembangkan. 

Demikian yang di sampaikan Pj.Bupati Kampar yang di dampingi Sekretaris Daerah Kampar Drs.H.Yusri M.Si saat melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Ri, Dan Kepala Perwakilan FAO Untuk Indonesia dan Timor Leste di Balai Adat Bangkinang, Kamis 4/8/2022. 

Pj.Bupati Kampar Dr.H.Kamsol MM juga mengatakan di wilayah Kabupaten Kampar terdapat hampir 60 jenis ikan perairan darat beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti baung, masher, kalabau, tapah dan geso, selain itu " Kabupaten Kampar juga memiliki ikan asli, yaitu ikan belida yang saat ini statusnya berada pada perlindungan penuh " kata kamsol 

Beliau juga menambahkan saat ini, melalui project "Pengarusutamaan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pemanfaatan Berkelanjutan ke Dalam Praktik Perikanan Darat di Ekosistem Air Tawar Bernilai Konservasi Tinggi (Fish Project) FAO-UN" akan sangat membantu dalam pengelolaan perairan darat di Kabupaten Kampar dan kami berharap 

"Kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, FAO United Nations dan Pemerintah Kabupaten Kampar dapat memberikan dampak yang nyata bagi Masyarakat Kabupaten Kampar" tambah Kamsol 

Selanjutnya, Datuk bandaro mudo, Drs.H.Yusri, M.Si, memaparkan ada 40 datuk yang memelihara ikan larangan adat di kampar, dan sesantiasa menjaga ikan larangan adat, mari kita tinggalkan yang terbaik untuk kampar, jaga kearifan lokal, 

Yusri juga mengatakan produksi ini didukung oleh beberapa sungai, waduk dan danau yang tersebar di hampir semua wilayah di Kabupaten Kampar dan terdapat hampir 60 jenis ikan perairan darat, beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti baung, masher, kalabau, tapah dan geso, namun populasi ikan-ikan tersebut telah mengalami penurunan populasi, selain itu, kampar juga memiliki ikan asli, ikan belida yang saat ini statusnya berada pada perlindungan penuh karena polulasinya sudah mulai menurun. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timur Leste Mr.Rayandra mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kampar yang telah menyambut beliau dengan baik dan meriah 

"saya pribadi sangat berterima kasih Kepada Pemerintah Daerah Kampar beserta jajarannya karna telah menyambut kami dengan baik dan ramah" ucap Rayandra 

Mr.Rayandra menyampaikan belida adalah sumber daya ikan yang langka, mengkonserfasi sumber daya perikanan darat dan kampar adalah salah satunya, untuk melakukan konserfasi rerhadap lubuk larangan untuk generasi kedepan, ini tugas kita bersama memelihara perikanan darat, kearifan lokal yang ditunjukkan disini perlu diperkenalkan, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah G20 November mendatang. 

Hadir dalam penyambutan adat Pelestarian Lubuk Ikan Larangan Adat di Kabupaten Kampar diantaranya Kepala badan riset dan sumber daya manusia kementerian kelautan dan perikanan RI,  Dr.I Nyoman Radiarta, S.Pi, M.Sc, kepala perwakilan FAO untuk Indonesia dan  Timor Leste, Rajendra Aryal, Kapolres Kampar, AKBP. Didik Prio Sambodo, S IK, Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs.Yusri, M,Si selaku Pucuk Adat Ninik Mamak yang bergelar Datuk Bandaro Mudo. (PS/NURMAN)

Komentar Anda

Terkini: