Remaja Penyandang Disabilitas di Madina Butuh Bantuan Kursi Roda

/ Kamis, 18 Agustus 2022 / 12.24.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-MADINA, Akses pelayanan terhadap penyandang disabilitas masih belum maksimal, seperti yang dialami seorang anak penyandang disabilitas asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina).  

Said (17) warga desa Simangambat Tambangan, Kecamatan Tambangan juga berstatus yatim, ayahnya meninggal saat ia berumur lima tahun. 

Ibu Said, Upik Aslina mengatakan, sejak kursi roda anaknya rusak, dirinya sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan ke pemerintah setempat.

"Tahun lalu sudah pernah saya ajukan ke pemerintah desa, kata aparat desa sudah diajukan ke dinas sosial, "katanya kepada awak media Rabu, 17/8/2022.

Bahkan sekitar 3 yang lalu dirinya juga mengusulkan bantuan kursi roda untuk anaknya yang akrab dipanggil Togop. 

"Namun tanpa mengetahui secara jelas apa penyebabnya hingga kini belum terealisasi, bantuan kursi roda sekitar delapan tahun yang lalu itu tinggal rangkai dan sudah tidak bisa dipakai lagi, "paparnya saat dikonfirmasi. 

Dijelaskan, dirinya hanya seorang buruh pendodos karet dan buruh tani lepas hanya itu yang bisa ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan makan kedua anaknya.

"Saya sangat berharap ada bantuan kursi roda bagi anak saya, harap ibunda Said saat ditemui dikediamannya. 

Dicerikannya, jika anak bungsunya tersebut ingin buang hajat, dirinya kerap menggendong anaknya menuju Mck yang ada di areal mesjid sebab dirumahnya tidak ada pasilitas kamar mandi.

"Dari rumah ke Mck berjarak sekitar seratus meter, setiap hari ia mau buang hajat wajib di gendong kesana, karena dirumah ini tidak ada kamar mandi, "ujar perempuan kelahiran 1982 ini. 

Upik Aslina mengaku, tulang punggung keluarga, secara ekonomi dirinya terbilang warga kurang mampu, dirinya salah satu penerima KPM PKH dari pemerintah. 

"Uang tunai bertahun sudah berlalu tidak cair, sementara bantuan pangan non tunai (BPNT) ini sudah jalan 8 bulan tidak dapat lagi, entah apa masalahnya, "imbuhnya.

Sementara Said menyampaikan, rumah panggung bekurukan 3x6 tempat tinggal mereka tersebut rumah warisan alm neneknya, fisik bangunan tampak miring karena termakan usia. 

"disinilah kami tinggal, saya sering terguling akibat terpuruk masuk lobang, karena memang kondisi lantai rumah panggung kami sudah pada lapuk Om, ucap anak yang akrab dipanggil Togop ini sembari memeraktekkan dirinya terpuruk ke lobang lantai rumahnya. 

Plt kepala desa Simangambat Tambangan Muslih S. Sos, mengaku sudah mengajukan bantuan kursi roda tahun yang lalu ke dinsos madina. 

"sudah kami ajukan pada tahun 2021 yang lalu, mungkin karena pengajuannya itu agak telat, Said jadinya tidak kebagian di tahun itu, kita berharap  ditahun ini, semoga Said bisa mendapatkan apa yang dibutuhkannya, "ujar Muslih. 

Imformasi yang dihimpun, Said penyandang disabilitas anak bungsu dari dua bersaudara, buah perkawinan Upik Aslina dengan suaminya yang pertama yang sudah lama meninggal, perkawinan kedua punya anak satu dan ditinggal cerai.

Keluarga ini tinggal dirumah yang tidak layak huni di Desa Simangambat Tambangan, kecamatan Tambangan, kabupaten Mandailing Natal, 

Upik Aslina, seorang ibu yang sekaligus menjadi ayah bagi kedua anaknya hanya seorang  buruh tani seraputan yang berpenghasilan 200 ribu perminggunya.(PS/Fahrizal)

Komentar Anda

Terkini: