100 Hari Kinerja Pj Walikota Lhokseumawe Terlihat Otoriter dan Arogan

/ Minggu, 23 Oktober 2022 / 21.20.00 WIB

FAISAL | Ketua Komisi A DPRK Lhokseumawe

POSKOTASUMATERA.COM|LHOKSEUMAWE - Ketua Komisi A DPRK Lhokseumawe menilai 100 hari kinerja kepemimpinan Pj Walikota Lhokseumawe, Dr. Drs. Imran, M.Si, MA.Cd, yang terlihat oleh publik hanya otoriter dan arogansi di lapangan ketika melakukan sejumlah gerakan, bahkan sampai terganggunya kearifan lokal.

Padahal selama ini kearifan lokal sangat terjaga dan kondusif di Kota Lhokseumawe. Artinya setiap kebijakan pemerintah selalu mengutamakan dan mempertimbangkan kearifan lokal serta kepentingan masyarakat lemah, bukan malah meganggu ekonomi dan ketegangan masyarakat.

Demikian diutarakan oleh Ketua Komisi A DPRK Lhokseumawe, Faisal kepada rekan rekan media, Jumat 21 Oktober 2022 di ruang kerjanya kemarin.

Menurut Faisal, 100 hari masa kepemimpinan Pj Walikota  Lhokseumawe masih jauh dari harapan, karena sikap beliau dalam memimpin masih terkesan otoriter, arogan, tidak punya etika dan perikemanusiaan.

Padahal kalau kita lihat background beliau orang punya integritas tinggi, intelektual tinggi, tapi attitude dan cara berinteraksi dengan elemen masyarakat masih rendah dan belum sesuai dengan karakteristik budaya kita selaku orang Aceh yang terkenal santun dan ramah tamah.

Seperti kata petuah endatu kita, sambung Faisal, " ulue beu mate ranteng bek patah" artinya setiap kebijakan/gerakan yang dilakukan oleh Pj Walikota harus jalan dengan kondusif, tanpa mematikan ekonomi masyarakat lemah.

Tapi yang terjadi selama ini, kebalikan. Yaitu penertiban berjalan dengan sangat arogansi dan mematikan pundi pundi ekonomi masyarakat kecil, ini yang terlihat selama 100 hari kinerjanya, sebut Faisal.

Hentikan gaya kepemimpinan orde baru, kini saatnya melayani masyarakat dengan santun, beradab dan ramah tamah pada setiap rencana gerakan penertiban, stop arogansi dan kedepankan etika demi kemaslahatan ekonomi masyarakat.

Kami akan selalu bersuara bila setiap gerakan yang dilakukan oleh Pj Walikota meganggu perekonomian masyarakat lemah, apalagi sampai merusak kearifan lokal yang semestinya kita jaga bersama sama sebagai khasanah, adat, budaya Kota petro dollar, tegas Faisal

Disamping itu, kami juga pernah mendengar dalam apel gabungan dengan ASN se Pemko Lhokseumawe, beliau pernah menyinggung ketika pemerintahan era Suaidi Yahya " kalian sudah 15 tahun tidur, kini saatnya bangun".  Seharusnya beliau yang sudah berpendidikan tinggi dan sudah lama di daerah Ibukota bisa mengontrol setiap perkataan yang beliau keluarkan supaya tidak ada yang merasa tersinggung.

Tidak hanya itu,  Pj Walikota juga pernah menyebutkan bahwa banyak bangunan terbengkalai di Lhokseumawe sebagai bangunan jin.

Statemenya tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin, oleh karenanya saya rasa Pj Walikota Dr. Imran harus segera mengevaluasi diri sendiri dulu sebelum bertindak.

Dan juga setiap gerakan membangun Kota Lhokseumawe harus menyesuaikan dengan kearifan lokal, jangan semua disamakan dengan kondisi Ibukota Jakarta. " seharusnya dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung", tutur Faisal politisi muda dari partai Aceh. 

Sementara itu, Penjabat Walikota Lhokseumawe , Dr Drs Imran MSi, MA.Cd menegaskan pihaknya dalam rangka melakukan penertiban di kota ini tidak pernah melarang  masyarakat untuk mencari rezki atau berjualan baik bagi pedagang kaki lima maupun pedagang lainnnya.

Pemko Lhokseumawe hanya melakukan penertiban saja, supaya bisa tertata dengan baik dan rapi demi kepentingan masyarakat umum lainnya, jangan ditafsir keliru. Karena penertiban bukan berarti melarang masyarakat mencari rizki, itu tidak benar, tegas Dr. Imran. (
PS/Rizki)
Komentar Anda

Terkini: