![]() |
Penertiban para pedagang di Lhokseumawe. FOTO | ANTARA |
POSKOTASUMATERA.COM | LHOKSEUMAWE -- Sejumlah pedagang di kota Lhokseumawe mengeluh akibat pengusuran di waduk dan beberapa tempat pedagang lainnya di Lhokseumawe, akibat kebijakan Pj Walikota Imran yang tidak Pro terhadap nasib PKL.
Para pedagang di Lhokseumawe meminta agar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia untuk segera mencopot status PJ Walikota Lhokseumawe Imran dari jabatannya dengan menunjuk salah satu calon yang diajukan oleh DPRK Lhokseumawe atau yang diajukan oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki beberapa waktu lalu.
Sebut saja BS yang engan di sebut namanya ini salah satu PKL mengaku kebijakan Pemerintah Lhokseumawe tidak adil dan menyengsarakan sebagian pedagang. pasalnya, ada pedagang yang kebal terhadap instruksi pemerintah, seperti pembongkaran kanopi, sehingga menolak untuk direlokasi dan tetap dibiarkan berjualan di emperan toko dan bahu jalan pada kawasan perkotaan pasar padahal dirinya bersama rekan-rekan PKL lainnya. sudah direlokasi ke pasar alternatif.
BS menambahkan, di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi, wacana ini memberatkan dan tidak adil bagi para pedagang kaki lima, ungkapnya kepada Poskota selasa 11 Juli 2023 di Lhokseumawe.
Pj Walikota Lhokseumawe dinilai tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena lebih membangun pencitraan dari pada pelayanan bagi masyarakat. Demi program penataan kawasan, Namun rencana relokasi ini tidak disetujui oleh PKL sendiri.
Mereka meminta agar kebijakan tersebut ditunda selama satu hingga tiga tahun untuk memberikan kesempatan pada pedagang memulihkan kondisi perekonomian mereka.
“Pandemi membuat kami terpuruk karena ada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat sehingga wisatawan pun sepi, meminta Dirjen Otonomi Daerah dan Kemendagri untuk segera mengevaluasi Imran sebagai Penjabat (Pj) Walikota kota Lhokseumawe, dengan menunjuk figur yang lebih humanis dengan para pedagang," sebut BS.
BS menegaskan, pendapatan mereka sangat menurun dan bahkan dagangan mereka sangat sepi pembeli sewaktu direlokasi ke pasar buah karena jangkauannya cukup jauh dan kehilangan pelanggan. Sementara mereka harus merogoh kocek yang lebih besar untuk kebutuhan keluarganya. padahal dagangannya sepi pembeli. Selain itu lanjut dia bahwa, masih ada tuntutan lainnya.
Namun apa mau dikata pendapatan mereka sangat menurun sementara pendapatan pedagang lainnya yang menolak direlokasi terus meningkat karena lokasinya di pusat kota. ujarnya saat diwawancairai di lapangan, di sela-sela melayani pembeli.
Ia berharap instruksi untuk direlokasi ke pasar altenatif tepat sasaran harus dipatuhi oleh seluruh PKL jangan tebang pilih dong. karena sangat berdampak bagi pendapatan para pedagan juga menimbulkan kecemburuan sosial.
Namun ada sebagian yang menolak direlokasi karena pertimbangan jarak yang jauh dan pendapatan yang berkurang sehingga mereka memilih bertahan di depan emperan waduk yang tidak memakan badan jalan
apabila sejak awal ada diskusi dan hasilnya dijelaskan kepada publik, ia meyakini masalah ini akan cepat selesai.
"Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus mendengarkan masukan dan usulan dari berbagai pihak, Tidak mampu mengelola Pasar Terpadu menjadi penyebabnya. tidak mampu menstabilkan pasar itu. Bahkan beliau tidak mampu juga menjalankan regulasi yang dibuatnya sendiri perlu menjadi pertimbangan solutif dan komprehensif ," tegasnya.
hal inipun menyisakan keluhan para pedagang. Mereka mengaku rugi dan berniat meminta untuk meminta ganti rugi sekadarnya.
Informasi ini belum dapat dicek kebenarannya. Namun isu politik dapat menjadi lebih panas. Nampaknya, apapun langkah pemerintah akan mudah dijadikan bahan politik. Lawan politik di luar pemerintahan, lebih gampang mengolah bahan politik, agar menguntungkan dirinya.
" bagi kami kepemimpinan Pj Walikota Imran belum berpihak kepada kesejahteraan nasib PKL di Lhokseumawe, malah kebijakan nya telah mematikan ekonomi keluarga, untuk itu kita tegaskan agar Mendagri tidak memperpanjang lagi Jabatan Pj Walikota Imran," seru BS. (PS/IQBAL)