Banjir Bandang Mengguncang Tapanuli Selatan: Seruan untuk Perubahan dan Tindakan Nyata

/ Kamis, 19 Desember 2024 / 12.25.00 WIB

POSKOTASUMATERA.COM-TAPANULI SELATAN-Rabu sore yang biasanya tenang di Tapanuli Selatan berubah mencekam ketika banjir bandang menghantam Desa Kota Tua, Simaninggir, dan Harean di Kecamatan Tantom Angkola. Hujan deras yang mengguyur sejak pagi menjadi awal dari bencana ini, memaksa ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material yang ditimbulkan membuat luka yang mendalam bagi warga terdampak.


Kisah di Balik Banjir Bandang

Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai di ketiga desa meluap, membawa serta material lumpur, kayu, dan puing-puing yang menghancurkan rumah, fasilitas umum, serta lahan pertanian. "Air mulai surut pada malam hari, tetapi pekerjaan kami belum selesai. Evakuasi dan pendataan terus berjalan," ujar  Puput Mashuri, Plt Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, yang memimpin langsung penanganan di lapangan.


Sementara itu, di posko pengungsian yang tersebar di tiga lokasi, ratusan warga menanti uluran tangan, dengan harapan akan adanya solusi cepat dari pemerintah dan relawan. Bantuan makanan, pakaian, dan kebutuhan pokok mulai berdatangan, tetapi perasaan khawatir akan masa depan masih menyelimuti.


Kritik dan Sorotan

Di balik duka dan keprihatinan, bencana ini menyuarakan peringatan yang lebih besar. Torkis P. Hasibuan, Bupati LIRA Tapanuli Selatan didampingi  Bermawi Putra Siregar SH Kadis Informasi dan Komunikasi , dengan tegas menyatakan bahwa banjir ini bukan sekadar ulah alam. "Bekas tebangan kayu yang terbawa arus menjadi bukti bahwa perambahan hutan adalah akar masalahnya. Kita harus berani mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan," katanya.


Pernyataannya menggema di tengah masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Meskipun bantuan darurat menjadi prioritas saat ini, langkah pencegahan jangka panjang juga menjadi tuntutan banyak pihak.


Harapan Baru di Tengah Bencana

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan berjanji akan mengevaluasi kebijakan pengelolaan lingkungan dan mempercepat reboisasi serta pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). "Kami tidak hanya akan merespons, tetapi juga mencegah. Ini menjadi pelajaran besar bagi kita semua," tegas Puput Mashuri.


Banjir bandang ini adalah pengingat pahit bahwa alam akan selalu merespons kelalaian manusia. Tapanuli Selatan kini tidak hanya membutuhkan uluran tangan untuk membangun kembali, tetapi juga komitmen bersama untuk menjaga bumi agar tetap lestari. 

Masyarakat dan pemerintah harus berdiri bahu-membahu demi menciptakan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.Bencana ini bukan akhir, tetapi awal dari perubahan besar yang harus dimulai sekarang.(PS/BERMAWI)


Komentar Anda

Terkini: