Pelaku TPPO Melalui Perairan Sungai Asahan Berjalan Lancar, Diduga Petugas BAKAMLA Tanjung Balai Tutup Mata

/ Jumat, 20 Desember 2024 / 20.45.00 WIB

 


POSKOTASUMATERA.COM-TANJUNG BALAI-Praktik pemberangkatan orang dari Indonesia ke Malaysia secara non prosedural terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI), terlihat semakin merajalela melalui pelabuhan tikus di Kota Tanjungbalai ataupun diseputaran wilayah Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan serta kawasan lainnya.Hal ini terlihat jelas setiap malamnya banyak orang-orang yang diberangkatkan melalui perairan Sungai Asahan menuju Malaysia tanpa hambatan dari Petugas Badan Keamanan Laut(BAKAMLA) Tanjung Balai.

Saat ditemui awak media dikediamannya, Ketua Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia(LAMI) Kita Tanjung Balai prihal tanggapannya terkait masalah TPPO yang marak dan bebas melalui perairan Sungai Asahan di Tanjung Balai tanpa hambatan dari petugas Bakamla,"Praktik ini jelas melanggar aturan hukum.Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang pelakunya diduga memanfaatkan "TIDAK KASAT MATA" dari kalangan petugas Badan Keamanan Laut(Bakamla) maka, dengan terang-terangan melakukan pekerjaan yang melanggar hukum ini hingga berjalan lancar", kata Maulana Juang Harahap SH.(Kamis,19-12-2024).

Menurutnya, berbagai hasil dari aspirasi masyarakat yang berkembang bahwa ada pihak yang berinisial Mb warga Bagan Asahan, Tt warga Kelurahan Beting Kuala Kapias Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, Hr Patembo warga Kecamatan Sei Kepayang Barat Kabupaten Asahan maupun pihak lainnya di tengarai ada menjalin "kerjasama" dengan institusi keamanan laut sehingga praktik TPPO ini dapat berjalan lancar tanpa mendapatkan suatu hambatan yang berarti setiap malamnya.

Berdasarkan ungkapan dari salah seorang yang diduga sebagai pelaku TPPO tadi mengatakan bahwa ongkos yang dikutip dari setiap orang PMI yang akan diberangkatkan ke Malaysia adalah sebesar Rp 3,5 juta dan Rp 900.000 diantaranya diduga sebagai "PELICIN" aktivitas TPPO ini sehingga praktik melanggar aturan tersebut dapat berjalan mulus dari tangkahan tikus yang di Tanjungbalai dan Asahan menuju perbatasan laut Indonesia - Malaysia.

Sesuai aspirasi juga diperoleh ungkapan sesampainya para warga yang diberangkatkan secara non prosedural ini di laut perbatasan, maka selanjutnya dilakukan tukar menukar penumpang dari Malaysia yang akan kembali ke Indonesia dan disini terjadi kesepakatan ongkos sebesar Rp.2.000.000,-setiap orang baik yang akan ke Malaysia maupun kembali ke Indonesia.

Bagi calon PMI yang diberangkatkan ke Malaysia ini diturunkan di kawasan Khyn Chan yang merupakan salah satu wilayah bagi nelayan pukat harimau, sedangkan terhadap calon PMI yang diberangkatkan secara non prosedural dari Tanjungbalai dan Asahan ini awalnya menggunakan sampan kecil dan selanjutnya dipindahkan ke perahu (bot) yang lebih besar yang dinilai mampu mengarungi lautan luas hingga sampai di laut perbatasan.

"Kalau boleh kita berfikir secara logika dengan kondisi yang ada maka seandainya pihak keamanan laut bersinergi dengan menjejerkan armada di sekitar perairan Kuala Bagan Asahan oleh masing-masing institusi, maka sudah dapat dipastikan "SEMUT TAK AKAN BISA LOLOS" terutama terhadap pihak untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum di Indonesia", pungkasnya.(PS/SR).
Komentar Anda

Terkini: