Humbahas Menuju Pusat Inovasi Dunia: Bupati Oloan Nababan Dorong Parfum Kemenyan Go Global

/ Rabu, 15 Oktober 2025 / 11.13.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM-HUMBANG HASUNDUTAN,- Kabupaten Humbang Hasundutan, yang terletak di kawasan Danau Toba, kini menapaki babak baru dalam perekonomian berbasis riset dan inovasi. Di bawah kepemimpinan Bupati Dr. Oloan Paniaran Nababan, SH., MH., daerah ini mulai dikenal bukan hanya sebagai penghasil kemenyan terbaik di dunia, tetapi juga sebagai pelopor pengolahan parfum alami berbahan dasar kemenyan yang berpotensi menembus pasar internasional.

Selasa (14/10/2025), Bupati meninjau langsung proses pembuatan “Lamitana Atsiri Parfum” di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Humbang Hasundutan. Produk tersebut dikembangkan oleh UMKM Lamitana Atsiri Medicamento, hasil binaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang memanfaatkan teknologi ekstraksi modern untuk menghasilkan parfum berbasis minyak kemenyan berkualitas tinggi.

Dalam kunjungan itu, Bupati Oloan Nababan menyampaikan arah besar pembangunan Humbahas ke depan: dari daerah agraris menuju pusat inovasi berbasis kearifan lokal. “Kopi dan kemenyan adalah dua warisan besar dari tanah Humbang Hasundutan. 

Sekarang saatnya kita tidak hanya menanam dan menjual, tetapi mengolah dan mengekspor produk bernilai tambah. Kita ingin nama Humbang Hasundutan sejajar dengan daerah-daerah inovatif dunia,” tegas Bupati.

Ia menambahkan, hilirisasi dan transformasi industri berbasis riset menjadi kunci untuk mendorong daya saing ekonomi daerah di tingkat global. Pemerintah daerah akan terus menggandeng BRIN, pelaku UMKM, dan mitra luar negeri agar produk unggulan Humbahas dapat bersaing di pasar dunia.

Bupati bersama rombongan meninjau penggunaan mesin Extractor Garnier dan Rotavapor, yang menjadi bagian penting dalam proses penyulingan minyak kemenyan menjadi bahan parfum alami beraroma khas dan eksotis.

Kadis Koperasi, Tenaga Kerja, dan UKM (Kopenaker) Nurliza Pasaribu menjelaskan bahwa teknologi ini memungkinkan proses ekstraksi yang efisien dan menghasilkan kualitas minyak setara standar European Essential Oil Market.

“Dari getah kemenyan yang sebelumnya dijual sekitar Rp300 ribu per kilogram, nilai tambahnya bisa meningkat berlipat setelah diolah menjadi minyak atsiri, apalagi ketika dikembangkan menjadi parfum premium,” ujar Nurliza.

Operator UMKM Marlundu Lumbangaol menambahkan bahwa parfum Lamitana Atsiri menggabungkan minyak kemenyan Humbahas dengan berbagai minyak atsiri tropis Indonesia, menciptakan aroma berkelas internasional yang tahan lama, lembut, dan natural.

Usai meninjau PLUT, Bupati didampingi Plt. Kalak BPBD Sabar Purba, Plt. Kadis Kominfo Irma Simanungkalit, dan Kadis Kopenaker Nurliza Pasaribu mengunjungi pengusaha pengepul kemenyan lokal Idris Sihite untuk memastikan rantai pasok tetap kuat dan transparan. Dari hasil kunjungan tersebut, Bupati menegaskan bahwa ekspor bahan mentah tidak lagi menjadi pilihan utama.

“Kita akan dorong Humbang Hasundutan menjadi pusat pengolahan kemenyan dunia. Bukan sekadar pengekspor bahan mentah, tetapi produsen minyak dan parfum kemenyan dengan standar ekspor global,” tegasnya.

Langkah ini sejalan dengan visi nasional Indonesia untuk memperkuat hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, sekaligus membuka peluang investasi global di sektor minyak atsiri dan industri kosmetik alami.

Dengan kualitas kemenyan yang tumbuh di sekitar Danau Toba—daerah yang dikenal memiliki ekosistem hutan tropis unik—Humbang Hasundutan berpotensi menjadi pemain utama dalam pasar minyak atsiri global, terutama di segmen parfum alami dan aromaterapi.

Kemenyan Humbahas dikenal memiliki karakteristik resin yang kuat, jernih, dan harum lembut—kualitas yang sangat dicari oleh industri parfum Prancis, Jepang, dan Timur Tengah. Dengan sentuhan teknologi dan dukungan pemerintah, produk Lamitana Atsiri kini diproyeksikan sebagai ikon ekspor unggulan Indonesia.

Bupati Oloan Nababan menegaskan bahwa pengembangan ekonomi daerah tidak hanya soal produksi, tetapi juga branding global dan keberlanjutan lingkungan.

“Kita ingin dunia tahu bahwa dari Humbang Hasundutan lahir inovasi yang memadukan alam, budaya, dan ilmu pengetahuan. Ini bukan hanya parfum—ini adalah identitas baru ekonomi hijau Indonesia,” ujar Bupati penuh keyakinan.

Langkah progresif ini menandai era baru bagi Humbang Hasundutan—dari daerah penghasil komoditas menjadi pusat riset, produksi, dan ekspor parfum alami berbasis kemenyan.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, BRIN, dan pelaku UMKM membuka peluang investasi baru, menciptakan lapangan kerja, serta mengangkat citra Indonesia sebagai produsen minyak atsiri tropis terbaik di dunia.

Dengan visi “Humbahas Inovatif, Mandiri, dan Berdaya Saing Global”, Bupati Oloan Nababan menegaskan tekad untuk menjadikan Humbang Hasundutan sebagai ikon ekonomi hijau dan pusat parfum alami Asia Tenggara.

(Laporan:PS/BernardusNababan) (PoskotaSumatera.com)


Komentar Anda

Terkini: