POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL –Hangatnya sinar matahari pagi di Desa Aek Badak Julu, Kecamatan Sayurmatinggi, Kamis (16/10/2025), seolah menjadi saksi semangat kebersamaan yang tumbuh di tengah masyarakat. Di antara tawa dan senyum para ibu PKK, tampak sosok yang penuh kehangatan—Ketua TP. PKK Kabupaten Tapanuli Selatan, Ny. Murni Gus Irawan Pasaribu—hadir membawa pesan tentang cinta, pengasuhan, dan harapan bagi masa depan generasi muda Tapsel.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda resmi, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan anak-anak desa. Di hadapan masyarakat dan perangkat desa, Ny. Murni menekankan bahwa program Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) bukan hanya urusan ibu-ibu PKK semata, melainkan tanggung jawab bersama untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan anak-anak yang berkarakter kuat. “Pendidikan pertama dan utama bagi anak ada di rumah. Dari sanalah lahir generasi yang cerdas dan berakhlak,” tuturnya penuh kelembutan.
Suasana semakin hidup ketika Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Hubban Hasibuan, S.Sos., M.Kes, memimpin yel-yel penuh semangat: “Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju, Sinergi Tapsel Bangkit!” Suara itu menggema, menulari semangat setiap peserta yang hadir. Di wajah para ibu terlihat kebanggaan bahwa peran mereka dalam keluarga kini mendapat perhatian dan pengakuan dari pemerintah daerah.
Bagi Kepala Desa Aek Badak Julu, Ahmad Kumala Nasution, kunjungan TP. PKK Tapsel menjadi momen berharga yang menambah energi baru bagi warganya. Dengan nada penuh rasa syukur, ia menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan. “Kami akan terus berbenah. Aek Badak Julu siap menjadi desa yang ramah anak dan menjadi teladan dalam pengasuhan yang penuh kasih,” ucapnya sambil menatap warga yang tampak antusias.
Tak hanya berhenti pada seremonial, tim TP. PKK Tapsel juga turun langsung melakukan survey dan evaluasi lapangan terhadap pelaksanaan program PAAR di desa tersebut. Dari ruang rapat hingga halaman sekolah, mereka berdialog dengan guru, orang tua, dan tokoh masyarakat. Setiap masukan dicatat, setiap keluhan didengarkan—sebuah bukti bahwa pembinaan ini bukan sekadar formalitas, melainkan kerja bersama untuk masa depan.
Dalam pandangan Ny. Murni, perubahan besar selalu dimulai dari hal-hal kecil—seperti pelukan orang tua, perhatian seorang ibu, atau komunikasi hangat antara anak dan keluarga. Ia percaya, desa yang kuat adalah desa yang warganya saling menjaga dan mendidik dengan hati. “Anak-anak kita bukan hanya penerus, mereka adalah penentu arah bangsa di masa depan,” ungkapnya penuh keyakinan.
Kegiatan di Desa Aek Badak Julu hari itu berakhir dengan senyum dan pelukan. Anak-anak melambaikan tangan, para ibu PKK tampak menatap penuh semangat, dan udara desa terasa lebih hangat dari biasanya. Di balik kunjungan sederhana itu, tersimpan makna besar—bahwa harapan, kasih sayang, dan kepedulian adalah fondasi utama membangun Tapanuli Selatan yang berdaya, inklusif, dan ramah bagi tumbuh kembang anak.(PS/BERMAWI).

