Pomparan Borsak Mangatasi Nababan Boru Bere Gelar Partangiangan ke 70 di Humbahas

/ Selasa, 14 Oktober 2025 / 10.17.00 WIB


POSKOTASUMATERA.COM – HUMBANG HASUNDUTAN,- Suasana haru dan sukacita menyelimuti Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintongnihuta, Senin (13/10/2025), ketika ribuan keturunan Pomparan Borsak Mangatasi Nababan Boru Bere (PBMNBB) memadati lokasi pesta Partangiangan PBMNBB ke-70 se-Kabupaten Humbang Hasundutan. 

Acara akbar ini bukan sekadar perayaan adat, tetapi juga momentum iman dan persaudaraan yang meneguhkan semangat pelayanan lintas generasi.

Bupati Humbang Hasundutan, Dr. Oloan Paniaran Nababan, SH., MH., yang juga Pembina PBMNBB Kabupaten Humbahas, hadir bersama para tokoh adat, rohaniawan, dan masyarakat luas. Dalam sambutannya, Bupati Oloan Nababan mengenang momen satu tahun silam yang penuh makna di tempat yang sama.

“Tepat di tempat ini, pada 13 Oktober 2024, saya dan saudara-saudara PBMNBB berdoa agar saya dapat maju dalam Pilkada Humbahas. Dengan doa, air mata, dan dukungan seluruh Pomparan, apa yang kita cita-citakan kini terwujud. Saya bisa berdiri di sini sebagai Bupati Humbang Hasundutan,” ujarnya dengan suara bergetar, disambut tepuk tangan dan sorakan haru dari ribuan hadirin.

Dalam suasana yang penuh kekeluargaan itu, Bupati Oloan menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan serta terima kasih kepada seluruh pihak yang selama ini mendukung perjalanan PBMNBB. Ia secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Haha Doli Silaban dan Lumbantoruan, Anggi Doli Hutasoit, Hula-hula Pasaribu, Oppusunggu, dan Manik, serta Raja ni Boru Silitonga, Sinaga, dan Simanullang. 

“Harapan leluhur kita untuk Hamajuon, Hagabeon,  Hasadaon,  Hasangapon, dan Hamoraon kini semakin nyata. Sejarah Partangiangan PBMNBB yang dimulai pada 13 Oktober 1955 harus terus kita lanjutkan bagi generasi penerus. Kita bersatu dalam kasih, bekerja dalam iman, dan melayani dengan tulus,” tambahnya.

Ibadah pembukaan dipimpin oleh Pdt. Kacon Nababan, yang mengutip Kolose 3:14 — “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”
Dalam khotbahnya, ia menekankan bahwa usia 70 tahun PBMNBB adalah tonggak emas untuk semakin memperkuat tali kasih antar keturunan Nababan, Boru, dan Bere. 

“Kita dipanggil untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi menanamkan kasih dan persatuan dalam tindakan nyata. Tema kita, ‘Bersatu dalam Kasih, Bertumbuh dalam Iman’, harus menjadi semangat hidup di keluarga, gereja, dan masyarakat,” ujarnya.

Semangat kebersamaan PBMNBB juga mendapat sorotan dari para pejabat Humbahas yang turut hadir. Mereka menilai bahwa nilai-nilai persaudaraan yang diwariskan leluhur Nababan sangat relevan dengan pembangunan daerah saat ini.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Humbahas, Martahan Panjaitan, S.Pd., M.Pd, mengatakan, tradisi Partangiangan PBMNBB menyimpan nilai luhur yang perlu diteladani generasi muda.“Nilai kasih dan persaudaraan yang diwariskan leluhur Nababan menjadi sumber inspirasi bagi dunia pendidikan. Kami di Dinas Pendidikan berkomitmen menanamkan nilai-nilai ini dalam pembentukan karakter peserta didik agar mereka tumbuh menjadi generasi yang beriman, bersatu, dan berakhlak,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala BKPSDM Humbahas, Benyamin Nababan, MM menilai semangat PBMNBB sejalan dengan visi ASN Humbahas yang melayani dengan ketulusan. “Kita ingin ASN Humbahas bekerja dengan hati dan kasih seperti yang diajarkan dalam Partangiangan. Pelayanan publik yang berintegritas lahir dari semangat kekeluargaan dan doa seperti yang diwariskan dalam tradisi Nababan,” katanya.

Dari sisi pembangunan, Kepala Dinas PUTR Humbahas,  Renward Marpaung, ST,  mengaitkan peringatan ke-70 PBMNBB dengan semangat kolaborasi dalam membangun infrastruktur daerah. “Membangun tidak hanya berarti membuat jalan dan jembatan, tetapi juga membangun kepercayaan dan persatuan antarsesama. Semangat PBMNBB ini menjadi teladan bagi kami dalam merancang pembangunan Humbahas yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujarnya.

Ketua Panitia Jamonang Nababan, yang juga Anggota DPRD Humbahas, dalam laporannya menegaskan bahwa pesta ke-70 ini bukan sekadar nostalgia, melainkan tonggak kebangkitan untuk mempererat tali persaudaraan. “PBMNBB bukan hanya wadah silaturahmi, tetapi juga ruang refleksi agar kita saling menopang dan membangun daerah. Kita ingin generasi Nababan berikutnya menjadi berkat di mana pun mereka berada,” katanya.

Sementara Ketua PBMNBB Humbahas, Marusaha Nababan, membacakan sejarah berdirinya Partangiangan yang pertama kali diadakan pada 13 Oktober 1955 di Siborong-borong oleh para tetua Nababan seperti St. Theophulus NababanMantri Petrus Nababan, dan Salmon Nababan.
Dari generasi ke generasi, semangat persaudaraan itu terus hidup — kini berusia tujuh dekade, menjadi kekuatan sosial yang menginspirasi.

Usai ibadah dan sambutan, suasana berubah menjadi semarak dengan pertunjukan seni budaya. Sanggar Tari Nabasa menampilkan tarian kolosal “Tumbuh dalam Kasih,” menggambarkan perjalanan panjang keturunan Nababan dalam menghidupi nilai-nilai leluhur.

Sorak bahagia makin memuncak ketika sejumlah artis Batak nasional dan daerah seperti Style Voice, Dompak Sinaga, Divamora Sister, Anelta Trio, dan Desy Pasaribu tampil menghibur ribuan peserta. Gelak tawa dan nyanyian bersama menutup acara dengan penuh kehangatan.

Pesta Partangiangan PBMNBB ke-70 menjadi bukti bahwa persaudaraan sejati tidak lekang oleh waktu. Dari sebuah pertemuan sederhana di tahun 1955, kini PBMNBB menjelma menjadi gerakan sosial dan spiritual yang menginspirasi.

Di tengah arus modernisasi dan tantangan zaman, nilai kasih, iman, dan pelayanan yang diwariskan leluhur tetap relevan — menuntun anak-cucu Nababan untuk terus berbuat bagi kebaikan bersama.

Bupati Oloan menutup sambutannya dengan pesan yang menggema di hati semua hadirin: “Saya berdiri di sini bukan karena kekuatan saya sendiri, tetapi karena doa dan kasih dari keluarga besar Nababan. Mari kita terus bergandengan tangan membangun Humbahas yang maju, beriman, dan bersaudara.”

Dengan nyanyian “Sai Anju Ma Au” yang menggema di udara Lintongnihuta, pesta Partangiangan PBMNBB ke-70 pun berakhir dengan senyum dan pelukan hangat — meninggalkan jejak kasih yang akan terus hidup di setiap hati Pomparan Nababan di seluruh dunia. (PS/BN)


Komentar Anda

Terkini: