POSKOTASUMATERA.COM – TAPSEL – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Muara Batangtoru kembali menunjukkan hasil nyata dari pembelajaran berbasis praktik melalui kegiatan panen ketiga yang dilaksanakan pada Jum'at (17/10/2025). Dalam panen kali ini, para siswa bersama guru berhasil memanen 70 ikat hasil pertanian Kacang Panjang dari enam bedengan, sebagai wujud keberhasilan penerapan program Teaching Factory yang berorientasi pada keterampilan dan kemandirian peserta didik.
Kegiatan panen ini tidak hanya sekadar rutinitas akademik, tetapi juga menjadi bentuk nyata implementasi kurikulum vokasional yang menekankan keseimbangan antara teori dan praktik. Menurut Kepala SMKN 1 Muara Batangtoru, Dr. Masitoh Sinaga, hasil panen kali ini mencerminkan kerja keras serta kedisiplinan siswa dalam mengelola lahan pertanian sekolah secara profesional dan berkelanjutan.
“Setiap tetes keringat siswa adalah bagian dari proses belajar yang bermakna. Kami ingin menanamkan karakter kerja keras, tanggung jawab, dan inovasi sejak dini,” ujar Dr. Masitoh Sinaga.
Sementara itu, Guru Pembimbing Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Rini Nasution, S.P., menegaskan pentingnya pembelajaran berbasis praktik langsung di lapangan.
“Kami selalu menekankan kepada siswa bahwa belajar di SMK bukan hanya memahami teori, tetapi bagaimana mereka mampu menerapkannya di lapangan. Melalui kegiatan panen ini, mereka belajar mengelola lahan, merawat tanaman, hingga menghitung nilai ekonomi dari hasilnya,” tutur Rini Nasution, S.P.
Lebih lanjut, Rini menambahkan bahwa hasil panen Kacang Panjang ketiga ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dari segi keterampilan teknis dan manajerial.
“Hasil panen ketiga ini menunjukkan bahwa siswa sudah semakin terampil dan percaya diri dalam setiap proses produksi. Ini bukti bahwa pendidikan vokasional benar-benar mampu mencetak generasi muda yang produktif, kreatif, dan siap menghadapi dunia kerja,” imbuhnya.
Dalam praktiknya, para siswa terlibat aktif mulai dari pengolahan lahan, pemilihan bibit unggul, perawatan tanaman, hingga tahap panen dan pengemasan produk. Proses ini menciptakan ekosistem pembelajaran yang menyerupai dunia kerja sesungguhnya. Dengan sistem tersebut, peserta didik tidak hanya memahami konsep pertanian, tetapi juga memiliki keterampilan teknis, analitis, serta kemampuan manajerial yang relevan dengan kebutuhan industri pertanian modern.
Program pertanian produktif yang dijalankan SMKN 1 Muara Batangtoru menjadi bagian dari komitmen sekolah dalam mendukung visi pemerintah untuk mencetak generasi muda yang mandiri, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global. Melalui penerapan project-based learning, kegiatan pertanian ini diharapkan tidak hanya menghasilkan produk bernilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan lokal.
Menurut Dr. Masitoh Sinaga, capaian panen ketiga kali ini juga menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan panen sebelumnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Setiap panen memberikan kami data evaluasi untuk memperbaiki metode tanam, pemupukan, dan perawatan tanaman. Dengan demikian, proses belajar menjadi lebih ilmiah dan terukur,” jelasnya.
Pendekatan berbasis riset kecil ini sekaligus memperkuat identitas SMKN 1 Muara Batangtoru sebagai lembaga pendidikan terapan yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan.
Antusiasme siswa tampak jelas selama kegiatan panen berlangsung. Mereka tidak hanya bangga melihat hasil kerja keras sendiri, tetapi juga mulai memahami pentingnya aspek kewirausahaan dalam dunia pertanian. Beberapa hasil panen bahkan telah dikemas dan dipasarkan secara lokal sebagai bagian dari pelatihan bisnis sederhana. Inovasi tersebut menjadi bukti bahwa pembelajaran di SMKN 1 Muara Batangtoru tidak berhenti di ruang kelas, tetapi meluas hingga ke ranah ekonomi produktif dan kewirausahaan mandiri.
Melalui keberhasilan panen ketiga ini, SMKN 1 Muara Batangtoru menegaskan posisinya sebagai sekolah vokasi unggulan yang tidak hanya mencetak lulusan berpengetahuan, tetapi juga berjiwa wirausaha, adaptif terhadap perubahan, serta siap menghadapi tantangan dunia kerja modern. Dengan dukungan penuh dari pimpinan sekolah, guru pembimbing, dan semangat kolaboratif seluruh warga sekolah, kegiatan semacam ini diharapkan terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Tapanuli Selatan.(PS/BERMAWI)

