POSKOTASUMATERA.COM – TAPANULI SELATAN — Dalam suasana penuh keakraban dan semangat kebersamaan, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) H. Gus Irawan Pasaribu membuka secara resmi kegiatan Lomba Mancing di Bendungan Batang Angkola, Kecamatan Sayurmatinggi, Minggu (2/11/2025). Kegiatan yang digelar dalam rangka menyambut Hari Jadi Tapsel ke-75 ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga wadah edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem sungai dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Suasana bendungan yang sejuk dan aliran air yang jernih menjadi saksi antusiasme ratusan peserta yang datang dari berbagai kecamatan. Tawa, sorak, dan canda mewarnai jalannya lomba, menciptakan suasana guyub yang merekatkan kembali semangat gotong royong masyarakat pedesaan—sebuah nilai yang menjadi identitas kuat Tapanuli Selatan.
Dalam sambutannya, Bupati Gus Irawan menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna ekologis yang dalam. Ia mengingatkan pentingnya menghidupkan kembali tradisi lubuk larangan, yaitu konsep lokal pengelolaan sungai secara gotong royong demi menjaga keseimbangan ekosistem air. “Dengan adanya lubuk larangan, masyarakat menjadi pelaku utama dalam menjaga sungai dari pencemaran. Ini bukan hanya budaya, tapi juga strategi ekologis dan ekonomi yang berpihak pada keberlanjutan,” ujarnya dengan nada tegas namun bersahaja.
Bupati menambahkan, meski kondisi fiskal daerah tengah menghadapi tekanan akibat pemotongan transfer pusat, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan tetap berkomitmen menempatkan sektor ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian pangan dan gizi masyarakat.
Data yang dipaparkan Bupati menunjukkan bahwa kebutuhan ikan di Tapsel mencapai 15.000 ton per tahun, sementara produksi lokal baru sekitar 7.500 ton. “Artinya, kemandirian pasokan ikan kita baru separuh dari kebutuhan. Karena itu, pengembangan perikanan darat, kolam rakyat, dan penebaran bibit ikan di sungai menjadi langkah strategis yang terus kita dorong,” jelasnya.
Beliau juga menyoroti keterkaitan antara sektor perikanan dan program nasional makan bergizi gratis, yang akan memerlukan pasokan protein hewani dalam jumlah besar. “Kita ingin ikan lokal menjadi bagian dari program gizi nasional, sehingga manfaatnya langsung dirasakan masyarakat Tapsel,” tambahnya.
Kegiatan lomba mancing ini sekaligus menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam. Selain memperebutkan hadiah, panitia juga melakukan penebaran ribuan bibit ikan ke sungai sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan. Antusiasme masyarakat terlihat tinggi; banyak peserta datang bersama keluarga, menjadikan kegiatan ini tak sekadar perlombaan, tetapi juga ruang rekreasi dan edukasi ekologis bagi anak-anak.
Wakil Ketua DPRD Tapsel, Abdul Basith Dalimunthe, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi pembangunan hijau di Tapanuli Selatan. “Kita ingin setiap aliran sungai di Sayurmatinggi menjadi ekosistem yang hidup, produktif, dan berkelanjutan bagi masyarakat,” katanya. Dukungan serupa juga datang dari Camat Sayurmatinggi Enri Cofermi Batubara, M.Pd, dan Lurah Sayurmatinggi Adnan Efendi Jambak, SKM, yang menilai kegiatan ini mencerminkan kolaborasi positif antara pemerintah dan masyarakat.
Melalui momentum Hari Jadi ke-75 ini, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan meneguhkan tekad untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan memperkuat kemandirian pangan masyarakat. Sungai Batang Angkola bukan hanya sumber air, tetapi juga simbol kehidupan yang harus dijaga bersama—agar tetap mengalir jernih, memberi manfaat, dan menjadi warisan lestari bagi generasi mendatang.(PS/BERMAWI)


