STPL Telah Diterima Dari Polres Pakpak Bharat Salah Seorang Warga

/ Sabtu, 28 Oktober 2023 / 08.13.00 WIB

POSKTASUMATERA.COM –PAKPAK BHARAT – Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) dengan nomor  STPL /2/X/2023/SPKT/Polres Pakpak Bharat/Polda Sumut,yang dilaporkan ke ke Polres Pakpak Bharat,dan telah diterima salah satu warga  yaitu Zulkarnaen Berutu sebagai pelapor,seperti terlihat dalam foto,dan didampingi para kawan-kawannya pada hari Kamis (26/10/2023) bertempat diruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pakpak Bharat.

Adapun laporan yang disampaikan ke Polres Pakpak Bharat oleh Zulkarnaen Berutu adanya dugaan tindak pidana terhadap ketertiban umum UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP segaiman dimaksud dalam pasal 156 ,yang terjadi didalam gedung balai Diklat Pemkab Pakpak Bharat Desa Cikaok Kecamatan STTU Julu Kabupaten pakpak Bharat Sumatera Utara

Dimana dengan terlapor atas nama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi,atas nama Pemerintah kabupaten Pakpak Bharat

Adapun uraian kejadiannya atas laporan yang disampaikan salah satu warga tersebut,dimana pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2023 sekitar pukul 20.00 wib Zulkarnaen Berutu adalah mayarakat Pakpak Bharat sebagai pelapor,melihat peristiwa dari Facebook dan Whatsaap group Suku Pakpak terkait acara Sosialisasi pelestarian warisan Budaya Pakpak di Kabupaten pakpak Bharat dilaksanakan oleh Balai pelestarian kebudayaan Wilayah II Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Sumatera Utar bertempat di Bali Diklat Pemkab Pakpak Bharat Desa Cikaok Kecamatan STTU Julu pakpak Bharat.

Dalam acara tersebut ada tarian persembahan (persentabian) adat Pakpak yang dilaksanakan para penari Pakpak,tetapi pada pakaian para penari tersebut yang baju dan pakaian bawahannya menggunakan pakaian Pakpak, akan tetapi di bagian kepalanya menggunakan pakian diluar dari adat pakaian Pakpak,yang diduga mengunakan pakian yang diluar suku Pakpak yang berjenis sortali.

Selanjutnya dalam tarian persembahan tersebut para penari menyajikan permen kepada tamu yang dalam adat Pakpak selalu menggnakan sekapur sirih lengkap yang telah diatur dalam adat budaya Pakpak.Dan pada tari persembahan menggunakan sortali yang dijadikan ikat kepala sebagai pengganti dari tutup kepala penari(saong) sesuai budaya Pakpak.

Hal ini merupakan kurang etis,bahkan kurang pas dalam adat budaya suku Pakpak,sehingga kesannya kurang dipahami dan kurang dimengerti,apa yang mereka lakukan,itulah sekilas pelaporan Zulkarnain Berutu yang disampaikan kepada Polres pakpak Bharat.Dan harapan hal ini dapat secepatnya untuk penuntasan tentang hal ini,ungkapnya,setelah selesai menerima STPL dari Paolres Pakpak Bharat. (PS/K.TUMANGGER).

 

 

Komentar Anda

Terkini: